Jungkook menyeruput coklat panas yang dibuatnya lima menit lalu. Meletakannya kembali di atas meja belajar setelah tersisa tiga perempat gelas.
Pandangannya tertuju pada rumah tetangganya. Tepatnya, pada jendela kamar persis di seberang kamarnya. Dia mengulas senyum jahil ketika lampu kamar itu menyala.
Menandakan kalau si empunya tidak mengabaikan pesan berantai yang dikirimnya sepuluh menit lalu.
Dua detik kemudian, jendela kaca yang tertutupi tirai putih itu bergeser. Menampilkan seorang gadis dengan piyama tidur bergambar beruang. Oh jangan lupakan rambutnya yang kusut di sana sini.
"Seo Yeon-ah, janya?" (Kamu sudah tidur?)
Dengan wajah ditekuk, Seo Yeon menggulung rambutnya tinggi-tinggi.
"Pikirmu ini jam berapa?"
Gadis itu meringsut. Memanyunkan bibir sembari menggosok kedua matanya. Sementara Jungkook, dia tertawa kecil.
Pukul dua belas malam, dan Jungkook mengganggu tidurnya dengan mengirim dua puluh sembilan pesan supaya dia mau keluar untuk menemui lelaki itu.
"Ada apa? Kenapa menggangguku malam-malam?" mata Seo Yeon sudah sepenuhnya terbuka. Menatap wajah Jungkook yang tertimpa cahaya lampu.
Jungkook memamerkan gigi kelincinya. "Temani aku membeli hadiah untuk Hye Sung besok, tiga hari lagi dia ulang tahun,"
Rahang Seo Yeon jatuh seketika, disusul dengan sebuah dengusan sebal.
Jungkook mengganggu tidurnya hanya untuk mengatakan hal itu?
Apa dia tidak bisa menunggu sampai matahari kembali besok?
Maksud Seo Yeon, apa berita ini sangat penting sampai-sampai dia harus memberitahunya detik ini juga?
"Jadi hanya itu yang mau kau katakan?"
Jungkook mengangguk dengan cepat. Tersenyum lebar layaknya apa yang dia lakukan adalah hal yang paling benar.
Lagi-lagi Seo Yeon mendengus sebal. Memutar bola matanya jengah sebelum menghela nafas kasar.
Sudah tiga tahun terakhir Seo Yeon menyimpan perasaannya untuk Jungkook, tapi lelaki itu tidak pernah sadar juga.
Jungkook hanya terfokus pada gadis-gadis yang berada di sekelilingnya, sampai-sampai tidak menyadari kalau ada gadis lain di sampingnya yang selalu setia menunggu.
Terkadang, kau baru akan menyadari arti hadir seseorang di hidupmu, ketika dia pergi meninggalkanmu.
Apa Seo Yeon perlu menghilang dulu baru Jungkook akan menyadari arti hadirnya?
Tapi sepertinya itu tidak mungkin terjadi, karena faktanya, Seo Yeon tidak bisa hidup berjauhan dengan si keras kepala Jungkook.
Tanpa keduanya sadari, mereka sudah saling ketergantungan satu sama lain.
Setiap kali Jungkook marah, hanya Seo Yeon yang berhasil menenangkannya.
Dan ketika Seo Yeon menangis, hanya Jungkook yang bisa menghentikannya.
Keduanya berbeda. Layaknya kutub utara dan selatan, tapi kalau sudah bertemu akan saling tarik menarik, karena membutuhkan satu sama lain.
Bagi Seo Yeon, tidak apa menunggu, karena dia percaya kalau suatu hari nanti Jungkook akan merasakan apa yang sekarang ini dia rasakan.
"Ya! Eodiga?" Jungkook memekik ketika Seo Yeon berbalik tanpa menjawab permintaannya tadi. (Hei! Mau kemana?)
"Tidur," jawab Seo Yeon sekenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN] Park Seo Yeon dan Jeon Jungkook sudah bersahabat sejak kecil sampai Jungkook berubah menjadi si populer di kampusnya. Diam-diam Seo Yeon menyimpan perasaannya untuk Jungkook, tapi gadis itu hanya bisa menunggu dan mencintai dalam...