Special Part

6.6K 1K 52
                                    

Noda merah menyerupai darah mengotori sebagian seprai dan selimut yang berwarna putih bersih. Beriringan dengan suara gesekan antara kulit manusia dan kain. Sentuhan-sentuhan halus seakan memanjakan sang pemilik kasur yang masih terpejam matanya.

"Ah, sayang... iya enak di situ..." desahnya saat ada jemari yang menggerayangi pipi kanannya, "Eumm..." seakan berada di ambang kenikmatan, dia terus meracau dalam tidurnya.

"Hihihi..."

"Kasih yang hijau,"

"Pakai kuning lebih bagus,"

"Nanti enggak cocok sama bajunya,"

Sentuhan yang tadi dirasakan mendadak hilang dan digantikan suara berisik yang persisi di sisi telingan kanan kirinya. Sekuat tenaga dia membuka mata dan langsung bertemu dengan wajah...

"HUWAAAAAAAAAAA!!!"

"Good morning, Uncle,"

"Good morning, Samchon,"

"Good morning, Om,"

"Good morning, Paklik."

Mata Arya sudah terbuka sangat lebar hingga mulai percaya bahwa kini di atas tubuhnya telah bersarang segerombolan makhluk ajaib krucil-krucil.

"Apa yang kalian lakukan pada tubuhku?!" teriak Arya tak tertahan lagi.

Mendapati kedua tangannya terlentang lalu diduduki Clara dan Carania, bagian dada dan perut ada Cakra dan Charly, semakin ke belakang ada Chelsea yang paling pendiam namun justru diam-diam dia mencabut salah satu bulu kaki Arya.

"WADAAAAAAWWWWW!!! CHELSEA!!!"

"HUWAAAAA!!! OM ARYA MARAHIN CHELSEA!!!"

"HUWAAAAA!!! UNCLE TERIAK PAGI-PAGI!!!"

"HUWAAAAA!!! SAMCHON MENAKUTKAN!!!"

"What's going on?" Charles tiba-tiba masuk ke kamar dengan wajah bingung.

Melihat semua saudaranya menangis dan menuduh Arya adalah pelakunya, sebagai saudara yang dituakan terlebih badannya yang paling besar, Charles langsung merubah wajahnya jadi kesal dan melompat ke atas kasur untuk menerjang tubuh Arya.

"What are you doing, Samchon? You hurt them!"

"Stop, Charles! Stop! I didn't anything!" elak Arya sambil berusaha menyelamatkan tubuhnya dari tindihan para bocah.

Mereka memang bocah tapi entah gizi macam apa yang diberikan orang tuanya hingga mereka semua bertubuh besar melebihi usia.

"ARYA! KAMU APAKAN CUCU-CUCU MAMA?!"

Tiba-tiba cuaca berganti mendung gelap disertai petir, saat Layla berkacak pinggang di depan pintu kamar Arya.

*

"Cakenya enak enggak, sayang?"

"ENAK, NANA!"

Layla tersenyum bahagia mendengar jawaban serempak keenam cucunya. Hari ini rumahnya mendadak sangat penuh ramai karena kedatangan The Chaos's. Wanita paruh baya namun masih awet muda itu sangat senang saat para ibu The Chaos's menitipkan anak-anak itu kepadanya. Bagi Layla, surganya seorang nenek bisa berkumpul bersama cucu.

Tapi bagi Arya, neraka sedang membuka lowongan pekerjaan!

"Bocah! Kalian coret-coret wajah Uncle pakai spidol apa ini? Kenapa enggak bisa hilang? Udah digosok pakai sabun cuci muka tetep aja enggak berkurang," rentetan omelan keluar mulus dari bibir Arya membuat keenam anak itu terdiam ketakutan, "Jawab!"

Begitulah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang