Sungjae pagi ini bersiap akan pergi mencari kakaknya,Hyunsik.
Kemarin malam,Sungjae mencari Hyunsik dikediamannya tapi tidak ada.
Jadi dia akan mencoba kekediamannya lagi untuk mencari Hyunsik lagi.Langkah Sungjae terhenti melihat Felia yang berjalan dengan kedua pelayan pribadinya.
Felia juga tampak berhenti melangkah menatap Sungjae.Senyum angkuh Felia tampak memuakkan untuk Sungjae.
Sungjae mencibik dan melengos pergi dari hadapan Felia yang terus tersenyum angkuh."Bisa-bisanya ada putri seperti dia?licik sekali!" dumel Sungjae dengan langkah menghentak-hentak tanah.
Sampai di kediaman Hyunsik, Sungjae tersenyum senang dan menghentikan makiannya pada seorang Felia.
"Hyung!" panggil Sungjae terus berjalan mendekat.
"Aku kemarin mencari keberadaanmu hyung.Kemana saja kemarin?" tanya Sungjae duduk di kursi kayu yang dibuat sendiri oleh Hyunsik."Adikku benar-benar cerewet ya?"sindir Hyunsik ikut duduk disamping Sungjae yang mengerucutkan bibirnya.
"Bukan cerewet,tapi perhatian" elak Sungjae yang tak mau dikatai cerewet oleh hyung nya.
"Ada apa kau mencariku?" tanya Hyunsik membuat Sungjae berubah wajah kesalnya menjadi wajah ceria.
"Aku ingin melihat lukamu hyung, apa sudah membaik?" Sungjae berucap dengan antusias.
"Um.....apa hyung tidak merasa sakit?" tanya Sungjae begitu melihat punggung Hyunsik yang menampilkan lingkaran yang mulai mengering.Sungjae ingin tau seberapa sakit terkena panah,bahkan bagaimana perihnya saat luka itu terkena keringat seperti Hyunsik saat ini.
"Tidak sesakit kelihatannya,tapi itu tak perlu kau rasakan.Biar hyung saja yang merasakannya" Sungjae menatap dengan sendu pada Hyunsik.
Bagaimana bisa Sungjae membalas semuanya,kalau Hyunsik terus memberinya kenyamanan?
Sungjae harus dengan apa membayar semua kenyamanan dari perlindungan Hyunsik?"Hyung.....aku tak ingin kehilanganmu,ataupun sekedar berpisah.Sudah cukup yang lalu-lalu aku ditinggal sendiri di Istana" ucap Sungjae mulai mengatakan keresahan hatinya.
"Kenapa?bukankah kau sudah mendapat perhatian dari saudara-saudaramu, juga dari Bibi Junna?" tanya Hyunsik memastikan janji Junna yang dulu.
"Tapi tetap saja,aku tidak bisa bermanja-manja dengan mereka.Rasanya berbeda saat bersama Hyunsik hyung" Hyunsik tersenyum menanggapi kemanjaan adiknya.
"Kau juga bisa bermanja-manja dengan adikmu,Min Woo.Min Woo pasti menyukainya jika kau bermanja-manja dengannya" Hyunsik jadi merasa waktunya tak lama lagi bersama Sungjae.
Hyunsik sering ikut perang jauh dari kerajaan Embun, atau bahkan bisa saja sewaktu-waktu Hyunsik meninggal.
Hyunsik tak mau adiknya terjerembab pada kesendirian.
Hyunsik mau mempersiapkan segalanya untuk kedua adiknya.
Bahkan kalau mau,Hyunsik bisa membuat kedua adiknya berkuasa di kerajaan lain dengan pertahanan juga kesejahteraan yang terjamin."Itu memalukan.Lagipula kenapa hyung tidak mengiyakan permintaanku saja?hanya tetap disampingku,itu saja" rengek Sungjae.
"Hyung!" belum sempat dijawab Hyunsik, Min Woo datang dan langsung bergabung dengan kedua kakaknya.
"Sungjae, Min Woo.... Apa kalian ingin memimpin suatu kerajaan?" tanya Hyunsik membuat Sungjae juga Min Woo menatap Hyunsik bingung.
"Apa maksudnya hyung?" tanya Sungjae tak ingin salah kira.
"Hyung hanya ingin kalian dilindungi dengan sepenuh hati.Tak ada yang kita tau kedepan nasib kita bagaimana,jadi hyung ingin membuat kedua adik hyung aman" jelas Hyunsik membuat Sungjae dan Min Woo saling pandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
(BTOB) Tak lekang oleh Waktu
Historical FictionSebuah kisah tentang persaudaraan. Kisah dimana dalam keadaan apapun kita akan tetap memperjuangkan rasa persaudaraan kita. Tak perduli itu menguras energi diri sendiri,hanya untuk seorang yang dianggap saudara. Keegoisan. Tak akan sanggup mengalahk...