08 | Pretend

27K 3.4K 183
                                    

Matahari semakin merendah di ujung barat. Lampu-lampu jalan mulai menyala dan menerangi setiap pejalan kaki. Bunyi kendaraan yang saling sahut menyahut pun mulai terdengar memekakan telinga. Mungkin si pengemudi ingin cepat-cepat sampai di rumah, entahlah siapa yang tahu.

Suasana V&C cafè semakin malam malah semakin ramai rupanya, ya walaupun hari ini ada sebuah pesta kecil-kecilan yang akan di adakan di sana, tapi itu tidak akan mengganggu pengunjung lain yang sudah setia datang setiap harinya.

"Aah, jadi begitu ceritanya.. aku masih tidak menyangka kalau Jisoo itu adik Jimin oppa," kata Seo Yeon pelan. Gadis itu memainkan gelas kopi yang tersisa seperempat bagian. Benar saja apa yang dikatakan Taehyung tadi, dia tidak merasakan sakit apapun setelah meminum kopi yang satu itu. Benar-benar mengejutkan.

Jimin mengangguk kecil. "Entahlah, aku masih belum bisa memaafkan Jungkook. Padahal Jisoo sendiri sudah menyuruhku untuk melupakan masalah itu, tapi tetap saja.. mana tega aku melihat dia menyakiti adikku."

Tepatnya satu tahun lalu ketika Jungkook menjalin hubungan dengan mahasiswi angkatannya, yang ternyata adalah adik dari Jimin yang notabennya dekat dengan Jungkook karena dia adalah sahabat Taehyung.

Jungkook sendiri tidak tahu kalau Jisoo adalah adik Jimin. Andai saja dulu Jungkook tau, mungkin dia akan mengakhiri hubungan mereka secara baik-baik supaya tidak merusak pertemanannya dengan Jimin. Ah sebenarnya Jungkook sudah melakukan yang terbaik, hanya saya ya.. perasaan wanita itu sulit di tebak.

Dulu Jungkook memutuskan Jisoo lantaran gadis itu semakin membosankan, apalagi mereka hanya bertahan empat bulan. Setelah putus dari Jungkook, Jisoo benar-benar terpuruk dan menangis setiap hari, dan ketika Jimin tau itu ulah Jungkook, Jimin benar-benar marah padanya.

Hingga saat ini pun, Jimin belum bisa kembali menjadi Jimin yang seperti dulu di depan Jungkook. Keduanya akan lebih memilih diam kalau tidak sengaja bertemu, atau pun kalau Taehyung dengan sengaja memertemukan mereka.

"Tapi aku harap kau tidak akan mengacaukan acaranya malam ini, Jiminie," celetuk Taehyung tiba-tiba. Dia menepuk bahu Jimin sekali dan memandangnya dengan tatapan percaya.

Jimin tertawa kecil. "Mana mungkin, kau pikir aku ini kekanakan? Lagi pula aku harus pergi. Besok aku ada kuis yang sangat penting."

Dan untungnya.. semarah-marahnya Jimin, dia tidak akan melakukan hal buruk seperti itu.

Taehyung menghela nafas lega. "Cepat atau lambat, kalian harus berbaikan."

Jimin tersenyum simpul. Dia tahu kalau Taehyung itu bermakud baik, tapi ya.. tetap saja.

"Aku pergi dulu," Jimin bangun dari duduknya, kemudian melempar pandangannya ke arah Seo Yeon dan Taehyung secara bergantian. "Aku pikir kalian akan double date? Angeurae? (Bukankah begitu?)

Sontak Seo Yeon membulatkan mata. "Eiy, tidak. Jangan berpikiran seperti itu. Kami tidak-"

"Intinya kami tidak berkencan, sudahlah sana cepat pergi," ucap Taehyung menyela perkataan Seo Yeon. Pemuda itu hanya tidak ingin kalau Jimin berpikiran yang tidak-tidak tentang mereka. Masalahnya adalah dia tidak enak hati dengan Seo Yeon.

Jimin mengngguk-anggukan kepalanya. "Na galkae," dia menempuk bahu Taehyung sekali sebelum melempar padangannya kepada Seo Yeon. "Sampai bertemu lagi, Seo Yeon-ah." (Aku pergi)

Selepas Jimin pergi, keduanya saling diam untuk beberapa detik sampai akhirnya bunyi ponsel Seo Yeon menginterupsi mereka.

"Sunbae, Jungkook sudah sampai. Dia ada di parkiran," kata Seo Yeon setelah mengecek pesan masuk dari Jungkook.

I'm HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang