Hati-hati❗
*Ada adegan gaje dan gagal romantis
😂
______________________________________AKU membuka mata saat mendengar televisi yang hidup semalaman memutar kartun Doraemon. Aku sengaja menyetel televisi dengan volume keras, mengabaikan suara bel yang terus berbunyi.
Aku memang masih memilih tidur di sofa, belum berniat tidur seranjang bersama Dikan. Walau masih marah, tapi tetap saja aku tersentuh saat membaca pesannya malam itu. Jika hubungan kami normal sejak awal, mungkin aku akan menganggap yang ia lakukan itu membuat hatiku berbunga-bunga. Sayang, hubungan kami tidaklah senormal itu.
"Sayang, mana istri kamu yang sudah ngerebut kamu dari aku itu?"
"Mark, jangan bikin nama gue jelek lagi di depan Diara."
"Nggak peduli, pokoknya aku tetap mau ketemu istri kamu, Yang!"
"Pulang, Mark!"
Aku kesal mendengar suara bel yang sudah berganti dengan suara ribut perdebatan. Apalagi namaku disebut-sebut. Perhatianku pada petualangan Nobita dan Doraemon jadi teralihkan.
"Aku akan pulang setelah kamu menciumku di depannya." Aku bisa mendengar suara merengek manja seseorang yang aku yakin sedang berbicara dengan Dikan.
"Lo saraf, Mark! Pulang atau gue aduin kekonyolan lo ini sama Tante." Aku bisa mendengar nada suara Dikan yang meninggi.
"Bodo. Sekarang mana istri kamu itu, heh?"
Oke, cukup. Aku sudah tidak tahan. Tidak peduli dengan wajah bantalku, aku bangun dari sofa dan mencari sumber keributan yang sudah mengganggu ketenanganku.
"Hei, ngapain lo nyariin gue?" tanyaku tanpa peduli jika mereka shock melihatku yang seperti nenek sihir dengan rambut kusut, mata merah dan mungkin ada iler di kedua sisi bibir. Pasti penampilanku sangat mengerikan.
"Oh, jadi ini istri kamu?"
Berengsek, kurang ajar! Berani banget nih cowok banci ngeremehin gue.
Senyum sinis dan meremehkan lelaki ini membuatku ingin memasukkannya ke dalam karung lalu melemparnya ke laut penuh dengan hiu.
"Mark, please. Jangan rusak usaha gue selama ini. Pulang sebelum gue bikin lo nyesal," suruh Dikan dengan tangan terkepal saat si lelaki aneh mendekatiku.
"Ternyata selera kamu rendahan banget sekarang. Tenang saja, Sayang. Aku nggak akan ganggu dia. Aku yakin, dia yang akan ninggalin kamu kalau tahu hubungan kita sebenarnya." Aku makin geram mendengar kalimat itu, terdengar begitu merendahkan.
"Mark kampret. Pulang nggak lo!" Aku lihat Dikan menahan marah lalu menarik tangan lelaki yang dipanggilnya Mark itu.
Apa mereka benar-benar pasangan kekasih? Mark bahkan bicara dengan memakai aku-kamu dan memanggil Dikan Sayang. Luar biasa sekali pasangan sejenis di depanku ini.
"Tunggu, Sayang. Aku yakin kamu belum nyentuh istri kamu ini, kamu kan belum bisa move on dari aku." Mark mencoba melepaskan diri tarikan Dikan. Aku bergidik melihat tatapan mata Mark yang menggoda pada Dikan tapi begitu sinis padaku.
Apa seperti ini interaksi pasangan gay? Mendadak aku mual.
Kubalas tatapan Mark sinis dengan tatapan tajam. Aku tidak takut, lagi pula aku bukan gadis yang akan jadi perusak hubungan orang lain apalagi jika itu hubungan sejenis mereka.
Mark menyeringai, sangat memuakkan. Padahal kalau dilihat sekilas lelaki itu menarik, apalagi dengan wajah bule dan tubuh tegapnya. Sayang, dia belok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Nikah?
RomanceApakah melepaskan semudah saat kamu memutuskan untuk menjatuhkan hati? Mencintai seseorang yang tidak pernah menganggapmu ada pasti menyakitkan, bukan? Diara menyelami rasanya, bukan, dia bahkan telah tenggelam karena mencintai laki-laki yang hanya...