"Out of the countless stars, if only I could hold one. Is that another greed?"
- Chungha 'Week'
***
Kelas musik itu sudah selesai. Jihoon memasukkan buku dan alat tulisnya ke dalam tas lalu bersiap-siap untuk keluar dari kelas itu. Seungcheol dengan cepat langsung menahannya. Jihoon berbalik dan memandang Seungcheol kaget.
“Istirahat ini, kau mau makan bersama denganku di kantin?” tanya Seungcheol.
Jihoon memperhatikan wajah Seungcheol di sana. Ia tampak serius mengajaknya. Di belakang Seungcheol ia mendapati Seungkwan dan gengnya sedang memandangi mereka penuh harap.
“Ada apa dengan mereka?” sinis Jihoon.
“Bagaimana?” tanya Seungcheol lagi.
Jihoon kembali memandangi Seungcheol agak canggung. Bagaimana kalau ia menolaknya? Apa namja itu akan marah padanya? Apa ia akan mempermalukannya di depan Seungkwan dan yang lainnya? Kenapa juga ia harus menerimanya?
“Kalau kau memang ada urusan lain tidak apa. Aku akan makan sendiri,” pamit Seungcheol.
“Tunggu,” tahan Jihoon membuat Seungcheol menoleh.
“Iya. Aku akan pergi ke kantin bersamamu,” ujar Jihoon.
Anak-anak di belakang mereka sekarang memandangi mereka kagum. Jihoon sebenarnya merasa risih akan hal itu. Tapi ya sudah lah, apa salahnya menerima ajakan teman lama. Seungcheol di sebelahnya sudah tersenyum penuh kemenangan. Inilah yang disebut ‘awal yang baik’.
***
Soonyoung berdiri di depan mesin minuman dan memasukkan koin serta memilih minuman yang ingin diminumnya. Ketika ia hendak mengambil kaleng yang jatuh di bawah sana. Seseorang datang dan mengambilnya duluan.
Soonyoung berbalik dan melihat sosok orang itu. Itu Chan. Apa lagi yang ingin dilakukannya?
“Terima kasih,” ujar Chan.
“Kenapa kau menggangguku lagi?” keluh Soonyoung merebut minuman itu paksa dari tangan Chan.
“Aku tidak bermaksud melakukannya. Aku hanya mencoba berbaikan denganmu,” elak Chan.
“Berbaikan macam apa itu? Kau membuat hari ini menjadi sangat buruk. Pergilah!” usir Soonyoung lalu meminumnya dalam sekali tegukan lalu pergi dari sana.
“Siapa yang mengusir, siapa yang pergi. Yak! Soonyoung!” panggil Chan mengejar Soonyoung dan menarik tangannya.
“Di mana kekasihmu itu? Kenapa mengejar-ngejarku?” ketus Soonyoung berusaha melepas pegangan Chan. Tapi Chan justru memegangnya lebih erat.
“Aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya,” tegas Chan membuat Soonyoung memasang wajah tidak percaya.
Soonyoung menghela nafas kasar dan menarik paksa tangannya lagi. Ia tidak ingin melihat Chan untuk saat itu. Ia sudah terlanjur patah hati.
Tiba-tiba kakinya terhenti. Seseorang menghadangi jalannya.
“Mengganggu kekasihku? Kau mau berhenti hidup?” sindirnya pada Soonyoung.
Soonyoung tidak berminat melihatnya dan berbelok untuk menghindarinya.
“Pengecut! Kau tidak berani melawanku?” tantangnya membuat langkah Soonyoung berhenti.
Ia sedang benar-benar tidak ingin cari masalah untuk saat ini. Mencoba menghindari Chan sudah membuatnya frustasi ditambah lagi kekasihnya yang menyebalkan.
YOU ARE READING
[√] a Couple of Shooting Stars
FanficAda saat di mana kita dapat jatuh ke tempat yang salah. Tak beda dengan bintang jatuh. Tempatnya di luar angkasa, bukan di bumi. Apakah jatuh cinta itu salah? Apakah menunggu itu salah? Apakah berpaling itu juga salah? [ complex-relationship, drasti...