Tap... tap... tap...
Suara langkah kaki terus menerus terdengar diruangan itu. Karyawan saling bergantian melangkah, baik searah maupun berlawanan arah. Selalu seperti itu setiap pagi. Semua karyawan disibukkan dengan kegiatan masing-masing.
ANTARA Group, perusahaan besar yang memiliki cabang di kota-kota besar di Indonesia. Perusahaan ini bergerak dibidang penjualan kendaraan bermotor. ANTARA juga bergerak dibidang Properti. Menyediakan rumah-rumah yang sudah dibuat dengan sedemikian rupa. Belakangan ini, ANTARA juga sedang berusaha untuk menjajal produk lain untuk semakin memperluas jangkauan pemasaran. Kabar yang berhembus, ANTARA akan mendirikan bank. Saat ini, pimpinan ANTARA tengah berkonsultasi dengan Menteri Keuangan dan juga Pemerintah.
"Orys!" panggil Indah, yang berada dibagian Personalia. Ia yang mengurus absensi, izin, cuti, penerimaan karyawan baru dan juga mengurus Siswa ataupun Mahasiswa yang ditugaskan untuk terjun langsung ke lapangan sesuai jurusan. Indah pula yang memberikan berbagai info yang ia dapat dari pimpinan ke seluruh Karyawan.
"Iya, mbak." jawab Orys yang bergegas menghampiri Indah. Oryza Stefany atau biasa dipanggil Orys, Mahasiswa Fakultas Managemen Bisnis yang sedang menjalani PPL yang merupakan tugas wajib bagi semua mahasiswa. Sudah satu minggu lebih Orys berada di perusahaan ini. Dan, ya, hanya ia yang ditempatkan di perusahaan ini.
"Aku lupa mau kasih kamu ini." ujar Indah mengeluarkan map dari dalam lacinya. "Tanda tangan, disitu." sambungnya.
"Iya, mbak." jawab Orys lalu segera meraih pulpen yang ada di atas kertas, kemudian menggerakkan pulpennya di atas kertas itu. Membuat sebuah ukiran indah disana. "Udah, mbak." ujarnya seraya menyerahkan kembali kertas itu.
"Ok." sahut Indah yang kembali menyimpan map itu.
Pandangan Indah tertuju ke pintu saat didengarnya derit pintu yang terbuka. Indah menghela nafas kesal, ia juga sedikit menggelengkan kepalanya.
"Feno, sini!" panggil Indah dengan wajah kesal.
Feno Aryanata, karyawan yang belum lama ini menjabat sebagai Kepala Bagian Pemasaran. Sudah satu minggu ini ia tidak masuk. Ah tidak, satu minggu lebih. Tepat saat Orys mulai masuk ke perusahaan, hari itu juga Feno mulai tidak masuk.
"Kamu, tuh, kebiasaan. Kalau mau ambil cuti, pasti mendadak, dan cuma mengabari lewat sms. Huh.." omel Indah.
"Maaf, aku ada keperluan mendadak." jawab Feno dengan santai dan tanpa rasa bersalah.
"Tanda tangani surat cutinya. Harusnya sebelum kamu cuti." omel Indah. Indah memang terkenal bawel jika sudah berurusan dengan pekerjaanya. Ia juga sedikit jutek, ya hanya sedikit.
Orys yang masih berada di dekat Indah menatap pria yang sering dibicarakan oleh beberapa karyawan. Wajahnya datar, tak menunjukan ekspresi apapun. Bahkan saat Indah mengomelinya, pria itu tetap memasang wajah datar. Sepertinya pria itu sangatlah dingin.
Feno meletakkan pulpennya begitu selesai menandatanganinya. Matanya memandang sosok gadis didekatnya sejenak. Datar, wajahnya tetap datar saat memandang gadis itu. Tak sedikitpun menunjukan ekspresi.
"Ah, iya, ini Orys. Dia sedang PPL. Karna kamu Kepala Pemasaran, jadi kamu urus dia, ya." jelas Indah.
"Iya." jawab Feno singkat lalu melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya.
Mata Orys mengikuti gerak tubuh pria itu. Benar-benar sangat dingin. Dan lagi, pria itulah yang akan mengajarinya banyak hal. Tapi, dengan sikap yang dingin seperti itu.... Orys kembali ke tempat duduknya. Ia membantu Aira yang bertugas dibagian pembukuan. Orys mengurutkan data-data sesuai dengan yang diajarkan oleh Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Days
Dla nastolatków#19 General, 01/08/2018 'Dia.... tertawa.' batin Orys. Sungguh, Orys tak menyangka Feno bisa tertawa. Tidak-tidak, semua manusia memang bisa tertawa. Tapi, untuk ukuran orang seperti Feno, rasanya itu sangat sedikit sulit. Tapi, hari ini, ia melihat...