"I know everything
Love is another name for the devil
Don’t hold my hand
I shouted but I lost my conscience"- BTS 'Intro: Boy Meets Evil'
***
"Kau bodoh!" teriak Oh Siyoung dari belakang.
Chan terus berjalan menjauh, bahkan bisa disebut berlari sekarang.
Ia tidak ingin mencelakai Soonyoung. Ia tidak ingin Soonyoung menyia-nyiakan kesempatannya.
"Soonyoung..." gumam Chan menemukan Soonyoung berjalan memasuki ruang latihannya, membawa dua botol air mineral.
Chan menghentikan langkahnya, mengurungkan niatnya memasuki ruang latihan sementara Oh Siyoung mendecak kesal melihat mereka berdua.
***
"Tunggu," seru Seungcheol berlari kecil mengejar Jihoon yang sudah berjalan duluan keluar kelas.
"Jihoon," panggil Seungcheol meraih tangan Jihoon.
Jihoon menoleh dan menatap Seungcheol bingung.
"Ayo pulang bersama," ajaknya menggamit tangan Jihoon.
Jihoon tersenyum kecil.
"Kau terlalu... berlebihan," balas Jihoon.
Ia bukannya suka diperlakukan seperti ini oleh Seungcheol. Tapi ia juga tidak membencinya juga.
"Aku ingin melakukannya sebelum aku tidak bisa."
***
"Di mana Soonyoung?" tanya Wonwoo.
Mingyu berpikir sejenak.
"Di ruang latihan, mungkin?" balas Mingyu dengan nada ragu.
Wonwoo menghela nafasnya kesal. Ia segera berjalan menjauhi Mingyu.
Mingyu meraih tangan Wonwoo, menahannya.
"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Mingyu.
"Soonyoung harus tahu. Selama ini dia dibodohi. Dia sahabatku sejak dulu. Aku tidak akan membiarkannya dibohongi-"
"Ayo," potong Mingyu gantian menarik Wonwoo berjalan menuju ruang latihan.
***
Soonyoung memutar musik latihannya. Ia kembali berlatih tarian sambil menunggu Chan datang. Tiba-tiba pintu ruang latihannya terbuka dan muncul seseorang...
Bukan, dua orang dari sana.
"Kenapa kau ke sini?" tanya Soonyoung mematikan musiknya.
Dua orang itu adalah Mingyu dan Wonwoo.
"Aku ingin memperingatkanmu sesuatu," ujar Wonwoo.
"Apa?"
"Ini soal Chan," potong Mingyu mengambil alih pembicaraan.
"Kau harus berhati-hati dengannya."
***
Jihoon duduk di sebuah bangku sekarang, menunggu Seungcheol.
Ia tidak tahu mengapa ia memilih menunggunya, bahkan ia bisa saja pulang saat itu juga. Kenapa ia menurut saja ketika Seungcheol mengajaknya pulang bersama, berpegangan tangan dengannya?
Jihoon terdiam memikirkan semua itu.
Ia jadi teringat Soonyoung. Saat SMA dulu melakukan hal-hal seperti itu bersama Soonyoung adalah impian terbesarnya.
Apa daya ia tidak pernah muncul di dekat Soonyoung. Ia hanya seorang penyendiri di kelas.
"Maaf membuatmu menunggu," ujar Seungcheol tiba-tiba muncul dari mana membawa sebuah ice cream cone di tangannya.
Seungcheol duduk di sebelah Jihoon dan menyodorkan es krim itu pada Jihoon.
"Tidak, terima kasih," tolak Jihoon sopan.
"Makan saja," balas Seungcheol menaruhnya di tangan Jihoon.
Akhirnya Jihoon menerimanya saja dan menghabiskannya sedikit demi sedikit.
"Jihoon," panggil Seungcheol.
"Hmm?" balasnya masih menikmati es krim di tangannya.
"Apa kau masih menyukai Soonyoung?" tanya Seungcheol.
Jihoon terbatuk. Itu pertanyaan yang sekarang berputar di benaknya.
"M-masih," balasnya ragu.
Seungcheol terdiam sejenak. Ia hanya memandang ke langit melihat awan di atas sana.
"Berarti aku tidak punya kesempatan."
***
Chan baru kembali dari toilet. Ia bergegaa kembali ke ruang latihan. Soonyoung pasti sudah menunggu sangat lama.
Chan membuka pintu ruang latihan itu perlahan.
Ada Soonyoung di dalam sana sendirian sedang melempar pandangan ke arahnya tajam.
Chan menutup pintu ruang latihan itu perlahan dan berjalan ke arah pemutar musik.
"Aku tidak tahu seseorang sepertimu bisa berpura-pura dengan sangat baik," ujar Soonyoung.
Chan terdiam. Ia tidak berniat membalas perkataan Soonyoung. Tidak, ia pasti salah dengar.
"Kapan kau akan menjalankan rencanamu, mencelakaiku?" tanya Soonyoung lagi.
Chan ingin sekali berteriak di depan Soonyoung tentang semua kebenarannya, tentang ia yang memilih untuk tidak berpura-pura lagi.
"Kenapa tidak kau lakukan sekarang saja? Mumpung kau masih berada di ruangan yang sama denganku," tambah Soonyoung membuat telinga Chan panas.
"Aku tidak..." Chan menoleh ke arah Soonyoung sementara Soonyoung sendiri sudah beranjak dari tempatnya dan berjalan ke arah pintu.
"Aku akan mengambil ujian solo," ujar Soonyoung.
Chan menggigit bibirnya tegang.
"Kita tidak perlu latihan berdua lagi."
***
To be continued
Short?
Kalo kependekan, maafkan~~
Dipanjangin lain kali hehe...
Maaf jarang update karena kesibukan #halah kuliah dan mencari pencerahan
😂😂😂😂😂😂
Selamat dugeun dugeun setiap hari Senin~ (read: svt project)
Happy reading!
Baca juga work author yg baru #promote
Bewitched
Bisa diakses di profil author ya..
YOU ARE READING
[√] a Couple of Shooting Stars
FanfictionAda saat di mana kita dapat jatuh ke tempat yang salah. Tak beda dengan bintang jatuh. Tempatnya di luar angkasa, bukan di bumi. Apakah jatuh cinta itu salah? Apakah menunggu itu salah? Apakah berpaling itu juga salah? [ complex-relationship, drasti...