Semmy tiba di depan tempat tinggal Olivia dan mengucapkan selamat malam pada gadis itu. Dia tidak melakukan apapun selain tersenyum sampai Olivia masuk ke rumahnya yang nyaman dan hangat. Begitu banyak pikiran yang berkecamuk dalam kepalanya dan Semmy telah memutuskan, hal pertama yang harus dilakukannya adalah mengunjungi J4.
Lelaki gendut itu masih terlihat sama meskipun pertemuan mereka secara langsung terjadi sekitar setahun yang lalu. Meski begitu, mereka tetap saling berkomunikasi melalui telepon ataupun e-mail. J4 bisa di sebut sebagai mata Semmy dalam dunia kriminal dan obat-obatan. Pria itu tadinya seorang pengedar narkoba dan mengetahui semua berita mengenai pasar gelap. Semmy sendiri sengaja memilih ponsel sebagai sarana berkomunikasi dan hanya muncul beberapa kali karena dia tidak ingin membuat J4 mengetahui jati dirinya lebih banyak.
"Aku tidak tahu, Sem. Aku sudah mencoba menghubungi kenalanku di Kolombia tapi dia juga tidak mengetahui apapun. El-Chapo adalah orang yang misterius. Aku pikir dia dalang dari semua LAD tapi semua petunjuk tidak ada yang mengarah padanya. Tapi.."
"Tapi apa?" selidik Semmy waspada. Bertransaksi dengan J4 di haruskan untuk memiliki kelihaian.
"Kamu tahu, mungkin kamu bisa mendapatkan beberapa informasi penting kalaup kamu mengunjungi ‘tempat itu’." ujar J4 mengangkat bahu.
Semmy tahu dengan pasti apa yang dimaksud pria tua itu dengan ‘tempat itu’, tentu. Tapi Semmy menggeleng keras. "Mereka akan menendangku keluar jika aku berani muncul disana lagi."
J4 menyeringai dan berkata dengan nada ringan. "Oh, kedengarannya lebih bagus. Karena mereka mengancam akan membunuhku kalau aku mencoba datang kesana lagi meskipun Cuma sehelai kumisku." Secara refleks, J4 menyentuh ujung kumisnya dan mengelusnya beberapa kali.
"Tapi apakah kamu yakin aku akan mendapatkan informasi yang kubutuhkan?"
"Aku tidak tahu," jawab J4 mengangkat bahu. "Tapi aku mendapat kabar bahwa TRIAD akan ada disana selama seminggu. Jadi ini waktu yang tepat untuk mencari tahu."
J4 benar. Semmy harus memastikan siapa orang dibalik peredaran LAD secepat mungkin. "Baiklah, aku akan mencari cara untuk masuk. Dan seeperti biasa, ini tip untukmu." Semmy memberikan lelaki gendut itu sebuah amplop berisi uang yang disambut J4 dengan riang lalu pergi. Dia harus menuju tempat kedua yang akan didatanginya.
Sekitar pukul tiga pagi dini hari, Semmy tiba di area parkiran Kawasan Perumahan Elit Kuningan. Mobilnya berderu pelan sebelum mati secara otomatis dan Semmy menjejakkan kakinya ke atas lantai dingin, menyusuri basement itu dengan perlahan. Semakin dekat menuju kediaman Alistar rumahnya.
Sepuluh menit kemudian Semmy tiba di depan pintu masuk yang dipenuhi ukiran kayu Akasia yang indah. Dia menekan bel beberapa kali sebelum akhirnya Alistar membukakan pintu dengan wajah sembab.
"Tidak bisakah kamu kemari lebih awal? Aku baru saja tidur sepuluh menit yang lalu." Ujarnya sambil menguap lebar-lebar. "Darimana, kenapa baru datang? Apa ada sesuatu yang gawat?" tanya Alistar begitu dia memperhatikan ekspresi wajahnya yang sedikit kaku.
"Tidak ada," sanggah Semmy dan langsung merebahkan dirinya ke atas sofa berlengan di ruang tengah. Matanya terpaku pada benda persegi berwarna hitam di ujung ruangan. Sebuah koper berukuran sedang dan dua buah tas yang tampaknya berisi laptop tersusun di kanan dan kiri koper itu. "Kamu mau kemana, Kak?" tanyanya tanpa memindahkan tatapan dari koper.
"Seperti biasa, perjalanan bisnis ke China."
Semmy mengernyit janggal. Jelas-jelas Alistar berbohong padanya, karena dia tahu pria itu akan tiba di Brazil dua hari lagi. "Bolehkah aku ikut?" tanya Semmy lagi, berusaha menjaga nadanya agar tidak terlalu antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Suspicion
Mystery / Thriller"Cium aku, Mel.." Amel menatapnya bingung. "Apa?" "Cium aku. Sekarang juga." Ujarnya penuh penekanan, mengabaikan keterkejutan Amel yang semakin jelas. "Anggap saja aku sedang mabuk atau apapun. Tapi kumohon cium aku sekarang sebelum aku berubah p...