Keesokan harinya Ara sudah bersiap dg seragam sekolah khas SMA Bulan Bangsa. Tidak ada lagi air mata yg keluar dari pelupuk matanya, tidak ada lagi Ara yg hanya bisa pasrah dg keadaan. Saat ini, cuman ada Ara yg tegar berdiri dg senyuman ramah tercetak di wajahnya. Ia pun segera menuju ke lantai bawah, yah karena kamarnya berada di lantai 2.
"Non Ara, sarapan dulu ya non?" kata pelayan yg kini berada di ruang makan.
"Ara gk laper, Ara berangkat bi" Ara pun hanya menoleh ke arah ruang makan yg kini terasa sepi, tidak ada kehangatan seperti dulu.
"Berangkat non?" tanya Pak Amin a.k.a supir pribadi Ara, yg hanya di jawab anggukan Ara. Ara pun langsung masuk ke dalam mobil, yg langsung di ikuti Pak Amin, Pak Amin pun langsung melajukan mobilnya ke arah sekolahan.
~ ~ x x x ~ ~
Setibanya di sekolah, Ara pun langsung saja menuju kelasnya X IS 2. Tak urung di koridor kelas, banyak yg menyapa Ara, dan hanya di jawab Ara dg senyuman tipisnya.
'Hai Ara, makin cantik aja'
'Eh ada adek jelas cantik coy, itu bukannya Ara ya? Hai Ara'
'Hai princess'
'Cantik amat Ra'
Yah celetukan celetukan itu yg sering kali ia dengar. Tapi apalah daya Ara adalah siswi pemalu, jadi ia hanya bisa membalasnya dg senyuman tipis khasnya.
Baru saja ia ingin masuk ke dalam kelasnya, sudah ada yg mencekal tangannya. Ara pun membalikkan badannya untuk melihat siapa yg menahannya.
"Kamu kok berangakat duluan? Biasanya kan aku jemput yang" Ara yg mendengar nya pun hanya bisa menatap datar Radit, lebih lengkapnya lagi ia adalah Radit Ardiansyah, anak dari donatur terbesar di sekolah ini, alias pacar Ara.
"Pengen aja" jawab Ara.
"Gk biasanya Ara kek gini?" batin Radit bingung.
"Nanti aku tunggu di taman belakang ya?" kata Radit yg masih saja di tatap datar oleh Ara, bahkan kini Ara pun memalingkan wajahnya.
"Hmm" jawab Ara yg langsung masuk ke dalam kelasnya.
Radit pun menghedikkan bahunya acuh, ia pun segera pergi menuju kelasnya X IA 5.
~ ~ x x x ~ ~
"Ra, lo gk mau ke kantin?" tanya Elina, Elina Rasyifanya a.k.a teman sebangku Ara.
"Oh, nggk lo duluan aja" kata Ara malas, yah pasalnya saat ini adalah jam istirahat. Ia teringat perkataan Radit tadi, ia pun beranjak dan segera menuju ke taman belakang untuk menemui Radit.
Saat ia baru saja tiba di taman, tapi ia sudah di suguhkan dg pemandangan yg membuat dirinya hancur. Bagaimana tidak? Saat ini ia melihat sahabat dan juga pacarnya bercanda sambil berpegangan tangan, Ara pun mengontrol emosinya.
"Oh, sepertinya gue ganggu ya? Yaudah gue pergi dulu" sontak keduanya pun melepas genggaman mereka.
"Kamu ngomong apa sih Ra? Kita tadi cuman ngomongin itu loh... Emh si Jordan yg tadi.. Hampir aja emh.. Kepeleset, iya kepeleset" kata Gladys, yah Gladys Mahadika a.k.a sahabat lama Ara. Yah sahabat lama, karena mulai detik ini Gladys bukanlah sahabatnya lagi.
"Oh, yaudah gue laper. Gue mau ke kantin, kalo kalian mau berduan di sini sih silahkan" kata Ara yg kini melangkah meninggalkan mereka.
"Kamu kenapa yang?"
"Iya, kok sekarang kamu pake gue-elo ke kita?"
Tanya Radit dan Gladys bersamaan, yg membuat langkah Ara berhenti lalu menatap ke duanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Fiksi Remaja"I don't know about love, but I don't care!" Kata Alexander serempak. ### Entah apa alasan mereka yg tidak mempercayai apa itu cinta, bagi mereka cinta itu bullshit! Yg dg seenaknya membuat orang bahagia lalu dg sekejap membuat orang itu sakit tanpa...