17. Terpojok

7.2K 1K 102
                                    

        Satuan jarak atau panjang yang sering digunakan yaitu kilometer, meter, sentimeter, dan lainnya. Tapi jika hidup di Jabodetabek satuan jarak untuk mengukur dari satu tempat ke tempat lainnya adalah jam. Menapa? Macet!

Tapi kalau macet bersama mang Dadang itu lain. Seperti iklan salah satu minuman berkafein, mang Dadang itu punya banyak rasa untuk harimu.

Seperti saat ini, dimana Arya dan mang Dadang tertahan di kemacetan selama satu jam tidak bergerak, mobil SUV hitam itu bergoyang lincah hingga menarik perhatian pengguna jalan lainnya. Musik dari media player disetel hingga hampir volume penuh, dipadukan dengan suara Duo Anggrek yang membawakan lagu Goyang Nasi Padang. Musik adalah bahasa universal. Sekalipun banyak orang tidak mengerti apa yang dinyanyikan grup EXO, tapi tetap saja banyak idola dan hapal lirik lagu-lagunya. Tak lupa mampu menggerakan seluruh badan mengikuti irama.

Sama halnya dengan mereka berdua ini. Seperti tidak ada jarak antara majikan dan supir, mereka bergoyang sambil berteriak mengikuti lagu dangdut itu. Lagian siapa yang akan peduli di tengah kemacetan yang membuat emosi meledak ini. Kebanyakan orang hanya akan mengumpat, update sosial media yang isinya juga umpatan, atau duduk diam dan dalam hati mengumpat.

Tapi bagi duo troublemaker ini mungkin bisa jadi ajang membuat vlog 'hal-hal yang bisa kamu lakukan ketika macet', 'pentingnya membuat chemistry dengan supirmu', 'stress managemant ditinjau dari hubungan Arya dan Dadang' (yang ini terdengar seperti judul karya ilmiah).

"Goyang nasi Padang... pakai sambal rendang... bersama orang Minang... yang ikut bergoyang... semua masalah jadi hilang... pikiran pun jadi tenang..."

"Oa... oee..."

"Uncle boss, saya bikin Instastory ya?" tanya mang Dadang sambil teriak.

"Boleh," jawab Arya tak kalah dengan berteriak.

Smartphone kekinian dengan slogan selfie expert milik mang Dadang sudah posisi siap dengan kamera depan. Arya melihat ke arah kamera yang sudah menyala itu lalu berpose dan bergoyang lincah. Mang Dadang pun melakukan hal yang sama sambil komat-kamit mengikuti sang penyanyi asli.

Lalu aktivitas suka cita itu harus terinterupsi mana kala ponsel Arya berdering, muncul nama Gaby di layar.

"Sst, matiin dulu, Mang," perintah Arya cepat yang langsung dilaksanakan mang Dadang, "Halo, Gab? Lo dimana? Kemana aja selama ini? Baik-baik kan lo? Kok enggak pernah ngabarin gue lagi sih?"

Di ujung telepon sana hanya terdengar kikikan perempuan, "Apaan sih lo kayak pacar gue aja. Sok posesif lo"

"Enggak usah ngalihin topik deh. Gue tanya serius... lo apa kabar? Sehat, kan? Hati lo baik-baik aja, kan?" terdengar nada khawatir dari suara Arya hingga membuat mang Dadang meliriknya.

Gaby tersenyum getir, "Keahlian lo baca pikiran orang emang selalu tepat, Ar. Lucky have friend like you," jawabnya dengan nada sedih.

"Ketemu yuk. Gue lagi on the way juga, sekalian keluar," ajak Arya tepat saat mobilnya bergerak perlahan.

"Gue kesannya nyariin lo pas lagi susah doang ya, Ar? Temen apaan gue ini,"

"Ya bagus dong lo masih ada inget sama gue. Lagian emang tepat banget kalau lagi susah nyamperinnya ke gue. Lo butuh apa? Hutang duit? Gue ada banyak. Lawakan gue? Barusan gue update bareng mang Dadang. Butuh bahu gue? Feel free for you long as enggak lo ilerin aja. Gue lagi pakai baju mahal ini hadiah dari mas Ari pas honeymoon ke Abu Dhabi."

Kali ini Gaby bisa tersenyum seluruhnya. Betapa beruntungnya dia memiliki teman seperti Arya. Selalu bisa menenangkan hati yang gundah gulana. Tapi bagaimana kalau hati Arya yang gundah gulana? Siapa yang bisa menenangkannya?

Begitulah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang