16

1.4K 211 52
                                    

"Ini semua gara-gara kau!" Hanbin menuduhku dengan tatapan membara.

Ya Tuhan! Sebenarnya apa salahku.

Aku dan Hanbin dihukum membersihkan kantor guru gara-gara ketahuan menyontek. Lebih tepatnya aku yang ketahuan gagal menyontek Hanbin. Tapi kami berakhir dihukum bersama.

"Haish!" Hanbin melemparkan kemoceng di tangannya asal.

Hih. Aku bergidik ngeri saat bulu kemoceng itu hampir mengenai kakiku, aku otomatis naik ke kursi.

"Yak! Singkirkan kemoceng itu. Aku benar-benar geli," rengekku. Aku benci dengan bulu kemoceng.

Dahi Hanbin berkerut. Namun tak lama ada smirk di bibir sexy nya. Tunggu! Sexy? Yak Kim Sohyun, sadarkan dirimu. Aku mulai merasakan firasat buruk.

Hanbin kembali mengambil kemoceng itu. "Yak! Apa yang kau lakukan? Letakkan! Atau aku akan--"

"Akan apa?" Tantang Hanbin.

"Aku akan berteriak," ucapku dengan gugup.

Tapi Hanbin malah berjalan mendekat dengan menodongkan kemoceng itu. "Ku bilang letakkan!" Kataku ketakutan. Aku sudah turun dari kursi dan bersiap-siap lari.

Dan benar saja, aku mencoba lari menghindari Hanbin dan Hanbin mengejarku.

Bug!

Aku merasakan tubuh ku menghantam sesuatu yang tinggi dan cukup keras.

Oh no! Kepala sekolah kejam itu.

"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanyanya dingin.

Aku membatu. Tatapan dingin dan suara ini...

Aku seperti pernah mendengarnya.

***

Aku dan Hanbin baru menyesaikan pekerjaan kami.

"Dasar siput. Kalau gerakanmu lebih cepat pasti akan selesai sejak tadi," dumelnya.

"Yak! Ini gara-gara kau. Kalau kau tak mengerjaiku, pasti kita bisa selesai sejak tadi," bela ku. Enak saja mengataiku siput. Menjijikkan tahu.

"Dasar munafik," umpatku tak sengaja. Hanbin berbalik dan menatapku tajam.

Ups, apa aku salah bicara?

Grep. Hanbin menarikku dan menyudutku ke tembok. Kedua lengannya mengunci tubuhku. Aku meneguk salivaku beberapa kali. Bukankah ini terlalu dekat?

"Apa kau bilang? Katakan sekali lagi!" Perintahnya dengan mengintimidasi.

"Dasar munafik," ucapku polos. Ups. Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku.

Aku-Kim Sohyun, aku mengulang kesalahan yang sama. Dasar bodoh!

"Munafik katamu!" Dia menggeram. Rasanya dia seperti ingin memukulku. Aku memejamkan mataku rapat-rapat karena ketakutan. Aku sudah pasrah akan dia apakan.

"Sial!" Ku dengar dia mengumpat. Aku merasa bahwa dia sudah tak lagi di sekitarku. Perlahan aku membuka kedua mataku. Ternyata namja itu sedang mengumpat tidak jelas di depanku.

Aha. Aku punya ide untuk membuatnya lebih kesal.

"Aku tahu rahasiamu," kataku angkuh.

"Mwo?" Dia menatapku tajam.

"Kau benar-benar munafik, Kim Hanbin. Kau bermain-main dengan Kim Yoo Jung di belakang sahabatmu," lanjut ku. Aku tak menyebutkan namanya. Aku yakin dia tahu maksudku. Dan entah kenapa, aku sangat bersemangat jika membahas masalah ini.

Aku-Kim Sohyun, sudah berjanji untuk menghancurkanmu dengan rahasia ini.

"Aku penasaran, bagaimana ya reaksi sahabat-sahabatmu jika tahu tentang hubungan gelap kalian? Terlebih reaksi fans kalian. Bukankah kau akan dicap sebagai perebut kekasih orang?" Aku menyeringai ke arahnya.

Grep.

Lagi-lagi dia mengunci tubuhku dengan kedua lengannya.

Oh no! Jantungku berdetak lebih cepat daripada ketika mengancamnya.

Stay focus, Kim Sohyun! Perintahku pada diri sendiri.

"Ternyata saat itu memang kau, nona Kim," desis Hanbin. Aku mengerutkan dahiku. "Dasar kucing liar yang suka menguping," umpatnya.

Sial! Ternyata dia tahu jika malam itu aku melihatnya dengan Yoo Jung.

"Benar. Dan aku melihat semuanya," tantangku. Ku beranikan menatap manik matanya yang semakin menggelap karena amarah. "Dan aku akan mengungkapkannya," ancamku.

Dia tertawa menyeringai.

"Silahkan saja. Tapi mungkin aku yang akan mengungkapkan rahasiamu dulu," tantangnya balik.

"MWO?"

"Bobby." Hanya dengan satu kata, Hanbin memukulku telak. Rasanya sakit sampai ulung hatiku. "Aku tahu kau sudah menyukainya sejak lama, nona black swan."

Deg.

Akhirnya hari ini benar-benar tiba. Ketika seseorang telah mengetahui rahasia cinta sepihakku pada Bobby. Dan tunggu! Apa dia memanggilku? Black swan? Seolma, jangan bilang kalau dia tahu--

"Apa yang kalian lakukan?" Suara berat itu membuatku dan Hanbin sama-sama menjauh.

Tatapan beberapa pasang mata itu membuatku gugup setengah mati. "Ini- tidak seperti yang kalian pikirkan!" Bantahku. Ya, maksduku kami memang tidak melakukan hal-hal yang tidak senonoh seperti berciuman dsb. Oh ayolah.

"Kim Sohyun, sebaiknya kita bicara setelah ini," ucap Mingyu dingin. Dia menuntut sebuah penjelasan. Aku melihat ke arah S.Coups, dia juga sama. Sedangkan Bobby terlihat sedikit kaget, begitu juga dengan Yoo Jung dan anggota iKon lainnya.

"Jangan salah paham! Tidak perlu dibahas. Ayo kita latihan!" Potong Hanbin.

"Kembalikan ke gudang!" Hanbin menyerahkan sapu dan lap pel padaku.

Sial! Memangnya aku pembantumu apa?

Aku melihat mereka memasuki ruang latihan. Aku tidak langsung pergi ke gudang. Aku memilih untuk mengamati mereka latihan dance dari luar. Aku menatap mereka nanar.

Black swan. Aku teringat kata itu. Hatiku terasa hancur jika mengenang masa-masa itu. Melihat mereka menari dengan lincah dan energik, rasanya ada batuan besar yang menghantam hatiku. Batuan besar yang selalu menjadi mimpi buruk dalam tidurku.

-TBC-

Dream High 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang