Hyunsik tengah duduk di perpustakaan Istana yang tampak sepi.
Hanya deretan buku yang menemaninya.
Para dayang juga pengawal ada didepan pintu perpustakaan.Beberapa kali Hyunsik hembuskan nafasnya penuh beban.
Kejadian semalam jelas membuatnya terus mengingatnya.
Pikirannya terus terkacaukan oleh seorang gadis yang tampak terkejut melihat perkelahian semalam.Cahaya yang remang-remang membuat Hyunsik kesulitan melihat wajah gadis yang bertriak meminta tolong.
Gadis itu berdiri ditengah-tengah para pemberontak juga pasukan kerajaan yang beradu pedang.Hyunsik tak tau apa yang membuatnya terus memikirkan kejadian dimana dia berhasil menggapai gadis yang sudah tak sadarkan diri namun Hyunsik yakin belum meninggal.
"Uh....kak Hyunsik!" pekik Peniel membuat Hyunsik sedikit terjingkat kaget.
"Tumben sekali hyung berada diperpustakaan.Memangnya hyung tidak latihan seperti biasanya?" tanya Peniel duduk dihadapan Hyunsik yang masih juga tak fokus."Uh itu....em't... Tidak.Untuk hari ini hyung akan bersantai" ucap Hyunsik mengingat beberapa saat yang allu saat dia tengah latihan,dia justru tak fokus dan latiannya kacau.
Oleh sebab itu, lebih baik dia tidak latihan."Apa hyung sakit?kenapa tampak pucat?" tanya Peniel meneliti wajah Hyunsik yang memang sedikit pucat.
"Um....hyung....itu...apa semalam hyung ikut berperang?" Peniel tampak hati-hati mengucapkannya.Dia tak ingin kakaknya dihukum karena ikut berperang tanpa ijin dari Raja seperti sebelum-sebelumnya.
"Ya...memangnya kenapa?" Peniel nyengir saat Hyunsik balik bertanya.
"Tidak apa-apa,hanya khawatir hyung terluka" ucap Peniel dan masih nyengir.
"Terimakasih atas kekhawatiranmu,Peniel" ucap Hyunsik.
Peniel mengangguk dan berpamitan setelah mencari buku yang dicarinya.
Hyunsik?
Dia masih berdiam diri tanpa berniat meninggalkan perpustakaan."Yang mulia....." Hyunsik menatap pengawal pribadinya,Chun yang tampak menghampirinya dengan tergesa-gesa.
"Pangeran Sungjae berkelahi dengan Putri Felia,ditaman" Hyunsik berdiri dan berjalan dengan sesegera mungkin menuju taman.Benar saja!
Disana begitu gaduh dengan adu mulut antara Sungjae dan Felia.
Benar-benar ceroboh!"Sungjae...." Hyunsik mengatakannya dengan nada dingin dan juga raut wajah yang datar.
"Hyung...." pekik Sungjae dan hendak menghampiri Hyunsik, tapi rupanya Felia menanggalkan kakinya pada jalan Sungjae.
Alhasil Sungjae jatuh tanpa daya.
Felia tersenyum sinis melihat Sungjae yang menatapnya kesal."Kau tak seharusnya menjadi bagian dari Kerajaan Embun. Lihatlah seberapa lemahnya kau....tidak lebih dari sebuah daun dimusim panas.RAPUH!" Sungjae tampak tak sabar ingin menghajar Felia yang mengucapkan kalimat itu tanpa memperdulikan bagaimana hancurnya perasaannya karena harga dirinya terlukai.
"Hentikan Sungjae!" triak Hyunsik membuat semua menatap Hyunsik yang masih sama,tak berekspresi.
"Putri utama....bukankah seharusnya anda mendapat hukuman atas perbuatan anda pada seorang keluarga kerajaan?Dengarkan saya kalau anda benar-benar manusia. Tidak ada orang yang paling hebat, kecuali kau tak lagi waras.Kau....bukanlah siapa-siapa disini.Hanya gadis yang kebetulan lahir lebih dulu dari gadis lain.Jangan pernah menampakan diri lagi dihadapanku kalau kau tak mau kekejian Ibu mu,kubuka semuanya" Felia tampak tersenyum culas mendengar setiap kata yang Hyunsik ucapkan ditekan seolah ingin membuat Felia benar-benar tak berkutik.
Sementara itu,para pangeran terkejut dengan Hyunsik yang begitu berubah.
Hyunsik yang biasanya tak banyak bicara kini banyak sekali mengucapkan kalimat panjang berisi penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(BTOB) Tak lekang oleh Waktu
Historical FictionSebuah kisah tentang persaudaraan. Kisah dimana dalam keadaan apapun kita akan tetap memperjuangkan rasa persaudaraan kita. Tak perduli itu menguras energi diri sendiri,hanya untuk seorang yang dianggap saudara. Keegoisan. Tak akan sanggup mengalahk...