Berakhir?

125 16 5
                                    

Hyunsik menggandeng Yan-an menuju rumahnya.
Setelah pulang dari kantor polisi,Hyunsik meminta Yan-an makan bersamanya.

Yan-an sudah tampak lebih baik.
Sebelumnya padahal Yan-an tampak sedih,tapi sekarang mulai ceria seperti bocah sebayanya.

Hyunsik kagum dengan Yan-an yang mampu lupa dengan kesedihannya begitu cepat.
Mungkin Yan-an masih sedih,tapi dia mampu menutupinya.
Bukankah itu hebat?

"Makanlah yang banyak..." ucap Hyunsik menepuk-tepuk kepala Yan-an yang makan dengan lahap.

"Yang mulia Raja datang...." seruan penjaga diluar membuat Hyunsik menghentikkan aktivitasnya.

"Masuk" sahut Hyunsik membuat pintu dirumahnya terbuka dan menampilkan sosok Sungjae dengan wajah tergesa-gesa.

"Kau sudah makan?" tanya Hyunsik menatap Sungjae yang baru saja duduk disebelah Yan-an.

"Uhuk..... Yang mulia Raja...." Yan-an tampak tersedak, kemudian tanpa perduli dengan dirinya,dia bersimpuh hormat dan menjaga jarak dengan Sungjae yang tersenyum.
"Um....hamba pamit undur diri..." ucap Yan-an bersiap undur diri tapi Hyunsik menarit tangan bocah kecil itu membuat Yan-an terduduk kembali.

"Tetaplah disini" ucap Hyunsik.
"Jadi?" tanya Hyunsik membuat Sungjae yang sempat tersenyum geli berubah menjadi serius.

"Apa kita salah menghukum?" tanya Sungjae mendapat anggukan dari Hyunsik.

"Pelakunya Peniel dan Alesia" ucap Hyunsik.
"Bocah bernama Yan-an yang menceritakan kejadiannya" ucap Hyunsik menepuk-tepuk kepala Yan-an.

Hyunsik benar-benar menyukai anak kecil ini.
Terlihat seperti Min Woo yang tak takut dengan apapun,meski tetap mematuhi peraturan yang dia tau.

"Woah....benarkah?Kemari...." Sungjae mengaba-aba agar Yan-an mendekat dan duduk dipangkuannya.
"Kau anak yang pintar...." puji Sungjae mengelusi kepala Yan-an.

Yan-an tersenyum dan menatap Hyunsik yang juga tersenyum.
Lagi-lagi rasa rindu terhadap kakaknya menjalar.
Yan-an sesenggukan menahan tangisnya.
"Kau kenapa?" tanya Sungjae terkejut karena Yan-an malah menangis.
"Hyung....?" Sungjae menatap bingun Hyunsik.

"Kemarilah...." Yan-an kini duduk dipangkuan Hyunsik.
"Sudahlah....kakakmu akan sedih kalau kau terus memikirkannya" hibur Hyunsik mengelap air mata Yan-an dengan kedua tangannya.

"Jadi pengawal Chun benar-benar kakaknya? Aku fikir itu hanya rumor" ucap Sungjae menimbrung.
Hyunsik mengangguk membenarkan.

.

Hyunsik berjalan menuju ruang polisi untuk melihat Peniel dan Alesia.
Mereka tertangkap dan Hyunsik menerima beritanya.

Hyunsik masuk dan duduk dikursi yang tersedia.
Kemudian sidang dimulai.
"Apa benar kalian menyuruh pelayan Istana untuk mengantar makanan dengan racun?" Hyunsik yang bertanya dengan tak sabaran.

Tidak ada jawaban yang terdengar.
"Peniel, apa kau menyuruh pelayan untuk meracuni Raja?" ulang Hyunsik.

Dan sebuah cambuk mendarat dipunggung Peniel.
Dia sama sekali tak menjawab,jadi harus dihukum.

"Alesia?" tanya Hyunsik dan kali ini Alesia menjawab.

"Bukan saya,tapi Peniel. Dia menyuruhku memanggil pelayan yang biasa mengantar makanan untuk Raja. Setelah itu dia memberikan bubuk racun" jawab Alesia.

Peniel membelalak.
Dia dibodohi oleh Alesia!
Sialan!
Licik sekali gadis ini.

"Bukan begitu!kami melakukannya bersama-sama" ucap Peniel membela diri.
Daripada mati sendiri,dia lebih baik mengungkap yang sebenarnya.

(BTOB) Tak lekang oleh WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang