Kamu tau apa yang paling buruk dalam dirimu? Kamu terlihat baik diluar tapi buruk didalam
~retak~
Tangan Zia terus saja bergelayutan di pundak Lea, berharap Lea akan ikut menghadiri pembukaan butik ternama, karena Zia akan menjadi salah satu model diacara tersebut.
Sedangkan kara sedang menikmati milkshake coklatnya seraya bermain hp diruang tamu.
"Kara," topan yang baru pulang dari luar kota menghampiri kara dan memeluknya.
"Kara gapapa pah," kara mencoba melepaskan pelukan topan, Zia malas melihat pemandangan ini.
"Ini jidat kamu kenapa?" Tanya topan berhasil membuka kupluk kara, jidatnya yang selalu ia tutupin karena takut Lea mengetahuinya akhirnya pun ketauan.
"Gapapa jatoh," jawab kara.
Lea yang mendengar kening kara luka melepaskan tangan Zia dari pundaknya dan menghampiri kara untuk mengecek keadaanya.
"Kemarin gapapa pah,"seru Lea pada topan.
"Kamu hati-hati dong kalo jalan, papah kan khawatir jadinya," topan mengelus rambut kara pelan.
"Tau ah," kara pergi meninggalkan orang tuanya kedalam kamar, Zia yang melihat kara menatap sinis kearahnya.
Seharusnya luka yang dibuat Lusi tidak parah, hanya saja Zia menambahkannya kemarin malam, dan rasanya ingin kara mengatakan apa yang Zia perbuat.
"Kara," panggil Kenan dari luar kamarnya.
"Masuk gak dikunci," teriak kara.
Kenan menghampiri adiknya yang sedang memeluk bantal dan yang paling penting kara memakai kaca matanya yang hanya ia pakai saat belajar.
"Besok ada acara gak?" Tanya Kenan yang duduk disamping ranjang kara.
"Banyak, sibuk," tukas kara.
"Kaka mau ajak kamu,"
"Gak mau,"
"Kaka belum selesai ngomong kara,"
"Kemana?"
"Ketempat kuliah kakak, disana ada Juna,"
"Terus kalo ada Juna kenapa?"
"Ada yang mau ketemu sama kamu disana,"
"Siapa?"
"Ada deh, mau ya,"
"Lusa?"
"Besok kara,"
"Besok kara gak bisa ada acara,"
"Okay,"
"Yaudah Sanah keluar,"
"Ok,"
Kenan mengacak-acak rambut kara dan pergi meninggalkan kara.
Jam sepuluh malam, kara meminum obat tidur nya dan menarik selimut menutupi wajahnya.
*****
Entah kenapa hari ini lebih berat dari hari sebelumnya, kara turun dari mobil Kenan memberikan senyum sedikit agar Kenan tidak bawel terhadapnya.
Tania yang sudah menunggu kara dikoridor merangkul tangan kara menuju kelas.
"Kara!" Teriak seseorang, kara dan Tania dengan cepat menoleh.
Ketos.
"Kenapa?" Kara menatap sinis Alva.
"Lo pinter IPA ya? Bu Devi minta Lo yang wakilin sekolah lomba IPA!" Tukas Alva tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Twins
Teen Fictionmempunyai sodara kembar tidak mengubah apapun -Karanela Ziela