25. Clara Lee

7.3K 749 132
                                    

Tiga orang pramugari sedang memperagakan apa saja yang perlu dilakukan saat berada di pesawat. Bagi sebagian kecil penumpang hal itu menjadi perhatian tersendiri apalagi untuk orang yang pertama kali naik pesawat.

Tapi tentu saja hal tersebut sudah tidak berlaku bagi generasi Bachtiar ke tiga beserta turunannya, generasi ke empat. Mereka menyewa satu pesawat sendiri yang membuat anak-anak maupun yang dewasa asyik bercengkrama, swafoto dengan bebas atau yang parah seperti Anitia yang berusaha meyakinkan Charly untuk tetap diam dan mengenakan sabuk pengaman.

Pesawat lepas landas menuju daratan lain dimana akan ada yang menyambut mereka dengan suka cita.

"Ram, lihat Arya enggak?" tanya Nanma yang ikut duduk berhadapan dengan Rama di restauran hotel.

"Habis sarapan langsung ke bandara dia," jawab Rama disela-sela mengunyah roti bakar.

"Dia balik Jakarta?!"

"Kagak, keluarganya yang mau kesini, se RT,"

"Keluarganya yang mana yang se RT?"

"Ya keluarga dia kan masih Bachtiar yang segambreng itu. Kecuali entar nambah berkeluarga sama lo. Jadi sekelurahan,"

"Apa sih," sergah Nanma malu-malu.

Sasongko X Bachtiar gitu ya jadinya? Hehehe.

"Lah si kambing pakai ngelamun. Buruan habisin sarapan lo terus kerja,"

"Yes, Sir!"

Nanma melahap sarapannya tanpa sisa dan diakhiri dengan segelas susu putih. Setelah itu dia mengekor Rama menuju lokasi proyek bakal resort Arya.

Di lain tempat, kacamata hitam bertengger sempurna menghiasi penampilan Arya pagi ini. Tidak perlu mendiskripsikan secara detail, karena tentu saja apapun yang melekat pada tubuh Arya pasti menjadi pusat perhatian.

"Dik!" teriak Anitia sambil melambaikan tangan kirinya ke arah Arya saat berjalan keluar dari pintu kedatangan.

Tubuh Arya langsung berdiri tegap yang sebelumnya bersandar pada salah satu pilar. Senyumnya mengembang saat melihat lambaian tangan Anitia diikuti para keponakan rusuhnya. Jangan dibayangkan hanya Triple Chaos yang ada, tapi di belakang mereka sudah mulai terdengar riuh ramai suara-suara anak dari Andra, Raga dan Ananda. Ya, Generasi Chaos in Muna now!

"Ya samchon, I think this is my first time going to Sulawesi island. Isn't it?" si centil Clara mulai mengoceh saat sudah berada di mobil tipe jet bus yang memaksa untuk duduk bersebelah dengan paman kesayangannya itu.

"Hmm, I think so. Kalian kalau ke Indonesia lebih sering ke Bali dan Jakarta," jawab Arya sambil membelai rambut panjang Clara, membuat gadis cilik itu semakin bermanja ria dengan sang paman.

"I wanna play paralayang, Uncle," seru Charles.

"Paralayang or layang-layang?" sahut Anitia.

"Oh, it's different ya, Omma?"

"Beda, kalau paralayang itu Kakak terbang dari ketinggian tapi kalau layang-layang yang seperti punya hal-abeoji," terang Anitia yang mendapat koor 'o' dari anak-anak lainnya.

"Buat meeting nanti siang udah ready, Dik?" Ari yang duduk di kursi penumpang depan sedikit menoleh ke belakang saat bertanya pada Arya.

"Udah, Mas. Nanti meetingnya di hotel kita nginep aja. Terus buat anak-anak dan ibu-ibu juga udah disiapin kalau mau having fun. Hotelnya deket kok dari mana-mana, termasuk bakal resort juga."

Begitulah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang