"I can see my feelings growing between you and me
To always make a smile as we look each other"- APRIL 'Take My Hand'
***
Maaf suka lama updet, berhubung pencerahan tidak selalu datang setiap hari hehe 😂
***
Brak!
Seungcheol menaruh tasnya begitu saja di sebuah meja tanpa memperhatikan siapa yang duduk di sebelahnya.
Yang penting ia mendapat tempat duduk sebelum guru mereka datang.
Seungcheol menoleh dan melihatnya sekarang. Ternyata bukan Jihoon.
Seungcheol biasa saja, mengingat apa yang dikatakannya pada Jihoon kemarin memang pantas membuatnya menjaga jarak.
"Berarti aku tidak punya kesempatan."
Seungcheol merasa bodoh pernah mengatakan kalimat itu.
Pintu kelas terbuka lagi dan guru mereka berjalan masuk. Seungcheol melempar pandangan ke sudut kelas, melihat kemungkinan Jihoon berada di sana.
Ia melihatnya, Jihoon yang langsung memalingkan wajahnya pada guru setelah tertangkap.
Seungcheol segera berbalik dan memfokuskan pikirannya pada pelajaran.
Bibirnya membuat sebuah senyuman kecil.
Ia senang karena baru saja sedang diperhatikan.
***
Wonwoo sedang sibuk dengan semua tugasnya yang akhir-akhir ini menumpuk.
Ia mencuci kuasnya dan menaruhnya di dalam tempatnya setelah itu bergegas ke wastafel untuk mencuci tangannya.
Wonwoo melepas celemeknya dan melemparkannya ke kursi, lalu berlari keluar, berharap Mingyu sudah ada di sana, juga menunggunya.
Tapi kali ini tidak. Mingyu tidak ada di sana.
Wonwoo menengok ke kiri dan ke kanan tapi tidak melihat siapapun.
Akhirnya ia menyerah setelah beberapa menit mencari dan langsung masuk ke dalam kelas, mengambil tasnya, dan bergegas turun ke lantai satu, berjalan ke gedung tari.
Mungkin Mingyu juga sedang sibuk dengan tugasnya, pikir Wonwoo positif.
Ia memasuki gedung tari dan berjalan ke ruang latihan yang biasa digunakan Mingyu.
Wonwoo mengetuk pintunya yang masih tertutup dan membukanya perlahan.
Mingyu tidak ada di sana.
Wonwoo menghela nafas pelan. Ia menutup kembali pintu itu dan berbalik.
Deg!
Mingyu sudah ada di hadapannya.
"A... aku hanya..." kelit Wonwoo menjelaskan situasinya.
"Tidak apa-apa," balas Mingyu tidak secerah biasanya.
Wonwoo bergeser dari depan pintu sementara Mingyu mendorong pintu ruang latihannya.
"Maaf tidak mengunjungimu," ujarnya pelan.
Wonwoo memandangnya dalam diam. Mingyu tampak tidak bisa diganggu sekarang.
"Kalau kau mencariku, kirim pesan saja," ujar Wonwoo pelan sambil berjalan menjauhi ruang latihan Mingyu.
Ada sesuatu yang tidak beres dengannya.
Tapi ia tidak bisa membantunya kalau Mingyu sendiri tidak ingin mengungkapkannya.
"Soonyoung..."
Wonwoo berbalik ketika Mingyu menyebutkan sebuah nama.
"... aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya."
Wonwoo diam saja, menunggu Mingyu melanjutkan perkataannya.
"Jangan bicara apapun dengannya. Dia sedang frustasi," tutup Mingyu.
Wonwoo mengangguk paham, menunggu bila Mingyu ingin mengatakan sesuatu yang lain.
"Itu saja," ujar Mingyu lagi, "Apa aku terlihat sedang marah?"
Wonwoo mengangguk.
"Jangan pikirkan. Aku hanya harus memikirkan bahan ujianku sekarang juga," jelas Mingyu dengan nada yang masih tidak normal.
Masih pelan dan meragukan.
"Lakukanlah kalau begitu," angguk Wonwoo berbalik kembali dan meninggalkan Mingyu dengan segala ketidaknormalannya.
Kenapa mereka mendadak mengkhawatirkan?
***
To be continuedShort update, ok...
Bakalan author lanjutkan nanti..
Maap maap semuanya..
YOU ARE READING
[√] a Couple of Shooting Stars
FanficAda saat di mana kita dapat jatuh ke tempat yang salah. Tak beda dengan bintang jatuh. Tempatnya di luar angkasa, bukan di bumi. Apakah jatuh cinta itu salah? Apakah menunggu itu salah? Apakah berpaling itu juga salah? [ complex-relationship, drasti...