8

3.5K 231 16
                                    

Aku tau bahwa masalah itu tidak datang dengan sendirinya, dan kamu juga tau kalau kamu yang mengundangnya

~owl~

Hari ini tidak seperti biasanya, kara ikut makan dimeja makan, bahkan kara tidak memakai jaket, hari ini kara akan mengembalikan baju dan jaket Bintang, setelah masalah selesai kara yakin tidak ada masalah yang timbul kalau kara mengembalikan jaket Bintang.

"Zia kamu bareng sama kara ya, Abang telat," ujar Kenan memakan sarapannya.

"Gak mau," Zia berdiri dan pergi begitu saja, kara tidak perduli sekalipun.

"Kara naik angkot ajah," gumam kara.

"Jidat kamu kenapa," Kenan menarik wajah kara agar menatapnya.

"Kenapa?" Tanya Kenan lagi.

"Jatoh," jawab kara.

"Jatoh Dimana!" Kenan naik pitam.

"Kenapa si lebay banget," kara berjalan keluar pintu.

Lea dan Kenan hanya bisa menggelengkan kepala, Zia keras, kara keras, kembar muka kembar sifat, bedanya kara lebih cuek dalam segala hal.

Kara sampai disekolah dan langsung berlari menuju gerbang sekolah, pasalnya hujan mulai datang.

Untung saja kara sudah sampai disekolah sebelum hujan benar-benar turun dengan derasnya.

Kara berjalan melewati kelasnya, karena kara akan mengembalikan baju dan jaket Bintang, belum sampai dikelas Bintang, orang yang ingin ditemui tepat berada didepannya memasang mimik heran menatap kara.

"Lo gak pake jaket tumben?" Tanya Bintang.

"Suka-suka gua lah, mau pake kek enggak kek, perduli banget si Lo," pekik kara.

Sekarang kara berasa artis bermasker yang sedang di lihat satu sekolah berbicara dengan Bintang.

"Bukan nya gitu, inih tuh hujan bodoh dingin!"

"Gapapa gua suka dingin,"

"Bohong banget,"

Bintang memasukan baju yang diberikan kara kedalam tasnya, sedangkan jaketnya, Bintang memakaikannya untuk kara, kara bahkan seakan dihipnotis dengan perilaku Bintang.

Sedangkan yang melihat mereka berdua hanya bisa berteriak histeris, karena sang pujaan hati Bintang memakaikan jaket untuk kara.

"Udah Sanah balik," bintang mendorong kara dan meninggalkannya.

Kara pergi sesuai dengan permintaan Bintang, walaupun ia agak aneh dengan sikap Bintang yang sok baik itu.

Disepanjang koridor banyaknya kaum hawa yang membicarakan kara, kara bisa mendengar itu, mungkin karena jaket yang ia pake, kara cuek dan mengabaikan nya.

Sampai dikelas kara mendapati Tania yang dan Nadya yang sibuk dengan hpnya, dan seketika pandangan mereka berdua menatap kara dengan serius.

"Kenapa?" Kara duduk dan menaruh tasnya diatas meja.

"Lo jadian sama Bintang?" Tanya Tania dengan wajahnya yang sungguh heboh.

"Kar Lo," ucapan Nadya terpotong.

"Widiihhhhh ada yang jadiaann PJ lah," tangan Siska bergelayutan dipundak kara.

"Apaan si," gerutu kara melepaskan dirinya dari Siska.

"Jawab kar," Tania menepuk pundak kara.

"Enggak!" Bentak kara, seketika kelas menjadi hening.

"Nih buat Lo," Adit menaruh satu kotak penuh Lollipop dimeja kara.

Bad TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang