Bagian 12

4.2K 253 0
                                    

Amelia Malik membuka pintu yang bertuliskan CEO tanpa menggubris Sekretaris yang mengatakan bahwa Alistar sedang tidak ingin diganggu. Alistar boleh saja menolak untuk bertemu siapapun, kecuali Amel.

"Bisakah kamu setidaknya mengetuk pintu?" tanya Alistar tanpa memindahkan pandangan dari kertas-kertas yang sedang dibacanya.

"Ali!" seru Amel kesal. Dia melempar tasnya ke sembarang tempat lalu berdiri tepat di samping Alistar "Dengarkan aku!"

"Aku tetap bisa mendengarmu walaupun kamu berbisik, Amel. Jadi berhentilah berteriak." Ujar Alistar tenang, tidak mempedulikan dengusan Amel.

"Mana bisa aku tidak berteriak kalau sedang terjadi badai di JS!"

"Tarik nafas, Mel. Tenanglah, tidak ada badai apapun." Alistar meletakkan kacamatanya dan mengurutkan pelipis dengan perlahan.

"Kamu pasti belum mendengarnya, Al. Terjadi perpecahan di antara pemegang saham lima belas menit yang lalu dan mereka akan mengadakan rapat pemimpin serta dewan pengurus malam ini!" sergah Amel cepat dan sedikit kesal ketika mendapati Alistar tetap tenang.

"Aku tahu." Jawabnya singkat.
Amel menggeser kursi Alistar hingga persis di hadapannya. Mata pria itu memang tajam dan sekeras besi namun tetap saja ada kehangatan yang terpancar di balik semua itu. "Apakah benar kalau mereka menuntut pergantian dewan direksi?" tanya Amel cemas. Ketika Alistar mengangguk, dia berkata lagi dengan takut. "Ali! Kamu harus berbuat sesuatu! Aku tidak mau kalau terjadi sesuatu padamu. JS hanya bisa berada di atas dengan kamu sebagai pengontrolnya!"

"Mel. Bukankah kamu sudah tahu bahwa aku telah memasukkan saham perusahaan dalam bursa saham? Dan pada rapat penentuan dividen (pembagian keuntungan) beberapa waktu lalu, mereka sudah sepakat untuk segera mengadakan pembaruan direksi. Kamu sendiri hadir pada rapat waktu itu, jadi kenapa kamu masih bingung?"

"Tapi, aku tidak menyangka akan terjadi secepat ini. Maksudku, kamu memiliki saham terbanyak dan bukankah itu berarti kamu bisa tetap mengendalikan perusahaan? Aku tidak mau jika posisimu diganti dengan orang lain!"

"Tidak bisa begitu, Mel. Itu adalah keputusan para pemegang saham. Aku tetap harus menghormati keputusan yang mereka berikan." Alistar menatap Amelia yang gelisah dengan pandangan menenangkan. Binar matanya yang tulus membuat Amelia menghela napas.

"Tidak bisakah kamu melakukan sesuatu? Sekarang ini sudah ada dua fraksi yang terbentuk dan menurut kabar yang beredar, perpecahan itu karena isu tentang pasar gelap yang menyeret JS. Benarkah itu, Al?"

Alistar menarik napas panjang dan untuk sesaat, wajahnya berubah murung. "Itu juga yang aku dengar. Tapi tidak ada waktu untuk menjelaskan pada mereka, Mel. Mereka adalah pemilik saham, mereka pasti tidak ingin kalau perusahaan ini menuju kebangkrutan."

"Tapi, Al, kalau mereka menggantikanmu, perusahaan malah akan semakin berbahaya! Aku tidak mau jika perusahaan ini sampai hancur! Kamu tahu kalau aku membeli saham disini karena Semmy, bukan? Aku tidak ingin semua usahaku sia-sia!" raung Amelia seperti anak kecil. Suaranya meninggi bercampur kepanikan. Dia sudah berbuat begitu banyak untuk Semmy dan dia amat sangat membenci kegagalan.

Kedua tangan Alistar meraih tubuh Amelia dan mendekapnya. Amelia sangat menyukai hal ini, ketika dia bisa merasakan dada bidang Alistar yang hangat, seakan menjaganya dari apapun. "Tenanglah, Amelia. Aku akan melakukan yang terbaik." Bisiknya penuh keyakinan.

Amelia mengangguk dan balas memeluknya. "Al, kamu akan selalu memelukku setiap kali aku takut, bukan? Kenapa kamu tidak menciumku saja?"

"Kamu tahu aku tidak akan melakukannya, Mel." Jawab Alistar tersenyum. "Kamu tahu kalau aku tidak akan bisa berhenti dengan satu ciuman, bukan? Lagipula kamu milik Semmy."

"Benarkah begitu? Atau hanya aku yang menganggapnya begitu?" gumam Amel lirih.

"Jangan biarkan hatimu bimbang." Geram Alistar penuh peringatan.

"Aku tahu." Balas Amelia lalu melepaskan dekapannya. Dia berjalan memutari meja dan menghempaskan tubuh ke sofa berlengan di seberang meja kerja Alistar. "Aku akan melakukan sesuatu agar mereka tetap mempertahankan posisimu." Ucapnya sambil memikirkan sebuah rencana.
Tidak ada yang bisa menghentikan Amelia jika dia sudah bertekad melakukan sesuatu. Termasuk memastikan para pemegang saham akan mendukung Alistar untuk tetap menjabat posisi CEO JS.

Her SuspicionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang