*Ingat, jangan terlalu dihayati
____________________________
Dikan PovAKU tidak bisa berhenti tersenyum saat membuka mata dan melihat Diara yang tidur dengan begitu tenang dalam pelukanku. Gadis ah, tidak wanitaku ini masih belum mengingatku. Selama ini dia tidak pernah mau membahas mengenai masa lalunya, sementara aku lebih banyak bersamanya ketika di masa lalu. Tidak heran, aku tahu apa yang terjadi padanya selama ini. Aku merasa tidak berguna karena tidak bisa melindunginya.
Mungkin kalian berpikir kalau aku terlalu bodoh atau naif karena mengejar dan berharap perhatian seorang wanita mengingat namaku saja tidak.
Dia wanitaku, hatiku membuncah saat dia menyerahkan miliknya padaku, menjadi pria pertama untuknya. Aku harus menyingkirkan semua pesaingku yang mendekatinya lewat Bang Wira. Selama ini Bang Wira sudah menjaganya dari pria yang mungkin akan memangsanya. Dia yang terlihat tegar padahal begitu polos dan rapuh.
Melihat bibir dan dadanya aku kembali bergairah. Jangan sampai kalian ada yang berpikiran kalau aku cabul atau mesum, dia istriku jadi wajar jika aku melakukannya. Selama ini aku sudah menahan diri sekeras mungkin untuk bisa menyentuhnya setelah halal, tapi sulit karena Diara adalah kelemahan terbesarku.
Sulit sekali mengendalikan diri jika di dekatnya. Ingat kejadian pada malam setelah kejadian dia mengajak memancing dan menginap karena hujan? Malam itu aku berusaha menjauh karena takut jika terlalu dekat dengannya maka aku akan merusaknya sebelum kami menikah.
Diara bahkan tidak sadar sama sekali saat malam mati lampu di apartemennya waktu itu kalau aku sudah menyentuhnya sampai hampir mengambil miliknya. Aku tidak tahan apalagi dia seperti sengaja memancing gairahku dengan memintaku membuka kemeja di depannya, memandangi tubuhku seakan menikmati apa yang aku lakukan. Aku merasa jadi pria berengsek setelah malam itu. Apalagi dia tidur sangat nyenyak hingga tidak sadar tubuhnya sudah kuberi tanda.
Sekarang aku sudah tidak tahan lagi menahan diri saat milikku sudah berkedut karena Diara yang terlihat tidak nyaman malah membuat senjataku makin membesar.
Sejak tadi malam aku bukan Perjaka Ingusan yang hanya bermimpi bisa mendapatkan wanita dalam pelukanku ini lagi seperti yang selama ini teman-temanku nobatkan.
Hey, jika banyak yang mengatakan kalau aku tidak gaul karena tidak pernah bersenang-senang di tengah makin buruknya pergaulan sekarang maka aku sangat bersyukur karena tidak pernah mengikuti arus seperti itu. Itulah prinsip yang selama ini ditanamkan orang tuaku, menghormati wanita dengan tidak menyentuh mereka tanpa ada ikatan halal. Tentu saja, tanpa itu semua pun aku tidak akan pernah menyentuh seorang gadis jika tidak melibatkan hati terlebih hatiku sudah dimiliki sejak dulu oleh wanitaku ini.
Dan saat tadi malam jadi yang pertama... pasti kalian tidak akan protes kalau aku bilang rasanya "luar biasa".
Aku pria pencemburu makanya aku juga menjaga diri sendiri dari semua kontak dengan wanita mana pun selain dia. Tidak adil kalau menuntutnya hanya jadi milikku, tapi nyatanya aku tidak melakukan hal yang sama, kan?
Aku tidak pernah merasa terganggu jika teman-teman atau gadis yang mendekatiku mengatakan aku angkuh, dingin atau gay sekalipun. Tapi, aku tidak menyangka semuanya malah jadi bumerang untukku karena Diara mengira aku gay saat kejadian Mark yang membantuku di toilet saat membersihkan celanaku karena ada anak-anak yang menumpahkan es krimnya di belakang celanaku.
Dan kalian tahulah, tanpa bisa dicegah terjadilah adegan menjijikkan itu, yang di mata orang normal termasuk Diara maka aku dan Mark terlihat seperti orang yang menyukai bokong pria. Aku mendorong Mark saat melihat Diara keluar dari toilet dengan wajah jijik padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Nikah?
RomanceApakah melepaskan semudah saat kamu memutuskan untuk menjatuhkan hati? Mencintai seseorang yang tidak pernah menganggapmu ada pasti menyakitkan, bukan? Diara menyelami rasanya, bukan, dia bahkan telah tenggelam karena mencintai laki-laki yang hanya...