2

2.8K 293 12
                                    

Sohyun duduk bermalas-malasan di sofa kamar asramanya. Seragam musim panas masih melekat ditubuh rampingnya. Tangannya sudah memegangi benda persegi panjang itu sejak tiga puluh menit yang lalu. Dia sedang membuka akun SNS untuk mencari tahu tentang respon pemirsa tentang debut aktingnya.

Sial! Dia menggerutu berkali-kali ketika tak menemukan satu pun komentar positif untuknya. Kebanyakan adalah nitizen memuji akting kedua pemain utama dan mendukung chemistry keduanya. Sekalipun ia mendapat komentar, hanya ada kalimat pedas- menginginkan dirinya enyah. Atau mengatakan bahwa Go Eun Byul jahat.

Hah. Sohyun meletakkan smartphone itu diatas dadanya. Sejenak kedua matanya terpejam dan--

"Argh!" Ia membanting smartphonenya. Mengacak rambutnya frustasi. Namun kemudian mengambil lagi benda itu- yang untungnya masih berada diatas sofa yang didudukinya.

Aku- Kim Sohyun, sepertinya sudah gila karena perasaan iri ini. Ucapnya dalam hati.

Sohyun memang seperti itu. Kata-kata seperti Aku-Kim Sohyun bla bla bla adalah semacam mantera yang akan membuat dirinya lebih baik atau mungkin sebuah pengakuan untuk dirinya sendiri.

"Sudah ku bilang, jangan peduli pada komentar-komentar itu!" Mingyu menghampiri Sohyun dan segera merebut smartphone itu. Dia mendudukkan dirinya di samping Sohyun yang hanya bisa merengut kesal.

"Mereka tidak adil! Mereka menyerahkan semua hal baik pada yeoja itu, tapi membuang semua hal jelek padaku. Ngomong-ngomong, bagaimana kau bisa masuk kesini?" Sohyun memicingkan matanya sejenak. Padahal setahunya mulai minggu ini murid laki-laki dilarang masuk ke asrama perempuan, kecuali dengan ijin khusus.

"Menjadi pemain antagonis memanglah kutukan. Aish! Harusnya aku tak mengikuti saranmu untuk terjuan ke dunia itu," omel Sohyun pada Mingyu.

"Jadi kau menyesal?" Ada kerutan halus di kening Mingyu. Mingyu tak menjawab pertanyaan pertama Sohyun. Ayolah, seharusnya dia juga tahu.

"Ya. Dan aku tak akan melakukannya lagi." Sohyun memalingkan wajahnya dari Mingyu.

"Ck! Begitu saja sudah putus asa. Bagaimana mungkin kau bisa meraih impianmu yang setinggi langit itu jika takut terbang? Dasar payah."

Sohyun menggeram. Sahabat macam apa kau, Kim Mingyu- yang malam memperkeruh suasana hatiku?

"Padahal aku ingin memberikanmu ini." Minggyu mengeluarkan lembaran kertas A5 yang dijilid rapi. "A side-shot of a mini drama."

Sohyun hanya menghela napasnya. Dia terlihat tidak tertarik. "Sudah ku bilang aku tak mau melakukannya lagi. Titik." Sohyun merebahkan dirinya lagi di sofa. Dan karena Mingyu mempersempit ruangnya, kedua kakinya dia letakkan diatas paha namja itu.

Kini giliran Mingyu yang terlihat kesal. Dia mendorong kaki Sohyun dengan kuat.

"Yak!" Teriak Sohyun ketika dia hampir jatuh dari sofa.

"Bacalah naskah ini dan pertimbangkan baik-baik. Meski hanya mini drama, ku dengar YG menaruh usaha besar dalam projek ini." Mingyu berdiri dan hendak pergi.

Sohyun tertegun mendengar kata YG pada ucapan Mingyu.

"Tunggu sebentar. YG?" Mata Sohyun melebar.

"Ya. Drama ini kerja sama antara YG dan SBC TV sekaligus untuk mendebutkan para artis mereka dilayar TV," jelas Mingyu.

"Benarkah?" Mata Sohyun sudah terbuka maksimal dan bibirnya menganga mendengar kenyataan ini. Jika itu YG, berarti ada kemungkinan Bobby juga terlibat di dalamnya.

"Dan Bobby adalah pemain utama prianya,"

Bingo.

Dan entah mengapa jantung Sohyun berpacu tak karuan mendengar nama Bobby kembali disebut.

"Bagaimana? Kau tetap tak mau? Ya sudah. Aku tinggal telepon sutradaranya dan bilang kalau kau tak menerima perannya." Tangan Mingyu bergerak untuk menemukan ponselnya.

"Tunggu!" Sohyun menahan tangan Mingyu. "Aku-- aku ma-u," ucapnya terbata.

Sepersekian detik kemudian, ada senyuman yang menghiasi sudut bibirnya.

Aku-Kim Sohyun, akhirnya mendapat kesempatan lagi untuk mendekati Bobby. Assa!

-TBC-

Dream High 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang