22

1.9K 108 108
                                    

Sebelum Kalian Baca Dan akhirnya bakalan Komen, kak next , kak, kak, kak, aku hargain banget, tapi aku Akan tetep up kalao Komen nya sampe 100 huahahahahahaha kaburrrrrrrrrr

Enjoy!





"Karena tidak semua yang kita inginkan bisa kita miliki"

🍁🍁🍁

Kara terdiam melihat pemandangan jalan dari balik kaca mobilnya, Kenan pun enggan untuk bertanya karena tak ingin memperburuk suasana, yang ia rasa ada sesuatu antara Kara, Zia dan Juna, sesampainya dirumah pun Kara lantas masuk tanpa berbicara apapun kedalam kamarnya, gebrakan pintu membuat Kenan semakin paham akan keadaan.

"Kara kenapa Ken?" Tanya Lea yang ikut kaget mendengar suara pintu kara, Kenan hanya menaikan bahunya lalu pergi ke dapur.

Tok..tok..tok

"Kar, minum obat dulu yuk, badan nya panas loh,"

Tidak ada jawaban

Kenan menghela nafas pelan lalu turun kebawah karena tidak ingin memaksa kara, tapi Kenan masih juga digandrungi rasa khawatirnya.

Kenan meraih handphone nya untuk menelfon seseorang, yang terlintas dipikiran Kenan hanya bocah konyol itu.

Bintang..

"Hallo,"

"Bin ini gue Kenan,"

"Kenapa? Kara kenapa? Sakit lagi? Badan nya tadi anget pas gue Anter balik, dah minum obat belum? Sumpah gue chat dia dari balik sekolah gaada yang dibales sama sekali, Gue kan ja..."

"Lu bisa diem dulu gak si?!"

"Oke oke maaf, iya kenapa?"

"Tadi si sempet pergi sama gue ke mall beli makanan, gue ajak nonton gak sengaja ketemu Juna sama Zia, terus dia langsung minta balik dan sekarang gak mau keluar kamar, mending lu kesini dah biar dia mau minum obat dulu,"

"Otw,"

"Iya ta...,"

Belum sempat berbicara Bintang lansgung mematikan telfon nya membuat Kenan kesal dibuatnya.

"Gila nih bocah," geleng Kenan.

🍁🍁🍁

Kara meraih handphone nya dari dalam saku , berharap seseorang yang membuatnya cukup khawatir menghubungi nya sekali saja, apa Juna begitu tidak mengenal nya sampai tidak bisa membedakan.

Kara terdiam sejenak, apa yang dia pikirkan dalam hatinya, untuk apa rasa kecewa ini hadir, perlahan kara menutup matanya, membiarkan alunan lagu dari handphone nya memutar, bahkan kara hanya melihat sekilas lalu menjatuhkannya kembali saat melihat bukan Juna yang menghubunginya.

Suara pintu yang terbuka membuat Kara berdecak kesal.

"Kak Kenan, kara ga mau minum obat dibilang!"

Raut wajahnya berubah, kara terdiam menatap Bintang yang tengah berdiri didepan pintunya, wajah Bintang tersenyum membuat Kara ikut tersenyum pelan.

Bintang pun berjalan menghampiri Kara," kenapa si marah marah Mulu," ledek bintang, kara hanya diam sambil tersenyum tipis.

Bad TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang