Kamu tau apa yang aku benci?
Mereka yang datang dan pergi begitu saja~whyalva~
Bintang tersenyum kecil dari balik helmnya, ia tak dak menyangka sedikit paksaan kara mau naik keatas motornya, bintang bisa melihat wajah kara yang senang naik motor, dan itu membuat Bintang ingin sekali tertawa.
"Lu itu norak banget si, gak pernah naik motor?" Pekik Bintang, kara memasang wajah polosnya.
"Gak pernah," jawab kara datar.
"Pantes gak tau cara pegangan, lu ngapain pegangin kantong jaket gua?" Ujar Bintang membuat kara sadar tangannya berada dimana, dengan cepat kara menarik tangannya.
"Gapapa, gak rugi juga gua," seru Bintang.
Kara melipat kedua tangannya di atas dada, dia tidak mau berpegangan pada apapun, walaupun dalam hati kecil kara sangat takut jatuh.
"Pegangan pinggang gua ajah, gua gak akan makan Lo idup idup kar," pekik bintang, kara hanya menggelengkan kepalanya.
"Kalo gua ngebut jangan pegangan ya?" Bintang menatap kara dari kaca spion nya.
"Gak akan," jawab kara ketus, sebenarnya Bintang agak sedikit gemas dengan sikap kara yang ketus.
Bintang melajukan motornya dengan sangat cepat, membuat kara ketakutan dan refleks melingkarkan tangannya di pinggang Bintang, sangat erat bahkan bintang bisa merasakan tangan kara yang bergetar.
"Bintang gua takut," kara mengeratkan pelukannya.
Karena iba Bintang memberhentikan motornya di pinggir jalan, bintang menoleh kebelakang kara masih memeluknya, tangannya bergetar, bintang memegangi tangan kara, membuat kara sadar dan melepaskan pelukannya.
Kara menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, malu, itu yang ia rasakan, pasalnya kara menangis karena Bintang melajukan motornya dengan cepat.
Bintang membuka helmnya dan turun dari motornya, sedangkan kara masih diatas motor dengan tangan yang menutupi wajahnya.
Bintang bingung, bintang tidak tahu kara akan menangis seperti ini, bintang menunduk, sialnya bintang malah melihat rok kara yang sedikit terangkat, dengan cepat Bintang membuka jaketnya untuk menutupi rok kara.
"Apaan si," kara melempar jaket Bintang dari roknya.
"Udah jangan nangis," bintang mengusap lembut pipi kara, bintang juga baru sadar kara tidak memakai masker seperti biasa, hidung kara memerah dan itu membuat Bintang ingin tertawa melihatnya.
"Gua mau pulang," rengek kara.
"Yaudah, maaf ya," pekik Bintang lagi, bintang langsung naik ke motornya dan mengantar kara pulang dengan catatan tidak ngebut.
"Jadi ini rumah Lo?" Bintang membuka helmnya saat sampai dirumah kara.
"Iya, makasih ya," kara berjalan masuk kedalam rumahnya, Bintang tidak langsung pergi, Bintang menunggu kara masuk kedalam rumahnya, dan tidak sengaja mata bintang bertemu dengan seorang perempuan paruh baya tersenyum kearah Bintang, sontak bintang tersenyum balik.
Tidak lama bintang pun pergi meninggalkan rumah kara, rasa bersalahnya sedikit berkurang.
*****
Bintang berhenti mengendarai motor nya dan meraih hpnya yang berbunyi, Alva menelfonnya, dengan cepat Bintang mengangkatnya.
"Va kenapa?"
"Bin,"
"Lo dimana cepet tai!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Twins
Teen Fictionmempunyai sodara kembar tidak mengubah apapun -Karanela Ziela