Dua titik berkelap-kelip di layar laptop Olivia dan keduanya masih berada dalam satu tempat yang berdekatan. Itu berarti Semmy dan Amel masih sama-sama berada dalam mobil menuju kediaman PCC yang terletak hampir 25 mil ke selatan. Olivia melirik ke layar sebelahnya dengan cemas. Seluruh aktifitas penjagaan malam hari PCC memang sedikit melonggar, kebanyakan penjaganya malah berjudi dan mabuk-mabukkan. Dia tahu, kesempatan mereka mungkin sedikit lebih tinggi sekarang, jika semuanya berjalan sesuai rencana, maka Semmy akan kembali dalam waktu kurang dari dua jam.
Di salah satu cctv, Alistar terlihat masih bernyawa, meski tubuhnya tidak diobati sama sekali. Pria itu separuh mengigau dan menggumamkan kata-kata seperti ‘maaf’. Olivia tidak tahu apa yang di sesali pria itu, tetapi sepertinya dia benar-benar menyesal hingga mengucapkannya ketika tertidur. Ponsel Olivia berdering dan dia segera mengangkatnya, hanya ada dua nomor di sana, jadi dia sudah bisa menebak siapa yang menghubunginya.
"Kami sudah tiba di titik pertama. Amel akan segera ke titik kedua dalam tiga menit. Apa yang harus kulakukan sekarang?"
Olivia memeriksa kamera pengawas di jalan dan melihat Semmy berdiri di samping sebuah mobil usang. Dia mengetik beberapa baris perintah di laptopnya dan melihat bahwa seratus meter kedepan sama sekali kosong.
"Sem. Berjalanlah kira-kira seratus meter ke depan dan bersembunyi di antara deretan mobil di seberang gerbang."Semmy menjawab perintah Olivia dan tidak mematikan sambungan teleponnya. Dari kamera pengawas PCC, Olivia melihat Amelia baru saja melewati salah seorang penjaga yang bertubuh dua kali lebih besar dari gorilla. Tetapi gadis itu berhasil sampai ke titik kedua yang sepi tanpa dicurigai.
Sekarang waktunya. Olivia membuka kembali program hackingnya dan memulai menjalankan idenya kemarin malam. Dia merekam semua gambar yang di tampilkan di kamera pengawas PCC selama satu menit, lalu menduplikasi rekamannya pada layar pengawas milik PCC. Sehingga para petugas penjaga kamera itu tidak mengetahui bahwa seseorang masuk dan tertangkap kamera cctv karena tampilan yang asli hanya muncul pada laptop Olivia. Dia hanya butuh kira-kira sepuluh menit untuk mengirimkan rekaman palsu itu lalu mengaplikasikannya ke semua layar pengawas.
"Semmy, bisakah kamu melompat melalui pagar di depanmu? Aku sudah mengalihkan kamera pengawasnya." Ujar Olivia cukup yakin.
Pria itu menunggu kira-kira tiga puluh detik dan mengendap-endap mendekati pagar PCC yang tinggi. Dia memijakkan kakinya ke salah satu tong sampah dan melompat. Kedua tangannya menggantung di ujung tembok dan Semmy berusaha mengangkat tubuhnya untuk menaiki pagar. Ada sekitar lima kamera pengawas yang menangkap gambar Semmy yang berusaha naik tersebut, namun Olivia telah memastikan bahwa yang muncul di layar pengawas PCC adalah rekaman palsu miliknya.
"Aku sudah berada di balik pagar." Bisik Semmy nyaris tak terdengar.
"Bagus. Sekarang adalah saat yang sulit. Kamar tahanannya ada di ruang bawah tanah, Sem. Kamu bisa melihat kediaman PCC yang kira-kira dua ratus meter dari tempatmu berdiri, bukan? Berjalanlah seratus lima puluh meter ke depan sambil menunduk. Begitu kamu menemukan semak-semak bunga, bersembunyilah di situ untuk beberapa saat. Akan ada penjaga yang berpatroli sekitar setengah jam sekali dan akan lewat dalam sepuluh menit."Semmy melakukan apa yang di perintahkan Olivia dan segera menyembunyikan dirinya dalam semak-semak itu hingga Olivia memberi instruksi lagi. "Sem, keadaan di dalam aman. Masuklah dari bagian selasar depan dan akan kupastikan ruangan kosong. Usahakan kamu terus berhati-hati."
Bangunan itu memiliki selasar yang luas yang mengelilingi dua pertiga bangunan. Pilar-pilar yang menyangga bangunan itu memungkinkan siapapun melihat ke dalamnya. Itu menguntungkan Semmy karena dia langsung bisa mengetahui jika ada salah seorang penjaga yang melintas di dalam. Tapi bagian terburuknya adalah, tidak ada tempat untuk bersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Suspicion
Mystery / Thriller"Cium aku, Mel.." Amel menatapnya bingung. "Apa?" "Cium aku. Sekarang juga." Ujarnya penuh penekanan, mengabaikan keterkejutan Amel yang semakin jelas. "Anggap saja aku sedang mabuk atau apapun. Tapi kumohon cium aku sekarang sebelum aku berubah p...