Lelaki itu menghembuskan nafas lega ketika kelas baru saja usai dan dosen telah keluar meninggalkan kelas. Kwon Soonyoung, lelaki sipit itu menyandarkan punggungnya pada sandaran bangku, ia merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku setelah berjam-jam terkurung di kelas mendengarkan pria tua itu berbicara. Otaknya bahkan tak bisa mengingat satupun materi yang baru saja dosenya sampaikan karena perutnya lapar yang mengakibatkan otaknya mampet, melihat tulisan di papan tulis saja membuat kepalanya pening.Semua yang berada di kelas sibuk membereskan peralatan mereka masing-masing, sedangkan Soonyoung masih duduk di tempatnya.
Ia mengangkat kedua tanganya ke udara guna melemaskan otot-ototnya yang kaku karena duduk terlalu lama.
"Soonyoung-ah, aku duluan ya... " kata seorang gadis menepuk bahunya.
"Oh, iya... " Soonyoung mendongak menatap gadis teman satu kelasnya itu dengan senyum ceria.
"Hmm .. sepertinya hujanya deras." keluh gadis itu mengembuskan napasnya lesu sembari menatap keluar melalui jendela kaca yang menampilkan gelapnya langit malam yang kini mulai menjatuhkan rintik gerimis yang menjadi semakin deras.
Soonyoung mengikuti arah pandang gadis itu, menatap ke arah jendela kaca di samping kirinya. Benar. Di luar hujan padahal hari ini ia tidak membawa payung karena pagi tadi berita di televisi mengatakan hari ini tidak turun hujan jadi Soonyoung tidak membawa payung.
***
Sejak lima menit yang lalu Soonyoung hanya berdiri di depan gedung kampusnya, kepalanya menengadah menatap tetesan air yang turun dari langit. Hujanya semakin deras, tak ada tanda-tanda akan reda. Jika ia harus menunggu hujan reda bisa sampai malam ia terjebak di kampus, sedangkan gedung ini semakin sepi karena banyak siswa yang sudah pulang.
"Lebih baik aku menerobos hujan saja." gumamnya masih ragu-ragu, namun ketika ia menatap sekeliling tempat itu sudah mulai sepi.
"Terserahlah, lagipula kan ini hanya air."
Soonyoung melepaskan tas punggungnya dan memakainya di bagian depan, ia memeluk erat tas punggungnya bersiap melangkah menerobos hujan. Ia mengembuskan napas panjang sebelum berancang-ancang seperti peserta lari maraton. Namun, sudah siap ia akan melangkah tiba-tiba sebuah kilatan cahaya terang dari langit membuat Soonyoung refleks melangkah mundur seraya menutup kedua telinganya dengan telapak tangan.Suara petir yang menggelegar membuat lelaki sipit itu terlonjak kaget walaupun telinganya sudah ia tutup.
Seketika nyalinya menciut, Soonyoung mengurungkan niatnya untuk nekat menerobos derasnya hujan.
"Soonyoung? Kau belum pulang?"
Ia hampir terlonjak kaget untuk yang kedua kalinya karena tiba-tiba seorang pria muncul dan kini sudah berdiri di belakangnya.
"Lee Seokmin, kau mengejutkanku!"
"Aku hampir kena serangan jantung karena kau muncul tiba-tiba seperti hantu." cicit Soonyoung dengan ekspresi kesal yang justru terlihat sangat menggemaskan.
"Ya ampun, wajah tampan seperti ini kau kira hantu?" kata Seokmin penuh percaya diri.
Soonyoung hanya memutar bola matanya malas. Pria yang memiliki senyum kuda itu memang tak pernah bisa bersikap serius dia sangat hobi membuat lelucon.
"Kau belum pulang?"
Pria bernama Lee Seokmin itu kembali mengulang pertanyaanya yang belum mendapatkan jawaban dari lelaki di sebelahnya tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Light A Candle In The Cold Night [SEOKSOON FANFICTION]
RandomSoonyoung sudah mengenal Seokmin sejak lama, mereka adalah teman kuliah. Tidak ada yang istimewa, mereka hanya teman biasa, lagipula Seokmin sudah memiliki kekasih perempuan. Suatu hari, di hari yang hujan, semuanya berubah ketika Seokmin pergi ke r...