13. Undangan Para Mantan

8.2K 1.1K 60
                                    

Seluruh karyawan Secret Garden sedang berkumpul sambil berbisik-bisik dengan topik utama atasan dan supir. Mereka tidak tahu apa yang terjadi hingga si atasan, sebut saja Arya Bachtiar, melakukan hukuman kepada supirnya yang berinisial Dadang Suleiman.

Tepat di sudut ruangan dekat pot dengan tumbuhan palm setinggi tubuhnya, mang Dadang sedang menjalani hukuman dari Arya karena ulah konyolnya tadi di depan Nanma. Hukuman ini dia dapat karena mang Dadang yang berlebihan dalam akting yang dijalankan bersama Arya.

"Uncle Boss..." rengekan mang Dadang dengan bibir ditekuk ke bawah dan mata sedih, mencuri perhatian semua orang yang saat ini akan briefing pagi di Secret Garden.

Posisi Arya saat ini berada di barisan lingkaran para karyawan yang siap untuk berdoa dan briefing. Mereka masih satu tempat dengan mang Dadang yang dapat melihat jelas sedang merana.

Arya memutar tubuhnya dan langsung mendapati pemandangan mang Dadang setengah berjongkok dengan kedua tangan menjewer telinganya sendiri. Tak lupa wajah merana karena sudah mulai merasakan kesemutan pada kedua kakinya. Puas melihat supirnya yang malang itu, Arya kembali menghadap ke para karyawannya dan memimpin doa.

"Mari kita berdoa, meminta kepada Tuhan untuk diberikan kelancaran pada apa yang akan kita lakukan hari ini. Berdoa menurut keyakinan masing-masing, berdoa... ayo,"

Semuanya menundukkan kepala dan mulai merapalkan doa dalam hati. Hening tercipta hingga satu menit lamanya hingga Arya menyudahi sesi berdoa pagi.

"Selesai. Hari ini gimana, Grill Chef?" tanya Arya pada seorang chef spesialis pembuat hidangan yang dibakar.

"Hari ini saya diberikan ijin oleh head chef Romi untuk menghidangkan menu baru saya. Semoga responnya lebih baik," jawab grill chef itu dengan wajah penuh harap.

"Good. I'm waiting for good news, ya. Ada kendala apa?" kali ini Arya mengedarkan pandangan ke seluruh karyawan.

"Dari tim manajemen tidak ada kendala sejauh ini. Begitu juga untuk pelayanan. Kalau dapur... itu wilayah chef Romi," jelas Kiran sambil melirik chef Romi, diikuti lainnya.

"Gimana, Chef?" Arya beralih ke chef Romi.

"Saya ingin tahu pasti tentang pengaturan suhu untuk penyimpanan wine kita. Karena kemarin sempat ada pelanggan yang komplain dengan rasa getir pada salah satu varian wine kita," chef Romi menjawab sambil menyilakan tangan di dada.

"Benar, kah? Oke, setelah ini saya, Kiran dan salah satu teknisi turun ke bawah. Kita cek langsung permasalah di sana? Ada tambahan lagi?"

"Tidak,"

"Oke, jika tidak, mari kita mulai bekerja dengan semangat," Arya bertepuk tangan diikuti yang lainnya.

Semua orang kembali ke pos masing-masing untuk mengawali pekerjaan hari ini. Arya mengikuti langkah Kiran menuju ruang bawah tanah, tempat penyimpanan anggur-anggurnya. Baru sampai di ambang lorong menuju tangga turun, Arya berhenti dan menarik sedikit ke belakang badannya.

Masih nampak mang Dadang dengan posisi setengah jongkok dan menjewer kedua telinganya sendiri. Matanya dibuat sendu bermaksud agar terlihat sedih. Namun menurut para karyawan di sini, itu adalah hal yang lucu.

"Uncle Boss..." mang Dadang merengek lagi dengan bibir bawah di majukan.

"Ya udah, sana," hardik Arya pada mang Dadang dengan mengibas-ibaskan tangan kanannya.

Tubuh mang Dadang langsung merosot ke bawah sambil berpegangan pada batang pohon palm. Tiga orang pelayan Secret Garden langsung menghampiri mang Dadang sambil memberikan air putih, mengipasi dengan serbet dan memijit bahu mang Dadang.

Begitulah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang