14. Bertemu Para Mantan

7.8K 1.1K 62
                                    

Apa rekasi kalian bila mendapat undangan dari mantan?

a. Sedih, gundah, gulana, merana

b. Ikut bahagia (karena kebahagiaan mantan adalah kebahagiaanmu)

c. Biasa aja

d. Sebodo amat deh

e. Sulit dijelaskan dengan kata-kata

f. Semua jawaban benar

g. Semua jawaban salah

Bagi Arya, jawaban g adalah yang tepat. Tidak ada rasa sedih, tidak ada rasa bahagia, tidak juga dia cuek. Rasanya sama seperti dia menerima undangan dari para teman-temannya. Cuma yang jadi pikiran Arya saat ini adalah, ketika mantannya menikah, yang mana notabene usianya lebih muda dari dia, menandakan betapa tuanya Arya sekarang. Hal itu juga berlaku bila dia mendapat undangan dari teman-teman seusianya. Hukum alam bersabda, semakin kamu sering menerima undangan pernikahan, maka semakin tua usiamu!

Berbeda bagi Nanma, jawaban a jelas lebih dominan. Sekalipun katanya Nanma sudah ikhlas, tapi yang namanya hati tidak bisa berbohong. Beberapa tahun yang lalu, Nanma memiliki rencana untuk menuliskan namanya dan Raja pada satu undangan.

Nah, sekarang tersampaikan. Bedanya, dulu keinginan Nanma itu nama calon pengantin adalah dirinya dengan Raja. Tapi sekarang nama Raja dengan perempuan lain sebagai calon pengantin, sedangkan namanya pada kolom 'Yth Miss Nanmastya AS'. Miris, ya?

Mengingat hal itu, membuat Nanma hilang semangat kerja hari ini. Dia memang datang ke kantor tapi meninggalkan senyum cerianya di rumah. Menyisakan wajah murung dan lingkaran hitam di bawah mata yang membuat Nanma seperti zombi.

"Lo lagi sakit, Nan?" tegur Rama yang prihatin dengan kondisinya pagi ini.

"Enggak," lirih Nanma sambil menggeleng pelan.

"Terus kenapa ada lapangan di bawah mata lo? Habis begadang?"

Nanma hanya menghela napas dan tanpa minat menatap Rama, "Mana data yang gue minta kemarin? Biar gue input di komputer sekarang," Nanma enggan menjawab pertanyaan Rama dan memilih kembali bekerja.

Dijamin gadis itu akan susah konsentrasi karena pikirannya sedang tertuju pada yang lain. Atau sebaiknya dia ke atas dulu menemui sahabatnya, Kiran, untuk bercerita? Siapa tahu bebannya sedikit berkurang.

"Gue naik dulu deh, Ram. Setengah jam lagi balik," Nanma tidak perlu menunggu jawaban Rama yang malah bengong dipamiti. Langkahnya berat untuk menaiki anak tangga menuju Secret Garden. Konsep restauran ini bagus sih, tapi lama-lama bikin kesel juga di kaki. Apalagi Nanma jarang olahraga.

Pintu kaca dibuka, beberapa pegawai hampir menyapa Nanma namun tidak jadi karena tahu siapa yang datang. Kiran yang sedang memeriksa daftar penilaian kinerja karyawan langsung beralih mentap Nanma yang sendu.

"Nan? Are you oke?" tanya Kiran yang mendapati Nanma berjalan ke arahnya dengan lemas.

Nanma menarik kursi di seberang Kiran, lalu duduk di sana. Kepalanya diletakkan di atas meja yang bersih mengkilap.

Kepala Kiran menoleh, mengamati wajah sahabatnya itu, "Kenapa? Pak Tama ngasih kerjaan berat, ya?"

Nanma menggeleng.

"Pegawai Pak Tama enggak baik sama lo?"

Dia menggeleng lagi.

"Terus kenapa? Jangan main tebak-tebakan deh,"

Helaan napas terdengar dari lubang hidung Nanma. Masih dengan posisinya dia berkata, "Gue terima undangan dari Raja,"

Ekspresi Kiran terlihat biasa karena hal itu sudah dia duga. Suatu saat jika Raja menikah, pasti undangan itu sampai ke tangan Nanma. Dan akan membuat sahabatnya itu gegana seperti ini.

Begitulah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang