The shimmering starlight shines, but you
Where are you looking at?
I think you’ll be gone soon- GFRIEND 'Time for the Moon Night'
.
.
.
Ruang latihan pagi ini masih sepi. Sesepi hatinya sekarang— ah, tidak. Soonyoung hanya datang lebih pagi karena memerlukan latihan ekstra. Kemarin ia tidak bisa fokus melihat guide koreografi.
Salahkan moment Jihoon dan Seungcheol yang muncul di depan matanya!
Kalau boleh jujur, ia melihat sosok lain di dinding cermin. Bukan mistis, tapi Soonyoung yang berdiri di sini, seakan bukan dirinya yang biasa.
Memikirkan seseorang sampai membuyarkan konsentrasinya bukan gaya Soonyoung. Apalagi ini Lee Jihoon, sosok yang belum pernah ia lirik sebelumnya.
Hal yang membuat Soonyoung menyimpan nama itu adalah karena mereka teman SMA. Kedua, Soonyoung pernah bertemu dengannya semasa kecil.
Sayangnya ia tidak mengingat rupa Jihoon waktu itu. Tiba-tiba saja mereka sudah satu SMA dan teman-temannya mengomporinya untuk membalas perasaan Jihoon.
Perasaan apa?
Waktu itu semuanya terasa membingungkan dan membuatnya enggan untuk menerimanya. Termasuk kehadiran Jihoon di sekitar Soonyoung, bekal yang diberikannya malam itu.
Soonyoung menempelkan telapak tangannya ke permukaan cermin, bersandar di sana sambil mengusap rambutnya frustasi.
Kenapa semuanya kembali membingungkan?
Entah kenapa semua itu kembali terngiang di pikirannya, membuat perasaannya menjadi campur aduk. Ia sedikit menyesal, sedikit juga sedih.
Bisa jadi ini pelampiasan kekecewaan yang ditimbulkan oleh penipuan Chan. Namun kenapa yang menjadi pelampiasannya harus Jihoon?
Perenungan pagi itu terhenti karena pintu ruang latihan terbuka, menampilkan sosok Kim Mingyu. Sejenak tatapan mereka berdua bertemu namun langsung pupus setelah tiga detik berlalu.
"Rajinnya, temanku ini," puji Mingyu.
Soonyoung mengabaikan pujian itu dan kembali pada latihannya yang tertunda. Ia meregangkan tangan dan kakinya.
"Tumben kau datang pagi," ujar Mingyu mengambil tempat di belakang ruangan.
"Tidak aneh dan tidak perlu kau tanyakan," balas Soonyoung ketus.
Dari nada bicaranya itu, Mingyu, sudah berpengalaman menebak isi pikiran, bisa mengetahui bahwa kondisi hati Soonyoung tidak baik-baik saja.
"Kalau kau tidak tenang, berhentilah latihan sejenak," nasehat Mingyu.
Soonyoung mendengarkan nasehat itu dan berhenti mencoba koreografi beberapa saat kemudian. Ia duduk di hadapan Mingyu dan menundukkan kepalanya.
"Pikiranku sedang tidak jernih," curhatnya pada temannya.
Mingyu memasang senyuman bangga, "Itu alasan mengapa aku ada di sini. Ceritakan padaku!"
Soonyoung melirik Mingyu sengit dan mendesah pelan.
"Kenapa kau tidak kencan saja dengan Wonwoo di gedung sebelah? Jangan menggangguku!"
"Kelasku di gedung ini. Mengapa aku harus pergi ke gedung sebelah? Mengunjungi Wonwoo terus menerus tidak baik bagi kelangsungan pelajaranku," sewot Mingyu tidak mau kalah.
YOU ARE READING
[√] a Couple of Shooting Stars
FanfictionAda saat di mana kita dapat jatuh ke tempat yang salah. Tak beda dengan bintang jatuh. Tempatnya di luar angkasa, bukan di bumi. Apakah jatuh cinta itu salah? Apakah menunggu itu salah? Apakah berpaling itu juga salah? [ complex-relationship, drasti...