7

1.9K 233 15
                                    

Incheon Airport.


"Carilah wanita dengan pakain serba hitam, topi hitam, dan eye-liner tebal! Pastilah dia."

Sungjae mengangkat tinggi-tinggi banner bertuliskan Welcome Lee Rian. Yang tentu saja membuatnya diperhatikan oleh orang yang melewatinya. Tapi ya dasar Yook Sungjae yang tidak tahu malu.

"Orangnya seperti apa ya?" Gumam Sungjae pelan. Tuan Myungsoo sepertinya sangat menginginkannya. Mungkinkah dia orang yang terkenal? Dia tadi juga tak sengaja mendengar ada orang yang bertanya pada teman sebelahnya, "Apakah Rian akan kembali?"

Sungjae kemudian menepuk jidatnya. Dia kan punya smartphone, kenapa tidak googling saja. Siapa tahu muncul wajah wanita itu.

Dengan sigap Sungjae mengeluarkan ponselnya dari saku. Lalu mengetikkan nama Lee Rian di mesin pencari.

"Yah, lemot," umpatnya ketika web browser belum menunjukkan hasil yang dicarinya.

"Bawakan tasku!" Seorang wanita menyerahkan tasnya pada Sungjae. Sungjae melihat wajahnya. Dia sangat cantik dengan lipstik merah menyala dan kaca mata hitam bertengger di hidungnya yang mancung. Sejenak Sungjae terpesona. Mungkin ini pertama kalinya dia melihat wanita secantik ini. Jantung Sungjar serasa meledak. Tiba-tiba terdengar lagu syalalalala di sekitarnya.

"Cepat! Berat tahu!" Dengusan wanita itu membawa kesadaran Sungjae kembali.

"Maaf, tapi kau siapa?" Tanya Sungjae dengan wajah bloonnya.

"Bodoh! Kalau kau tidak tahu diriku, kenapa kau menjemputku. Cepat! Sebelum para wartawan datang." Ucapnya kasar.

Ya ampun. Cantik-cantik kalau bicara kok seperti preman, batin Sungjae. Tunggu!

Sungjae melihat layar ponselnya.

"Lee Rian-ssi?" Tanya Sungjae untuk memastikan.

Wanita itu menggeram kesal.

"Bagaimana kau bisa tahu, aku yang menjemputmu?"

Tolol! Pikir wanita itu. "Bagaimana aku tidak tahu jika kau membawa banner sebesar itu? Apa kau ingin demo? Ck! Memalukan." Wanita itu melirik ke arah banner 3x2 meter yang Sungjae bawa. Sungjae hanya meringis karena malu.

***

"Yuhuuuu!" Teriakan orang-orang itu membuat Sungjae bingung. Dia masih mengekori kemana wanita itu berjalan sambil memegangi tasnya. Mereka melewati kerumunan orang-orang yang sedang menari tak beraturan, asal gerakan mereka selaras dengan dentuman musik saja.

Ya Tuhan! Pekik Sungjae dalam hatinya ketika melewati kumpulan wanita berbaju minim. Sungjae meneguk salivanya beberapa kali. Ini pertama kalinya Sungjae pergi ke club malam semenjak di Seoul dan melihat pemandangan maksiat yang terasa sayang dilewatkan ini.

"Kau minum apa?" Tanya Rian ketika mereka berdua sudah duduk di depan meja bartender.

Sungjae mengernyit bingung. Membuat Rian lagi-lagi berdecak. Orang ini memang aneh, batin Rian.

"Soju saja."

Puftt. Rian tertawa. "Oh my gosh! Aku tidak datang kesini untuk meminum soju," katanya disela-sela tawanya.

Sungjae hanya bisa menggaruk tengkuknya. Dia memang tidak pernah minum ditempat seperti ini.

"Sudahlah!" Kata Rian pada Sungjae. "Two wiski, please!" Ucap Rian pada sang bartender sambil menjentikkan jarinya.

"Jadi, bagaimana dengan tempat tinggalku?" Rian memecah keheningan diantara keduanya.

Sungjae membulatkan matanya. Bagaimana mungkin dia tahu. Dia kan hanya diminta menjemputnya.

"Oh itu-- sudah diatur direktur kami," jawab Sungjae sambil pikir-pikir.

"Direktur?"

"Oh! Rian-a!" Suara wanita lain membuat Rian dan Sungjae serempak menoleh.

Sepasang kekasih yang bergandengan tangan menghampiri keduanya. Membuat tangan Rian sejenak mengepal. Sungjae bisa melihat rahang wanita itu mengeras namun tak lama kemudian sebuah senyum terpampang dibibir sexynya. Sungguh cantik meski tak tulus. Ya, Sungjae tahu jika dia tak benar-benar tersenyum.

Ketiga orang itu berpelukan sebentar.

"Sedang apa kau disini? Kapan kembali dari Amerika?" Tanya perempuan berambut panjang itu. Dia juga cantik, tapi lebih cantik Rian menurut Sungjae.

"Dan siapa dia?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh sang pria. Sungjae bingung ketika dirinya menjadi pusat perhatian. Dia merasa tak asing dengan pria itu.

"JB-ya apa yang kau katakan? Tentu saja dia pacarnya Rian. Iya kan?" Wanita itu menunggu jawaban dari Rian.

Rian tak menjawabnya dan hanya meringis. Tak lama kemudian dia beringsut mendekati Sungjae dan melingkarkan tangannya di lengan Sungjae. Sungjae bingung dengan situasi ini.

"Oh. Perkenalkan. Aku JB. Dan ini calon istriku Shin Hye Sung. Kami teman SMA Rian." Pria itu mengulurkan tangannya pada Sungjae. Entah kenapa, Sungjae bisa merasakan cengkraman Rian ditangannya semakin keras. Sebenarnya ada apa ini?

Tapi Sungjae tidaklah bodoh untuk mengikuti alur permainan ini. Bagaimanapun dia adalah guru akting, jadi dia tahu bagaimana harus action meski tanpa script.

"Aku adalah Yook Sungjae." Sungjae memperkenalkan dirinya sambil tersenyum pada Rian. Ah. Dia senang menikmati peran seperti ini, pura-pura menjadi kekasih wanita cantik.

"Ngomong-ngomong apa pekerjaanmu?" Celetuk wanita bernama Hye Sung itu.

"Aku guru akting di Kirrin Art School," ucap Sungjae bangga. Tak sadar jika Rian telah melepaskan tangannya.

"Kirrin!" Pekiknya tak percaya.

Sungjae menutup mulutnya seketika. Oh no! Apakah salah?!

-TBC-

Hai-hai. Another 700 words nih. Duh-duh mulai gak konsisten nih. Rehat dari cerita murid-murid dulu ya. Intip kehidupan para gurunya sejenak. Oh ya, JB sama Hye Sung jadi cameo aja ya. Yang nonton dream high 2 pasti tahu. Hehe.
Goodnight!

Dream High 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang