6. Kuncir Strawberry

10.9K 1.4K 125
                                    

        Semakin malam semakin dingin. Untung saja cottage di sini disediakan penghangat ruangan ditiap kamar. Walau begitu tetap saja membuat Arya terus merasa lapar.

Dia sudah merubah belasan kali posisi agar dia segera bisa tidur. Tapi yang ada matanya semakin terang. Untuk beberapa orang terkadang bila tubuh lelah justru menjadi sulit tidur, dan mudah lapar.

Krucuukk!

"Gosh, lagi?" Arya mengelus perutnya yang sedikit membuncit karena diisi berbagai macam hidangan makan malam tadi.

Arya menendang selimutnya lalu berdiri dan berjalan keluar kamar. Desain cottage ini sungguh unik. Walau memiliki kamar yang terpisah-pisah bangunannya, namun terdapat satu lorong penghubung untuk menuju common room yang biasa digunakan untuk makan bersama, menonton, karaoke, apapun yang bisa digunakan untuk banyak orang.

Lorong berbentuk panggung yang terbuat dari kayu jati ini dihiasi lampu temaram kecil-kecil yang dipasang di setiap tiang penyangga.

Tak butuh waktu lama bagi Arya menemukan jalan menuju dapur. Dengan gerakan perlahan, dia memasuki area itu dan langsung berjalan menuju lemari pendingin. Saat dibuka, sangat banyak stok bahan makanan, ada sayuran, buah, telur, susu kemasan kotak satu liter dan masih banyak lagi.

Sambil tersenyum lebar Arya berbisik, "surga dunia! Come to Papa, honey." Dia mulai mengambil dua buah apel, satu cokelat batangan dan sebungkus roti isi selai cokelat.

Setelah puas dengan hasil jarahan malam, dia menutup pintu kulkas dengan kaki kirinya. Namun naas ketika dia membalikkan badan...

"HUWWAAAAA!!!"

Braakk!!! Gedebuk!!!

"Aduuuuhhhhhh!!!"

Telah mendarat dengan sempurna, pantat Arya ke lantai keramik yang mulus dan licin. Disusul hantaman siku lengan kanannya dengan keramik yang sama. Luka lama belum sepenuhnya sembuh, sudah kembali terluka di tempat yang sama. Oh syahdunya...

"Kali ini ngetes ketebalan keramik ya, Kak?"

Kepala Arya mendongak cepat menatap lurus kedua mata Nanma yang selalu sendu. Kemudian dia berdiri dengan sekali hentakan dan melupakan rasa sakit di badannya.

"Lo pikir gue tukang bangunan yang punya hobi ngukur kayu sama keramik?!"

Nanma mengedipkan matanya beberapa kali. "Terus kok di lantai ngapain?"

Makan hati lama-lama ngomong sama Nanma. Tolong ingatkan Arya untuk setelah ini cek Instagram, buat beli obat penumbuh dan pembesar sabar.

"Lha lo sendiri ngapain malam-malam ke sini? Laper juga lo?" Arya mulai memunguti hasil jarahannya yang berceceran di lantai.

"Hanya cari-cari aja." Nanma menjawab sambil menarik ingus yang masih tersisa di dalam hidungnya. Lalu jari-jari tangan kanannya membersihkan sisa air mata yang menggantung di pelupuk mata.

Arya mengamati itu semua. Dalam hatinya dia berkata kalau perempuan ini seperti tidak pernah bahagia. Padahal jika dilihat dari apa yang dimiliki keluarganya, harusnya lebih dari cukup untuk bisa bahagia secara duniawi.

"Makan ini." Arya menyodorkan sebuah apel merah. "Udah gue bersihin pakai tisu. Kalau mau lebih higenis ya cuci aja lagi pakai air."

Tangan kanan Arya masih menggantung di udara karena Nanma hanya memperhatikan apel itu. Lalu Arya menarik tangan kanan Nanma dan meletakkan buah apel itu di telapak tangannya. Setelah itu Arya berjalan meninggalkan Nanma.

"Kak?" Arya menoleh. "Mau ikut ke taman langit?"

"Taman langit?" Arya membeo sambil memutar seluruh tubuhnya.

Begitulah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang