14

3.2K 218 19
                                    

Sesuatu yang tidak bisa diatasi dengan kebaikan, yaitu melawannya dengan keburukan

~kirankara~

Ada sesuatu yang tidak bisa dipahami Bintang, yaitu sifat kara yang mendadak histeris dan ketakutan, dari sekian banyaknya orang dirumah sakit ini, tidak ada yang bisa menjelaskan masa lalu apa yang nge ngebuat kara selalu terbayang-bayang,

Bintang masih setia menunggu kara bersama orang tua dan kakak kara didepan pintu kamarnya, kara hanya ingin Juna dan itu membuat bintang semakin bingung.

"Bisa kasih tau kenapa dia begitu? Jangan kasih jawaban yang ngebuat saya bingung," keluh bintang pada Kenan.

Kenan menarik nafas dalam-dalam," Lo yakin masih bisa suka sama adek gua setelah denger semuanya?"

"Apa yang harus ngebuat saya begitu?" Tegas bintang.

"Lo tau Zia? Bicara informal ajah"

"Kembarannya kara?"

"Mereka itu kembar tiga,"

Mata Bintang membulat," maksudnya?" Bintang semakin tidak mengerti.

"Waktu kecil kami sekeluarga liburan ke puncak, Kiran dan Zia berenang di kolam renang villa, Zia maksa Kiran buat berenang dan Kiran salah satu yang terlemah diantara Zia dan kara, merek berdua gak bisa berenang bahkan untuk kedalaman 2 meter, bodohnya mereka berenang ditempat yang paling dalam, dan kara cuma bisa nyelamatin Zia, pas mau narik Kiran keatas, Kiran udah gak bernyawa dan itu membuat kara terpukul," Kenan membuang muka setelah menjelaskan kejadian sakral tujuh tahun yang lalu.

Bintang mengedipkan matanya," terus?"

"Kara sedih dan sangat terpukul sampai dia nyakitin diri dia sendiri karena gak bisa nyelamatin Kiran,"

"Gak mungkin dia sampai segitunya, pasti ada alasan lain kan?"

"Awalnya nyokap gak terima dan terus nuduh kara sengaja gak nyelamatin Kiran, dan itu ngebuat kara tertekan dan emosinya gak bisa stabil kalo inget Kiran, kaya tadi, mungkin dia inget sama Kiran jadi dia gitu, nyokap gitu karena gak terima Kiran meninggal gitu ajah, dan nyokap selalu ngurung kara didalam kamar, pas bokap sama gua tau kara nyakitin diri dia sendiri didalam kamar gua ngerasa seakan gua bukan kakak yang baik, itu yang dirasain kara, padahal kejadian itu pas kara masih kecil,"

"Dan soal Juna, Lo jangan terlalu berharap bisa gantiin Juna, gua ajah yang kakak nya gak pernah bisa buat Deket sama dia entah apa yang dilakuin Juna,"

"Trauma?" Seru Bintang.

"Ya betul,"

"Selama tujuh tahun kara diam dan bersikap dingin dengan siapapun, bisa liat dia pake seragam sekolah ajah udah seneng, karena dulu kara selalu minta homeschooling,"

"Jadi Lo masih mau sama adek gua?"

"Maksud lu?"

"Lo masih mau sama adek gua setelah tau semuanya?"

"Gua gak mungkin berhenti bertahan kan?"

Suara pintu terbuka membuat semua menoleh kearah Juna, Juna bilang kalau kara baik-baik saja, tapi dia belum mau ngeliat siapapun.

Dan itu membuat bintang sedikit terpukul.

"Lo," tunjuk Juna.

"Lo Bintang kan?"

"Iya,"

"Lo bisa masuk kedalam," seru Juna yang langsung merangkul kenan dan pergi dari sana.

Lea menatap bintang sambil tersenyum sebelum Juna melangkah kan kakinya masuk kedalam ruangan kara.

Saat bintang masuk kara sudah tersenyum memandangnya," hei udah baikan?" Tanya Bintang.

"Kita gak jadi jalan-jalan?" Tanya kara, kara bertanya seperti itu agar Bintang tidak membahas sesuatu yang tidak ingin dia jawab.

"Lo masih mau jalan-jalan setelah kaya gini? Sehat gak si Lo!" Bentak Bintang.

Kara terdiam

"Apa untungnya Lo teriak kaya tadi, nyakitin diri sendiri,"

"Enggak ada! Makanya gua tanya, kita gak jadi jalan-jalan karena Lo pasti gak akan mau jadi temen gua kan? Abis dari sini pasti Lo bakalan bilang sama temen sekelas kalo gua gak waras, ya kan?" Kali ini tatapan kara beda yang ada hanya air mata yang dia usahakan tidak jatuh namun tetap tidak bisa terbendung.

Bintang duduk di tepi ranjang kara," kenapa Lo bisa mikir kaya gitu?"

Kara menghapus air mata nya," karena pasti Lo sama ajah kan kaya yang lain? Cuma bisa mojokin kelemahan orang lain!"

Bintang meraih tangan kara dan memandang jelas tangan yang memerah karena ulah pemilik tangan.

"Jangan nyakitin diri sendiri karena gua gak mau liat Lo sakit," ujar Bintang berhasil membuat kara terdiam, kata-kata bintang sama persis dengan kata-kata yang selalu Juna katakan.

Kenapa kara bisa sedekat itu dengan Juna, karena Juna satu-satu nya orang yang tidak pernah bersikap baik pada awalnya, kebanyakan orang akan bersikap baik pada kara, terutama orang tua kara, karena sifat kara yang semaunya selalu dia iya kan, membuat kara semakin menjadi-jadi, cuma Juna yang memarahinya melakukan sesuatu terutama menyakiti dirinya sendiri, Lea hanya bisa menangis kalau terjadi sesuatu dengan kara dan itu membuat kara semakin senang, dan sekarang Bintang.

"Lo tau kan gua sayang sama Lo," ujar Bintang, kali ini jantung kara berdegup lebih kencang.

Bintang membawa kara dalam pelukannya, dan kara hanya diam saat tangan Bintang mengelus pelan rambutnya.

••••

Hai ada yang kecewa kah sama jalan ceritanya? Kalo ada bilang ya jadi author gak terusin, percuma kan kalo bikin tapi gak ada yang suka, apalagi gak ada yg baaca huhuhuhu 😂

Jadi ini alasan kara takut, serem gak si punya saudara meninggal didepan mata kita sendiri😭

Yang kemarin minta update udah di update nih

Hp author sembuh

Ciee udah punya duit buat nebus hp setelah sebulan lamanya wkwk

Masih mau dilanjutin gakk nih??

Jangan lupa ya cerita baru aku judulnya IGNORANCE

Bad TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang