Bab 17 : Terulang kembali?

98 15 0
                                    

Orys menghela nafas panjang setelah mendengar cerita dari Daren tentang perjalanan cinta Feno dengan gadis yang akan menikah itu, yang berakhir mengenaskan, untuk Feno. Dan sekarang, membuatnya ragu akan perasaan Feno padanya. Apakah Feno benar-benar mencintainya? Atau, selama ini Feno hanya diam karna masih mencintai gadis itu? Pikiran-pikiran negative tentang Feno mulai memenuhi otaknya. Bukan tak percaya pada Feno. Tapi, siapapun jika sudah mendengar cerita itu, maka...,

Orys menoleh kesamping begitu merasakan tangannya disentuh. Bahkan, perlahan jemari yang menyentuh tangannya itu mulai menggenggam tangannya. Matanya menatap sang pemilik tangan yang menatapnya dengan wajah serius.

"Kamu pasti kepikiran perasaan Feno padamu, 'kan?" tanya Daren.

Orys tak mungkin berbohong, ia menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Ia memang khawatir akan itu.

"Feno, sudah membuang harapannya pada gadis itu sejak lama. Tapi, seperti yang aku katakan. Saat melihat orang yang pernah menjadi teman spesialmu menikah dengan orang lain, tetap saja itu terasa menyakitkan, 'kan?"

"Aku mengerti!" jawab Orys diakhiri senyuman.

Daren semakin melebarkan senyumnya. "Syukurlah!" ucapnya. Senang rasanya melihat hubungan Orys dan Feno baik-baik saja. Setidaknya, apa yang ia perjuangkan, tidak berakhir buruk. Ia harap, itu akan terus seperti ini.

"Aira,"

Aira langsung menoleh sesaat setelah namanya dipanggil. Setelah melihat siapa yang memanggilnya, Aira kembali mengarahkan pandangannya ke Daren dan juga Orys yang sedang berdua di tangga.

"Daren, kuat, ya?" Aira membuka pembicaraan.

Gian menganggukkan kepalanya. Ia sudah mendengar cerita dari Aira tentang Daren yang menyukai Orys. "Seperti yang diharapkan dari seorang Daren." balas Gian dengan senyuman.

***

Seperti biasa, saat jarum jam berada diantara angka 4 dan 5, para Karyawan ANTARA Group mulai berkemas-kemas untuk kembali kerumah masing-masing. Menunda kegiatan sementara waktu dan akan dilanjut esok hari. Rutinitas yang setiap hari selalu dilakukan dan bisa dibilang sangat membosankan. Walau begitu, raut ceria tetap terpancar para Karyawan setiap harinya. Membuat suasana kerja yang melelahkan jadi sedikit menyenangkan.

"Eh, Fen, kita ke restoran yuk, makan-makan, aku yang bayar." seru Daren dengan senyuman lebar.

"Serius?" sahut Zahra penuh semangat.

Daren menganggukkan kepalanya mantap. "Lagipula, dua bulan terakhir kita nggak pernah makan diluar bareng, kan? Jadi, kita lanjutkan rutinitas kita. Dan, kali ini giliran aku yang bayar. Kamu ikut juga nggak papa, Rys." ucapnya panjang lebar.

"Maaf, Ren, tapi aku ada acara." tolak Feno.

"Ayolah! Sebentar saja." bujuk Daren.

"Iya, Fen. Kangen nih suasana makan-makan." sahut Zahra.

"Aku benar-benar minta maaf. Tapi, aku ada urusan penting." tolak Feno lagi. Feno meraih tasnya dan mulai melangkahkan kakinya.

Dengan sigap, Daren beranjak dari duduknya dan berlari mengejar Feno. Berhenti dihadapan Feno untuk menghalangi langkah Feno.

"Ah iya, kamu suka power ranger, kan? Kita nonton movienya. Kan dalam masa tayang, tuh, pasti seru, kan? Aku juga penasaran." ucap Daren yang sebisa mungkin membujuk Feno untuk tetap ikut.

"Betul! Jadi, setelah makan-makan, kita ke bioskop. Biaya, ditanggung Daren!" ucap Aira menimpali.

Feno memandang satu persatu temannya. Menatap wajah-wajah cemas teman-temannnya yang terlihat cukup jelas. Ia mengerti, sangat mengerti. Bahkan, dari tatapan Orys yang tak bisa menyembunyikan kecemasannya. Kedua sudut bibirnya terangkat dan membentuk senyuman.

Our DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang