Telah lama mengenal tapi kau diam, kau anggap diriku apa?
"kar keluar dulu ya mau ngomong sama Kenan," tegur Bintang yang hanya dibalas anggukan oleh kara, itupun dengan posisi yang sama yaitu membelakangi Bintang.
"Kalo butuh apa-apa panggil aku ya kar," ujar Bintang lagi dan lagi-lagi hanya anggukan yang dia dapat.
Bintang memeluk kara sebentar layaknya bantal, lalu membisikan sesuatu pada kara," aku gak masalah kamu potong rambut kamu, kamu tetap sama kayak biasanya, cantik," Bintang tepat ditelinga Kara.
Setelah mengatakan itu Bintang beranjak bangun dari tempat tidur kara dan keluar untuk mencari Kenan, karena memang Kenan yang membawanya kemari, tapi yang Bintang temukan hanya ibu kara yang tengah menangis diruang makan.
"Maaf tante," tegur Bintang, Lea mengusap air matanya kasar.
"Eh iya, Bintang kara nya gimana?" Tanya Lea.
"Gapapa kok Tante, Kenan nya dimana ya Tan?" Tanya Bintang, Bintang ingin bertanya kenapa lea menangis tapi kayaknya terlalu ikut campur.
"Kenan ada di luar," ujar Lea.
"Kalo gitu saya keluar dulu Tante," izin Bintang sebelum melangkahkan kakinya keluar.
Bintang mendapati Kenan yang tengah duduk di di bangku yang memang terdapat di luar rumahnya, Bintang ikut duduk disamping Kenan menunggu Kenan bicara, karena Kenan yang menelfon Bintang untuk membicarakan sesuatu.
"Lo beneran suka sama adek gua ya?" Tanya Kenan.
"Iya," jawab Bintang mantab.
Kenan tersenyum," sekitar enam bulan lagi gua pindah ke Yogya buat kerja disana,"
"Terus?"
"Gua mau bawa kara,"
"Jangan!" Bentak Bintang membuat Kenan menoleh.
"Ada satu lagi yang belom gua kasih tau ke Lo bin," ujar Kenan.
"Apalagi, gua bisa terima apapun kondisi kara, tapi jangan bawa dia kemanapun," kesal Bintang.
"Kara, adek gua itu rada gak normal, dia bakalan kambuh kalau terus ingat sama adeknya Kiran, kalau gua bawa dia ke yog.."
"Gua yang bakalan buat dia lupa sama kejadian enam tahun yang lalu," tegas Bintang.
"Gua sempet yakin sama Lo, cuma gua lebih percaya sama juna, sorry gak ada maksud buat jauhin Lo sama Kara, gua seneng pas Lo bawa gua ikut masuk ke ruangan kara waktu itu, bahkan dulu cuma Juna yang boleh masuk,"
"Lo gak ada hak buat mutusin siapa yang pantes sama kara," ujar Bintang yang kali ini mulai merasa sangat kesal.
"Gua emang gak pantes, Lo bisa tanya kara, dan dia pasti bakalan lebih milih Juna ketimbang Lo bin,"
"Dia bakalan milih gua pasti!"
"Gua berani bertaruh,"
"Jahat banget si,"
"Gua balik,""Gak mau pamit dulu sama kara," walaupun sedikit kesal, Bintang tetap masuk untuk menghampiri kara.
Saat masuk kedalam kamar Bintang mendapati kara tengah berdiri dan mencoba untuk keluar, kara yang kaget segera berbalik badan, mengingat kejadian tadi kara sangat malu, terlebih lagi orang itu masih disini.
Bintang menaikan sudut bibirnya walaupun hatinya sedang sedikit kacau setelah berbicara dengan Kenan barusan, tangannya terulur memeluk kara dari belakang, mencium pundak kara dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku pulang dulu ya kar, besok aku jemput sekolah,"
"Aku bareng sama Juna," ujar kara membuat Bintang semakin memeluknya dengan erat.
"Sama aku ajah,"
"Tapi biasanya bareng Juna,"
"Pilih aku ya kar," Bintang mencium rambut kara sebelum melepaskan tangannya yang baru saja ingin kara sentuh.
Bintang segera pergi dari kamar kata dengan wajahnya yang sedikit kecewa, entahlah mendengar nama Juna yang keluar dari mulut kara terasa sangat menyakitkan.
Sedangkan kara masih terdiam antara perasaan deg-degan nya karena Bintang memeluk nya barusan, dan bingung karena perkataan Bintang padanya.
🍃
Abe menyisir rambut Dengan tangannya, Menunggu Alva keluar dari dalam rumahnya, hari ini mereka akan nongkrong bareng karena Abe dan yang lainya merasa sudah jarang sekali kumpul dengan Alva, apa lagi Bintang.
"Yang lain udah pada disana?" Tanya Alva yang tengah duduk disamping Abe.
"Udah, si Deni sama Lukas udah disana, Bintang nyusul,"
"Seharusnya Bintang gak usah diajak, dia kan lagi pdkt sama kara hahaha,"
"Yeeee lagian emang gak kangen apa kita ngumpul kaya dulu,"
"Gak kalo ada lu nya Haha,"
Alva bangkit dari duduknya dan meriah jaket untuk dia pakai, sekarang Abe dalam kondisi sadar sangat sadar, Abe melihat dengan sangat jelas pergelangan tangan Alva yang diperban.
Abe mengerutkan keningnya mengamati berbagai bekas luka yang sudah kering disekitarnya, belum sempat menyentuh, Alva sudah menutupinya dengan jaket.
"Tangan Lo kenapa?"
Raut wajah Abe berubah.
"Gapapa ayo berangkat," ajak Alva.
Abe tidak bergubis dari tempatnya duduk, sedangkan Alva sudah berjalan keluar rumah.
"Alva!" Panggil Abe membuat Alva menoleh.
"Gak ada yang mau lu kasih tau ke gua?" Seru Abe.
Alva tersenyum lebar menatap Abe," gak ada,"
🍃🍃🍃
Annyeong haseooo
Unch nunggu ya?
😂
19 12 17
R.I.P Jonghyun Shinee semoga tenang di alam Sanah 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Twins
Teen Fictionmempunyai sodara kembar tidak mengubah apapun -Karanela Ziela