17

3.4K 190 15
                                    

Semua itu terjadi karena sebuah alasan, dan kamu adalah alasan semua itu terjadi

-.-

Biar kaya author gaul gitu, aku kan anak jaman jigeum ya, happy reading!!

Kara menyisir rambutnya dengan tangannya, ia masih tidak percaya rambutnya menjadi pendek, kara sedikit tidak menyukainya, dia jadi terlihat sangat mirip dengan Zia.

Sesekali kara membuang napas kesal, ini adalah hal yang sangat bodoh menurutnya, apa untungnya Zia meminta ini.

Kara turun menghampiri Lea yang sedang menyiapkan makan siang, kara membantu Lea menyiapkan piring seperti dugaan kara, Lea tidak tahu siapa yang sedang membantunya.

"Katanya kamu pulangnya belakangan ada rapat OSIS?" Ujar Lea.

"Nanti malem mamah mau kerumah sakit sama kara, kamu kalau mau makan pesen ajah ya,"

"Ini kara mah," jawab kara membuat Lea menarik lengan kara dan menatap wajah anaknya ini.

"Rambut kamu kenapa?" Tanya lea.

"Gapapa," jawab kara, Lea masih menatap kara tidak percaya.

"aku cuma gerah, Zia gak nyuruh aku apa-apa jadi stop mah," ujar kara, dengan keraguan Lea melepaskan tangannya.

Kara mengeluarkan jus jeruk dari dalam kulkas menaruhnya di gelas dan meminumnya, setelah itu duduk dimeja makan, seperti ada yang beda Lea tau persis ini bukan seperti kara.

"Mah," panggil kara.

"Ah iya," jawab Lea salah tingkah.

"Aku laper," ujar kara, dengan cepat Lea menyiapkan makan untuk kara.

Mereka berdua pun makan dengan situasi yang canggung, tidak ada orang lagi dirumah karena yang lain sedang sibuk dengan urusannya masing-masing, tinggalah Lea dan Kara.

Kara pun makan makanan yang disiapkan Lea, tatapannya datar yang sedikit berbeda wajah nya jadi lebih keliatan cerah karena tidak memakai masker, Lea tersenyum sebentar, tapi ada yang tidak Lea suka, potongan rambut kara terlalu mirip dengan Zia.

"Mamah makan juga, aku gak suka diliatin," ujar kara membuat Lea langsung ikut makan.

"Iya ini mamah makan kok, kamu ada apa seriusan sampai motong rambut gitu?" Tanya Lea lagi.

"Aku kan udah bilang gapapa, aku cuma pengen motong itu ajah," jawab Kara.

"Yasudah, bahas yang lain ya, gimana tadi di sekolah?" Tanya Lea.

"Baik kok kaya biasa," jawab kara datar.

"Temen kamu yang jengukin kamu dirumah sakit siapa namanya, ah iya Bintang," raut wajah Lea tersenyum menyebut nama Bintang.

"Kamu pacaran sama dia?" Tanya Lea membuat Kara batuk dan segera minum air yang diberikan Lea.

"Apa? Pacar? Ya enggak lah mah," tukas Kara.

"Tapi kamu meluk dia loh, perlu mamah peragain," seru Lea menatap jahil anaknya," kaya gini nih, tapi kamu balik lagi kan?" Tawa Lea pecah begitu pula dengan tawa kecil Kara.

"Udah ah mah aku gak gitu sama Bintang," seru Kara, namun setelah itu wajahnya terlihat murung membuat Lea mengerutkan keningnya.

"Bintang suka loh sama kamu," ujarnya.

Sudut bibir Kara terangkat," mamah gak boleh gitu, mamah tau kan aku gak waras," ujar Kara melanjutkan makannya.

"Anak mamah sehat, anak mamah waras semua, kamu ngomong apa si sayang," seru Lea mengelus pelan rambut kara.

Bad TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang