40

1.8K 213 47
                                    

10 Tahun yang lalu, Akademi Ballet Junior.

Gadis bernama Kim Sohyun itu mulai berlatih seorang diri seperti biasanya meski mereka telah dibentuk kelompok untuk berlatih bersama.

"Sohyun-a, ayo berlatih bersama," ajak gadis bernama Sae Ron. Sohyun terlihat ragu namun akhirnya mengangguk setuju.

Namun tidak seperti yang diharapkan, anak bernama Kim Sohyun itu tetap berlatih seorang diri- tak memperhatikan teman-temannya yang kesulitan mengikuti gerakannya.

"Sohyun-a, guru memintamu untuk mengajari kami, bukan berlatih sendiri," keluh Sae Ron.

"Ku pikir aku sedang mengajari kalian. Kalian harusnya mengikuti gerakanku," jawab Sohyun dingin.

"Tapi gerakanmu terlalu cepat. Bahkan kau sama sekali tak melihat kami." Sae Ron melipat tangannya di dada. Beberapa anak mengangguk setuju.

"Baiklah. Ikuti gerakanku."

Sohyun kembali memulai gerakannya, namun kali ini lebih pelan. Tapi beberapa dari mereka tetap tak bisa mengikutinya dengan benar. Sohyun mulai lelah karena harus terus mengulang gerakan yang sama.

"Aku menyerah. Lebih baik kalian latihan dengan yang lain saja," ucap Sohyun. "Ini tidak akan berhasil."

Sohyun hampir pergi dari tempatnya.

"Jadi kau mengatai kami bodoh, begitu?" Sae Ron mencekal tangan Sohyun sambil meremasnya.

Sohyun merasa kesakitan, lalu menghentakkan tangan Sae Ron. "Bukan aku yang mengatakannya, tapi kau sendiri." Sohyun kemudian meninggalkan mereka.

"Dasar sombong! Egois! Kau pikir kita juga mau berteman dengan orang seperti mu? Tunggu saja sampai kau mendapat karmamu!" Desis Sae Ron.

¤¤¤

"Kau cantik sekali, Kim Sohyun," puji Mingyu. Hari ini adalah pertunjukan pertama dari balet akademi junior, dimana Sohyun mendapat peran utama sebagai princess Belle dalam cerita Beauty in the beast. Mingyu datang untuk melihat penampilannya.

"Kau baru sadar kalau aku memang cantik?" Sohyun mengibaskan rambut di lehernya dengan tangannya, bersikap sok cantik. Sikapnya memang berbeda jika di depan Mingyu.

Mingyu hanya bisa berdecak heran dengan tingkahnya.

"Halo Mingyu." Entah datang dari mana, Sae Ron kemudian duduk diantara Sohyun dan Mingyu hingga membuat Sohyun harus bergeser. "Bagaimana kabarmu? Kenapa akhir-akhir ini kau tak datang melihat kami latihan? Apa kau sakit? Dimana?" Sae Ron memberondong Mingyu dengan pertanyaan. Mingyu bingung harus menjawab apa. Dia hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Seingatnya, mereka tak terlalu dekat. Dirinya hanya pernah berbicara sekali dengan Sae Ron, itu pun untuk menanyakan keberadaan Sohyun.

"Eoh. Aku ada les," jawab Mingyu.

Sae Ron terus mengajak Mingyu bicara dan mengabaikan keberadaan Sohyun.

"Kau pikir dia datang untuk melihatmu?" Sindir Sohyun pada Sae Ron. Dengan wajah ditekuk, Sohyun menatap tajam pada Sae Ron. Dia tak suka dengan sikap caper-nya Sae Ron.

"Mingyu-ya, mau tidak mengantarku ke sana? Aku takut sendirian," pinta Sae Ron.

Sohyun tersenyum sinis. Bagaimana mungkin gangster seperti Sae Ron takut sendirian? Yang ada, anak-anak lain takut padanya.

Mingyu tak punya pilihan lain selain mengiyakan. Membuat Sohyun jengkel setengah mati. "Kemana? Kau ingin meninggalkanku sendiri?" Protes Sohyun.

"Hanya sebentar. Kenapa kau begitu padaku sih? Bukankah kau sudah sering bersama Mingyu. Aku hanya memintanya menemaniku sebentar."

Aish. Sohyun tak kuat untuk tak mengumpat dalam hatinya.

Saat mereka berdiri, Sohyun menjegal kaki Sae Ron dan membuatnya jatuh. Sohyun tersenyum dengan puas.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Mingyu panik sambil membantunya berdiri.

"Yak Kim Sohyun! Kenapa kau menjegalku!" Kesal Sae Ron.

"Aku? Menjegalmu? Kapan? Kau yang menjatuhkan dirimu sendiri," elak Sohyun dengan wajah ketusnya.

"Tapi tadi kakimu menjegalku, iya kan Mingyu?" Sae Ron mencoba mencari saksi.

"Apa kau melihatku menjegalnya?" Sohyun menatap tajam Mingyu sambil menekankan setiap katanya. Mingyu hanya menghela napasnya, paham dengan maksud Sohyun.

"Aku tidak melihatnya. Sudahlah. Katanya kau akan kesana, ayo ku antar," ucap Mingyu. Dia tidak ingin kedua gadis itu semakin menggila.

Namun rayuan Mingyu tak mempan. Sae Ron tetap bersikukuh bahwa Sohyun yang menjegalnya dan membuat kostum balletnya kotor dan sobek, sementara Sohyun bersikukuh tak melakukannya. Pertengkaran hebat pun terjadi hingga keduanya saling menjambak rambut lawannya. Mereka saling berteriak dan menyalahkan.

Sejak saat itulah, tujuan utama Sae Ron adalah menghancurkan Kim Sohyun dan ingin mendapatkan Kim Mingyu. Saat mendengar Mingyu dan Sohyun memasuki Kirrin, dia juga menyusul masuk ke Kirrin.

Sekarang, Kirrin Art School.

Kim Sohyun dan Kim Sae Ron saling menatap tajam sementara mereka saling berpelukan. Sudah hampir satu jam mereka seperti itu di kantor guru. Menjadi bahan tontonan bagi guru-guru.

"Jangan dilepas!" Perintah Yook Sungjae saat mereka hendak melepas pelukan masing-masing.

"Sampai kapan kita harus begini ssaem? Tangan kami sudah pegal," rengek Sohyun.

"Sampai kalian tidak bertengkar lagi. Apa kalian itu gangster, ha? Berkelahi di sekolah seperti preman."

"Kami salah ssaem. Kami tidak akan mengulanginya," ucap Sohyun. Dia memberi kode agar Sae Ron mengucapkan hal yang sama. Awalnya Sae Ron tidak mau, tapi dengan tatapan tajam Sohyun, dia akhirnya mau.

"Iya ssaem. Kami sudah baikan kok," bohong Sae Ron.

Tapi Sungjae tidaklah mudah dibohongi. Dia tahu kalau kedua muridnya itu masih bermusuhan dalam hati mereka. Dan inilah caranya untuk menghukum mereka dan mendamaikannya.

"Aniya. Tetap seperti itu sampai kalian sudah saling memaafkan."

Memaafkan, kakiku! Batin Sae Ron.

Aku-Kim Sohyun, tak bisa memaafkan Sae Ron yang telah menghina ibuku. Dia bahkan tak meminta maaf!

-TBC-

Jadi seperti itu ya, awal permusuhan Sae Ron dan Sohyun, bahkan jauh sebelum insiden paku payung. Ada alasan kenapa Sae Ron benci sama Sohyun selain cemburu sama Mingyu.

Oke. Ada pertanyaan atau tanggapan? Yang penting jangan tanya kapan update lagi T.T

Dream High 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang