53

1.5K 212 96
                                    

"Long time no see, Kim Mingyu."

Langkah kaki itu mendekati Mingyu.

Mingyu berbalik. Tatapannya berubah malas.

"Kau ingin bertemu denganku? Wah, aku tidak tahu bahwa kau begitu merindukanku." Pemilik suara itu terkekeh. Langkahnya terhenti ketika jaraknya dengan Mingyu tinggal 50 cm lagi. Dan seandainya punggung Mingyu belum menempel pada pagar kapal, mungkin dia akan terus melangkah.

"Tidak usah sok akrab, Kim Hanbin-ssi. Kau tahu 'kan, aku sudah membencimu sejak dulu."

Senyuman Hanbin menghilang seketika itu juga. "Kau, pikir aku juga menyukaimu, begitu?" Balasnya. "Cepat katakan! Aku tidak punya banyak waktu."

Cengiran menghiasi wajah Mingyu.

"Kalau kau memang tidak ada waktu, jangan habiskan waktumu yang sangat berharga itu untuk mendekati Kim Sohyun," sindir Mingyu.

"Aku? Mendekati Kim Sohyun? Malahan dia yang mendekatiku?"

Mingyu lepas kendali. Dia menerjang Hanbin dan menarik kerah bajunya. Untungnya tidak ada siapa-siapa di sekitar mereka.

"Kau pikir aku tidak tahu, apa yang telah kau lakukan padanya dulu?"

Keduanya saling menatap tajam. Ini bukan candaan. Jika tidak mengingat posisi Hanbin sebagai idol, mungkin mereka sudah adu jotos.

"Memangnya apa yang aku lakukan padanya, eo?" Tantang Hanbin.

Mulut Mingyu menyembik. "Apa kau yakin ingin mendengarnya?" Dia mendorong Hanbin.

Hanbin segera menyeimbangkan dirinya. Dia kembali pada mode coolnya, meski sebenarnya dia sangat ingin memukul namja di depannya itu. Augh, menyebalkan.

"Ku pikir kau seharusnya masih ingat bahwa kaulah yang membuat Sohyun dikeluarkan dari akademi balet."

Rasanya ada menghantam kepala Hanbin. Membuatnya diam seribu bahasa, kemudian kenangan menyeretnya kembali ke masa kelam itu. Kenangan yang membuatnya begitu merasa bersalah pada Kim Sohyun.

***

Mingyu menghentikan pertengkaran Sohyun dan Sae Ron. Bobby dan yang lain sibuk menahan Jungkook maupun Sae Ron yang ingin mengejar Sohyun yang entah akan dibawa kemana oleh Mingyu. Sementara Hanbin tak melakukan apapun. Bergerak seincipun tidak, meski dia sebenarnya ingin mengejar Sohyun. Melihat yeoja itu tadi, mengingatkannya pada yeoja lemah yang dulu pernah dengan tidak sengaja dilukainya.

Dia yang mengatai black swan itu jahat, namun pada kenyataannya, dialah yang membuat black swan itu menjadi jahat.

***

"Aku tidak menemukannya. Sebenarnya apa sih yang kau katakan padanya hingga membuatnya kabur begini?" S.Coup kembali mengomeli Mingyu. "Ah, gara-gara dia kita harus menunda kepulangan kita. Kita dalam masalah besar kalau dia tidak ditemukan."

Mingyu tidak bisa duduk dengan tenang. Dia masih mencoba menghubungi Sohyun.

"Apa yang sebenarnya kau katakan?" Ulang S.Coups.

"Aku--- hanya-- hanya-- sedikit memarahinya. Itu saja," jawab Mingyu lirih.

"Yak! Kau gila! Bagaimana bisa kau memarahi Sohyun tanpa tahu cerita yang sebenarnya? Kau tahu kan kalau dia itu ngambekan. Bisa-bisanya kau memperlakukannya begitu. Aku jadi ragu kalau kau pantas menjadi kekasihnya."

Mingyu merasa tertohok dengan ucapan S.Coups. Ya, S.Coups memang ada benarnya. Apakah dia pantas menyebut dirinya oppa setelah semua ini?

Untungnya keributan tak berlangsung lama. Yook Ssaem memberitahukan bahwa Kim Sohyun sudah ditemukan. Dan gadis itu saat ini sedang dalam perjalanan pulang ke Seoul. Semuanya lega meskipun ada beberapa yang kecewa dan mengharapkan bahwa Sohyun tidak pernah kembali.

***

Langit telah ditelan malam ketika siswa-siswi Kirrin tiba di sekolah tercinta mereka. Satu per satu menuruni bis. Beberapa dari mereka sudah ditunggu oleh jemputan mereka.

"Hanbin-a, mau ikut bersamaku?" Tawar Yoo Jung.

"Tidak perlu, manager hyung telah menunggu kami." Hanbin melirik sekilas mobil van di sisi kirinya, lalu melirik Bobby. Bagaimanapun dia merasa tidak enak padanya.

"Kau bisa pergi bersamanya kalau mau," ucap Bobby.

"Iya, hyung. Biar aku bisa berbaring di mobil. Ngomong-ngomong aku lelah sekali," kata si magnae, Chanwoo.

Yoo Jung menunggu dengan cemas keputusan Hanbin. Sebenarnya ada sesuatu yang ingin dikatakannya.

"Cepat naik! Apa kalian tidak lelah? Aku ingin segera sampai di dorm. Aku lelah sekali!" Seru Jinhwan yang kepalanya menyembul dari jendela mobil.

"Arrasheo, kami masuk," jawab Bobby. Dia kemudian berjalan melewati Hanbin dan Yoo Jung. "Hati-hati di jalan," katanya sebelum menutup pintu mobil.

***

Suasana canggung menyelimuti Hanbin dan Yoo Jung. Hanbin bahkan tak melihat Yoo Jung sejak mereka di dalam mobil. Dia menyenderkan kepalanya yang terasa berat di kaca sambil melihat jalanan dan lalu lalang mobil.

"Kau sepertinya memang menyukainya, Kim Sohyun?" Yoo Jung membuka suara.

Hanbin lumayan terkejut. Tapi rasa lelah hampir melumpuhkan semua saraf-sarafnya, dia pun tak banyak bereaksi.

"Kau tahu? Itu membuatku iri. Cara memandangmu padanya sungguh berbeda dengan caramu memandangku. Apa kau sungguh menyukainya?" Yoo Jung memberanikan diri untuk menatap Hanbin. "Sudah ku bilang untuk tak menatapnya seperti itu kan? Atau kau ingin semua orang segera sadar kalau kau memang menyukainya." Ada nada kesal pada ucapan Yoo Jung.

"Kim Hanbin, kau juga tahu kan kalau aku masih menyukaimu. Jadi tak bisakah untuk sementara ini kau berpura-pura tak menyukai orang lain? Setidaknya jangan menambah sakit hatiku. It hanya akan menambah lukaku. Dan bisakah jika orang itu bukan Sohyun? Kau sendiri tahu kan, kalau aku sedikit tak menyukainya. Ku pikir akan lebih baik jika kau mengencani yeoja lain. Asalkan bukan Kim Sohyun."

"Wae? Kenapa aku tak boleh menyukai Sohyun kalau kau saja bisa menyukiku yang sama sekali tak menyukaimu? Apa bedanya Sohyun dengan dirimu atau yeoja lainnya? Apakah dia lebih rendah atau semacamnya?" Hanbin tak bisa membendung kekesalannya. "Kau menyuruhku berpura-pura menyukai orang lain saat kau sendiri dengan terang-terangan menyukaiku dan hampir membuat persahabatanku rusak. Apa kau pikir itu adil? Kenapa kau egois sekali." Ungkapan itu akhirnya keluar dari mulut Hanbin.

Dada Yoo Jung bergetar. Tak butuh waktu lama untuknya menumpahkan air mata.

"Benar! Aku memang egois! Aku tak menyukainya dan tak ingin kau menyukainya. Kau tahu kenapa? Karena aku akan sangat merasa bersalah hanya dengan menatapnya, apalagi mengingat masa lalu kita. Kau pikir hanya kau yang punya rasa bersalah padanya? Aku juga! Bodohnya aku yang mengikuti saran konyolmu untuk melukai kakiku sendiri. Mengorbankan orang lain yang tak tahu apa-apa dan membuatnya menyerah pada mimpinya. Kau pikir selama ini tidurku nyenyak?" Yoo Jung berteriak ditengah-tengah isakannya. Kenangan itu sungguh menyakitkan untuk diingat kembali.

Hanbin masih sempat-sempatnya tertawa. "Benar. Aku memang menyuruhmu meletakkan paku payung itu di sepatumu, tapi siapa yang menduga bahwa kau akan mengkambinghitamkan Sohyun atas semua ini? Kau bisa bilang aku yang menaruhnya, kenapa Kim Sohyun? Itu yang sampai saat ini menjadi pertanyaanku."

"Pada akhirnya kaulah yang menyeretku ke dalam rasa bersalah ini."

-TBC-

Dream High 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang