Katanya rasa suka itu tidak harus dijelaskan, dengan tindakan kita akan tahu bagaimana perasaan dia
🍁🍁🍁
Alisnya bertautan, kara memandang wajahnya yg terpampang jelas dicermin, sesekali Kara menaikan sudut bibirnya lalu tersenyum, dan seketika itu juga ia menggelengkan kepalanya.
Entahlah melihat dirinya sendiri rasanya asing bagi kara, kara menyisir rambutnya yang tidak sepanjang kemarin, memakai jaket nya lalu turun dari lantai dua kamarnya menuju meja makan
Kemarin kara menyembunyikan rambut barunya dari teman sekelas, kayanya keberanian kara kemarin kurang, dan sepertinya tidak bisa disembunyikan dengan kupluk sweaternya terus menerus.
Kara mengoleskan selai strawberry di roti tawarnya, sarapan kali ini begitu hening tidak ada yang bersuara begitu juga dengan Lea yang hanya sibuk menuangkan susu digelas kara, sedangkan Topan sibuk membaca berita didalam handphone nya.
Kara menoleh kearah Zia yang sedang menatapnya yang lalu seketika membuang muka saat kara menaikan alisnya.
"Zia duluan," pamit Zia.
"Loh udah siang ya, papah juga duluan ya, kamu bareng Kenan ya sayang," pamit Topan mengelus rambut kara dan tak lupa mencium kening Lea.
Kara meminum susunya untuk mengakhiri sarapannya, terdiam menunggu kenan selesai sarapan, kara merasa aneh melihat Kenan dan mamah nya yang saling diam tidak seperti biasa, ingin bertanya pun enggan rasanya kara tidak perlu sampai bertanya.
"Roti kamu ga dihabisin," ujar Kenan menatap adiknya yang diam menatap nya, kara hanya menggeleng.
"Rambutnya lucu juga,"
"Imut imut, sinih nih kaka punya ini," kenan mengeluarkan jepit rambut berbentuk pita berwarna merah dan menjempitnya dirambut kara.Kara menyipitkan matanya," kak, kara kan udah gede," elaknya.
"Gapapa ini lucu kamu jadi cantik banget kaya orang," ledek Kenan mencubit pipi kara gemas.
"Nanti kara diliatin orang gimana,"
"Liatin balik lah terus kamu bilang apa lu liat liat kaya waktu SD dulu hahahaha," tawa kenan membuat kara pun ikut tertawa dibuatnya.
Mereka pun tertawa dengan riangnya, siapa sangka satu candaan membuat kara seakan balik seperti dulu, Lea tersenyum dengan wajah sedihnya tidak tahan melihat kara tertawa lepas seperti itu dan teringat akan perkataan kenan yang akan membawa adiknya itu jauh darinya.
***
"Nanti pulang Juna yang jemput ya,"
Setelah memberikan senyuman terbaiknya pada Kenan , kara turun dari dalam mobil berjalan masuk kedalam sekolah, seperti yang ia duga banyak orang yang memperhatikan nya, tapi kara hanya menyikapinya dengan diam.
Saat sadar seseorang menggenggam tangan nya lembut, kara menoleh mendapati Bintang tersenyum kearahnya.
"Hai sayang," sapa Bintang.
"A..a...pa?" Gugup kara menatap balik Bintang.
"Hmm harusnya si aku gak salah pegang tangan kamu atau Zia si, apalagi sekarang kamu usaha banget ya pake jepitan segala,"
"Tadi apa? Sa...yang?" Kara menghentikan langkahnya membuat Bintang ikut terhenti.
Bintang memiringkan wajahnya lalu menaikan alisnya," iya sayang, sayang kamu hari ini cantik,"
"Apaan si,"
"Kemarin pulang sama siapa? Kok line aku gadibales,"
"Kamu line ya, maaf aku gabuka hp dari kemarin,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Twins
Teen Fictionmempunyai sodara kembar tidak mengubah apapun -Karanela Ziela