35

1.4K 192 42
                                    

Selama di perjalanan pulang, Sohyun tak bisa berhenti memikirkan pertikain Yoo Jung dan ibunya. Sebagai musuhnya, Sohyun harusnya senang karena bisa mengetahui kelemahan sang musuh. Dia bahkan bisa menggunakan 'itu' sebagai senjata untuk menumbangkannya. Tapi hati nurani Sohyun berbisik bahwa itu tidak benar. Dirinya akan terlihat sangat jahat jika melakukannya.

Aku- Kim Sohyun, baiklah untuk saat ini lebih baik aku menutup mata, telinga, dan mulutku.

"Apa terjadi sesuatu?" Pertanyaan Mingyu menyadarkan lamunan Sohyun. Sejak turun dari bis, Sohyun terus saja melamun.

"Aniyo. Mungkin kepalaku masih sedikit terkejut, jadi aku memikirkan hal-hal yang aneh," canda Sohyun. Tapi bukan Mingyu namanya- kalau bisa tertawa dengan candaan garingnya. Bahkan Mingyu hanya berujar "Oh," saja.

"Haish! Selera humormu jelek sekali," maki Sohyun karena merasa kesal- Mingyu tak menanggapinya.

"Kim Sohyun!" S.Coups berlari menghampiri Sohyun. Belum sempat Sohyun menjawab, dia sudah melayangkan pertanyaan beruntun sambil memeriksa wajah dan tubuh bagian atas Sohyun. "Mana yang sakit? Apa kau baik-baik saja? Bagaimana kata dokter? Katanya kau rawat inap, kenapa sudah pulang?"

Plak!

"Akhh!" S.Coups memegangi kepalanya yang dipukul oleh Sohyun. "Sakit, tahu!" Rintihnya sambil menggosok kepalanya.

"Neo! Bagaimana bisa kau meraba tubuh wanita dengan mudahnya? Apa kau cari mati, eo?" Sohyun menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil menatap tajam S.Coups.

"Yak! Ini tidak seperti yang kau pikirkan? Aku- aku bukannya... Aish! Aku hanya menghawatirkanmu," ucap S.Coups kesal.

"Kenapa kau menghwatirkanku? Wae? Wae?" Tantang Sohyun.

"Aishh. Menyebalkan. Percuma menjelaskannya padamu. Melihat caramu marah sekarang, sepertinya kau tidak sakit sama sekali. Lagi pula, aku bukannya ingin meraba- meraba tubuhmu yang- yang sama sekali tak berbentuk itu. Kau kan bukan yeoja,"

"Mworago? Bukan yeoja? Hei!" Amuk Sohyun sambil memukuli S.Coups dengan tasnya. Mereka kembali bertengkar layaknya kucing dan anjing.

Mingyu hanya bisa menghela napasnya melihat kelakuan absurd keduanya.

¤¤¤

"Sejong-a, kotak ini milik siapa?" Tanya Sohyun pada Sejong saat menemukan sebuah kotak di depan pintu kamar asramanya.

"Itu milikmu. Aku menemukannya di depan asrama tadi sore."

"Oh." Sohyun menggaruk rambutnya yang gatal. Sudah dua kali ini dia menerima kotak aneh. Yang pertama sepatu balletnya yang ternyata dikirim Mingyu, lalu apa ini?

Sohyun lekas membuka kotak itu setibanya di kamar.

Mulutnya menganga lebar saat melihat apa yang berada di dalamnya.

"Mwoya ige?"

Dia kemudian mengambil sebuah kertas yang diselipkan di dalamnya. Matanya hampir berkaca-kaca saat mengetahui siapa pengirim barang itu.

¤¤¤

Yoo Jung masih menangis di dalam pelukan Hanbin. Namja itu dengan sabarnya duduk di pinggir ranjang Yoo Jung dan mendekapnya sambil menepuk-nepuk bahunya.

"Wanita jahat! Aku menyesal telah keluar dari rahimnya," gumam Yoo Jung. Air mata masih mengalir dari kedua matanya.

"Ssssttt. Jangan bilang seperti itu! Dia tetaplah ibumu," tegur Hanbin.

Dream High 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang