30

1.4K 189 74
                                    

Seseorang pernah berkata bahwa badai datang disaat kita lengah. Mungkin itu situasi yang tepat untuk menggambarkan timnya Mingyu sekarang. Kim Yoo Jung mengalami cidera kaki setelah syuting ISSAC, padahal besok adalah ujian drama musikal. Sedangkan hari ini adalah gladi kotor dan beraih untuk acara esok. Aku bisa merasakan betapa resahnya mereka sekarang. Jika sebelumnya mereka adalah kelompok yang paling tenang dan kompak, maka tidak dengan sekarang. Ku lihat ada beberapa perubahan dan percekcokan diantara mereka.

"Ya, ya. Itu yang akan terjadi jika kau terlalu percaya diri," sindir Kang Dongho. "Mungkin Tuhan sedang berpihak pada kita, kaum yang lemah. Semoga saja mereka akan terus seperti itu sampai besok pagi dan kita bisa mengalahkan mereka."

"Ya! Kau juga jangan terlalu percaya diri dulu," celetukku.

"Apa kau baru saja memanggilku, YA?!" Ku lihat Dongho oppa sudah menaikkan lengan seragamnya. Omo eottokhe! Apa ucapanku sekasar itu?

"Sudahlah, jangan bertengkar! Apapun kondisi mereka, kita harus tetap fokus pada diri kita," lerai Samuel. Ya, sepertinya dia terlihat semakin dewasa. "Kita juga jangan percaya bahwa mereka akan gagal. Bagaimanapun mereka itu pro. Jika kita memang ingin mengalahkannya, kita harus lebih giat dari mereka."

¤¤¤

Aku duduk di tribun, tempatnya penonton bisa menyaksikan aksi kami besok. Gladhi bersih sudah selesai namun tim Mingyu masih melakukan diskusi dan latihan. Bahkan Rian ssaem turut membantu mereka. Sebenarnya aku ingin pulang saja, tapi entah kenapa situasi mereka menarik perhatianku. Kim Hanbin terus saja berteriak untuk memberikan instruksi pada timnya. Apa ini? Apa aku baru saja memperhatikan Kim Hanbin? Menyebalkan karena aku tak bisa melepaskan pandanganku darinya. Namun entah kenapa situasinya semakin aneh saat mataku tak sengaja berpapasan dengan mata Hanbin beberapa kali. Rasanya seperti aku sedang mengawasinya dan dia mengawasiku. Huh, aku kan memang mengawasinya tapi belum tentu dia mengawasinya.

Aku- Kim Sohyun, jangan sampai salah paham lagi terhadap namja. Mereka tidak sama dengan Mingyuku!

"Hah. Aku lelah." Aku tersadar dari lamunanku saat seseorang duduk di sampingku. Aku menoleh untuk melihatnya, namun segera aku memalingkan wajahku.

Itu Bobby.

Aku mengatupkan kedua bibirku rapat. Dari semua tempat duduk kenapa dia memilih di sini.

"Kau tidak pulang?"

"Ne? Kau bicara padaku?" Tanyaku gugup.

Dia terkekeh sebentar kemudian meneguk air mineralnya. Lalu dia menapatapku lagi. "Tentu saja. Memangnya siapa lagi?"

Oh no! Kenapa bibirku tersenyum di saat seperti ini? Harusnya aku sedang marah padanya!

"Kau menunggu Mingyu dan S.Coups?"

Aku mengangguk saja. Lagi pula aku tak punya alasan untuk duduk di sini sepeti orang bodoh. Tidak mungkin kan aku bilang sedang mengawasi mereka, terlebih Hanbin.

"Begitulah." Aku menggaruk tengkukku yang tak gatal.

"Lalu kenapa kau kemari? Harusnya kau latihan. Mungkin saja Hanbin akan memarahimu lagi seperti tadi."

"Haha." Dia tertawa renyah padahal tidak ada yang lucu. Ada apa dengannya?

"Aku merindukanmu."

Deg. Ku rasa jantungku behenti untuk sesaat, kemudian berdebar tak karuan. Darahku mengalir deras setelah tertahan beberapa saat. Seperti pintu bendungan yang baru dibuka maka air mengalir dengan derasnya.

"Mwo?"

Bobby kembali tertawa.

Ini gila! Apa dia sedang mengerjaiku?

"Ehei, bercandamu tidak lucu." Sial! Aku hampir saja tertipu.

"Aniya. Aku serius. Aku rindu--"

"BOB HYUNG! JANGAN LAMA-LAMA ISTIRAHATNYA! CEPAT KESINI!"

"Ah, aku sudah dipanggil. Kalau begitu aku kesana dulu ya. Bye." Bobby kemudian berdiri dan meninggalkanku. Sementara aku menatap ke arah orang yang tadi menginterupsi pembicaraan kami.

Kim Hanbin sialan!

¤¤¤

"Hanbin-a, panggil Yoo Jung pelan." Gadis itu masih duduk di kursinya. Dia memegang sebuah kruk.

"Wae? Aku sedang sibuk."

"Bisa bantu aku berdiri?" Pinta Yoo Jung dengan memelas.

Hanbin menghela napasnya kemudian meninggalkan pekerjaannya untuk membantu Yoo Jung berdiri.

"Kenapa kau malah putus dengannya dan menggangguku? Harusnya dia yang berada disisimu sekarang," dengus Hanbin. Saat itulah Yoo Jung menghempaskan tangan Hanbin dengan kasar.

Hanbin menghela napasnya lagi. "Kenapa lagi sekarang?" Hanbin kembali meraih tangan Yoo Jung, tapi gadis itu menolaknya. "Yoo Jung-a, jebal. Kau tahu kita sedang dalam posisi yang sulit. Jangan seperti ini!"

"Jangan bahas dia lagi!" Ketus Yoo Jung.

"Baiklah."

"Dan jangan menatap Kim Sohyun!"

"Mwo?" Hanbin menatap Yoo Jung bingung.

"Akhir-akhir ini ku lihat kau sering memperhatikannya," sindir Yoo Jung.

"Jangan berbicara hal konyol! Aku tak melakukannya." Hanbin membuang pandangannya. Ini berarti bahwa dia sedang berbohong, Yoo Jung tahu itu.

"Wae? Kau masih merasa bersalah padanya?"

Hanbin menatap tajam Yoo Jung, membuatnya takut. Perlahan Yoo Jung menggenggam tangan Hanbin. "Hanbin-a, jebal. Tak bisakah kau melupakannya saja, kejadian 10 tahun lalu? Aku sudah bilang bahwa aku menyesal. Jebal! Eum?"

Entahlah. Rasanya sulit menahan semua ini, Yoo Jung-a.

-TBC-

Dream High 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang