"Jika kesalahan adalah alasan untuk kamu perduli dengan ku, aku mau kamu membuat kesalahan itu lagi, agar kamu tetap perduli dengan ku"
~dia lagi?~
Kenan terus saja melirik kearah adiknya, sesekali Kenan mengusap kening kara, wajah kenan layaknya seroang kakak yang khawatir pada adiknya.
Kenan membawa kara kerumah sakit terdekat, padahal kara sudah bilang tidak perlu, saat sampai sudah ada Juna disana.
Kenan menggendong kara dan membawanya masuk keruang UGD dan seketika semuanya menjadi gelap dimata kara.
*****
Perlahan kara membuka matanya, rasa pusing yang ia rasa mulai berkurang tapi nafas nya menjadi tidak beraturan.
Kara menatap ibu nya yang sedang berbicara serius dengan Juna, senyum kara mengembang melihat Juna disana.
Kara merasa seperti ada yang memegang tangannya, kara melihat Kenan yang tertidur memegangi tangannya.
"Kara lu bangun," Kenan mengusap kening kara.
"Juna," panggil kara.
Juna yang mendengar kara memanggilnya dengan cepat menghampiri kara, kara tersenyum kearah Juna dengan nafas nya yang tidak karuan.
"Sekarang jam berapa?" Tanya kara.
"Jam delapan malam sayang," jawab Lea.
"Jangan bilang mau pulang, gue jitak lu," seru Kenan
"Mah pulang yu," pinta kara memegangi tangan Lea.
"Disini dulu ya dua hari ajah, mamah mohon," Lea mencium kening kara.
"Mau nya sekarang, lagian kara gapapa," mohon kara lagi.
"Dengerin kata mamah sekali ajah kar," seru Kenan.
"Zia dirumah sendirian," kara mengerutkan dahinya.
"Tidak apa ibu, kara hanya shock, kara bisa pulang sesuai dengan keinginannya," ujar om Indra, dokter pribadi keluarga kara.
"Tapi tadi dia mimisan Indra," Lea menaikan sebelah alisnya.
"Kamu kebentur apa kara?" Tanya dokter Indra.
"Gak tau kara lupa," jelas-jelas itu ulah Bintang.
"Yaudah gapapa kamu boleh pulang," Ok indra tersenyum.
"Makasih om Indra baik banget," ujar kara memberikan senyumnya.
"Nah ini senyum kara yang gak pernah om lihat bertahun-tahun," om Indra mencubit pipi kara gemas.
"Seragam kara mana?" Kara sadar kalau dia memakai pakaian rumah sakit, sebenernya yang ia khawatirkan adalah seragam milik Bintang.
"Udah mamah bawa pulang, kamu pulangnya mau ganti baju dulu?" Tanya Lea.
"Gak usah, lama," jawab kara.
"Mau Abang gendong gak?" Tawar Kenan.
"Gak," jawab kara datar.
Kara naik keatas punggung Juna, Juna menggendongnya menuju mobil, Kenan yang melihatnya merasa kesal, karena kara tidak pernah mau bicara dengannya, apalagi digendong seperti itu.
"Kara mau naik mobil sama Juna ajah," ujar kara.
"Kamu kan butuh istirahat kara, ayo sama mamah ajah ya," Lea menarik tangan kara.
"Gapapa mah, lagian kan sama Juna pulangnya," sambung Kenan.
"Yaudah sama saya ajah Tante," ujar Juna salim pada Lea dan langsung ditarik oleh kara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Twins
Teen Fictionmempunyai sodara kembar tidak mengubah apapun -Karanela Ziela