Chapter 13: Would U

510 100 6
                                    

"The footsteps of my heart grow louder. I think you might hear them. Should I come to you one step closer first?"

- Red Velvet 'Would U'

***

Ciee.. udh 1k aja hehe...

Makasih yg udh dan lagi baca..

Maapin author sering late update, maklumi masa ujian sekolah ini hehe =)

***

Jihoon memutar kunci dan membuka pintunya lalu menutupnya kembali. Ia berjalan perlahan hingga berdiri tepat di depan gerbang rumah lamanya.

"Andai dirinya masih tinggal di tempat ini."

Ia berbalik dan memandang rumah Soonyoung. Belum ada tanda-tanda orang bangun.

Sebaiknya ia bergegas masuk kembali sebelum angin pagi membuatnya masuk angin.

Ia kembali masuk ke dalam rumah. Jauh lebih hangat di dalam, pikir Jihoon.

Jihoon terduduk di kursi di lantai dasar. Ia memperhatikan teman-teman sekelasnya yang masih tertidur. 

Beberapa menit berlalu dan masih belum ada yang beranjak dari lantai. Perasaannya saja atau memang teman sekolahnya dulu tidak suka bangun pagi selain dirinya.

Jihoon beranjak dari duduknya dan menaiki tangga ke lantai atasnya. Seungcheol dan Kim Mingyu masih tertidur di atas alas tidur mereka. Soonyoung... Dia juga masih terlelap namun berpindah tempat ke atas sofa.

Mungkin ia mengigau dalam tidurnya dan menemukan tempat yang tepat untuk berbaring.

Tanpa sadar ia sudah terduduk di samping Soonyoung, memandangi wajahnya.

Apakah ia benar-benar akan menjadi maniak sekarang? Meraba wajah Soonyoung saat tidur?

Ah, tidak. Jihoon membuang semua pikirannya barusan. Ia tidak ingin sebuah skandal terbentuk pagi-pagi.

Ia hanya menaruh tangannya selama beberapa menit di atas tangan Soonyoung lalu beranjak pergi.

"Halmeoni!" seru Soonyoung agak keras.

Jihoon menoleh. Sekarang Soonyoung seperti hendak menggapai sesuatu. Untungnya bukan tangannya. Mungkinkah ia sedang bermimpi buruk sekarang? Tentang halmeoni? Neneknya? Ada apa dengan neneknya?

"Halmeoni," lirih Soonyoung pelan.

Antara tertawa atau kasihan. Jihoon tidak tahu harus merasakan apa. Tapi kakinya menuntunnya untuk berjalan mendekati Soonyoung. Sekali lagi terduduk di lantai dan memandangi Soonyoung.

Tangannya sudah turun dan berada di atas dadanya. Jihoon mengelus tangan itu perlahan. Berharap itu akan menenangkannya sejenak.

Ok, apa yang dikhawatirkannya tadi benar-benar terjadi sekarang. Soonyoung malah menggenggam erat tangan Jihoon, mungkin tanpa menyadari bahwa itu tangan Jihoon.

Tunggu! Apa dia tidak bisa membedakan tangan Jihoon dan tangan neneknya sendiri?

Jihoon berusaha menarik tangannya tanpa membangunkan Soonyoung. Namun Soonyoung justru malah mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap Jihoon. Wajah mereka berhadapan.

Jihoon mencoba menarik tangannya perlahan untuk yang kedua kalinya. Soonyoung justru malah menggenggamnya lebih erat.

Apa yang harus ia lakukan sekarang?

"Selamat pagi!" seru seseorang di belakangnya.

Jihoon mendadak panik dan sontak menoleh ke belakang. 

[√] a Couple of Shooting StarsWhere stories live. Discover now