13

3.6K 206 28
                                    

Tatapan yang muncul setelah sekian lamanya

~kara~

Bintang menatap kara yang tengah tertawa bersama yang lain, rasanya seperti mimpi seroang kara  berada didalam rumahnya.

Sudah jam delapan malam, tapi Alva Lukas dan Tania belum juga pulang, mungkin betah.

"Kejadiannya cepat, gua gak tau mau sampai kapan kaya gini, mungkin gua butuh waktu dan sedikit keberanian untuk pulang," ujar kara.

"Zia ngomong kaya gitu?" Pekik Alva tidak percaya.

"Sadis padahal cantik bener," ujar Lukas.

"Udah gak usah dipikirin, mending besok kita jalan-jalan, besok kan Minggu," tawar Tania.

Kara hanya tertawa melihat mimik wajah Alva, lukas, ternyata berbicara dengan Alva dan Lukas tidak seburuk yang kara rasakan.

"Kara gak suka tempat ramai," sambung Bintang seraya menekan-nekan layar hp nya.

"Tau dari mana lu?" Alva membenarkan letak duduknya menghadap bintang, karena mereka memang sedang duduk dibawah sofa.

"Gak kok gua suka," ujar kara.

"Hmmm besok ajah deh diomonginnya, besok pagi gua kesini ya," seru Tania.

"Yaudah gua balik," Lukas berdiri diikuti Alva dan Tania.

"Yaudah, hati-hati ya semua," teriak Bintang.

"Dah kara," teriak Tania.

Kara melirik bintang yang menggeser posisi duduknya membelakangi dirinya, menurutnya aneh kalau bintang ada dibelakangnya.

"Lu mau nonton tv kok dibelakang gua? Emang keliatan?" Kara hendak bergeser ke samping tapi bintang dengan cepat menahannya.

"Gua cuma mau pakein salep ke lebam dipunggung lu, gapapa kan?" Tanya Bintang mendekatkan wajahnya dari samping menatap kara.

"Ya gapapa, cuma gua bisa minta bi Sumi buat pakein," ujar kara.

"Gapapa gua ajah,"

Bintang menarik sedikit sweater yang kara pakai, dan memakaikan salep itu dipunggung kara.

Kara hanya diam mematung, rasanya seperti tersengat aliran listrik ketika tangan bintang menyentuh pundaknya.

"Udah selesai?" Tanya kara.

"Badan Lo panas banget, yakin gapapa?"

"Gapapa ko bin,"

"Udah nih, balik badan, bibirnya belum,"

Kara menuruti perintah Bintang dan berbalik badan menghadap Bintang, bintang mengoleskan salep itu diujung bibir kara yang luka, itu pun dengan pelan-pelan, agak aneh saat tangan bintang menyentuh bibir kara.

Kara memegang tangan Bintang yang masih sibuk mengoleskan salep di bibirnya, kegiatan Bintang tertahan, bintang menatap kara yang tersenyum kearah nya.

"Kenapa senyum?"

"Makasih ya,"

"Iya tapi gak usah senyum kaya gitu,"

"Emang kenapa?"

Kara malah melebarkan senyumnya dan memperlihatkan lesung pipi nya yang cantik.

"Sumpah jangan senyum kaya gitu kar, nanti gua khilaf," ujar bintang menutup wajahnya dengan telapak tangan nya.

"Emang apa yang bakal Lo lakuin kalo sampe khilaf?" Kara menarik tangan bintang yang menutup wajah.

"Ya gak gitu,"

Bad TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang