25 | Talk

22.4K 2.3K 679
                                    

Hujan yang mengguyur kota Seoul sejak kemarin telah berhenti sepenuhnya. Menyisakan awan mendung yang belum juga hilang serta genangan air yang berkumpul menjadi satu di pinggir-pinggir jalan.

Siang itu, Seo Yeon kecil tengah berbaring di atas kasur empuknya dengan selimut tebal yang menutupi hingga sebatas leher. Kedua matanya terpejam dengan deru nafas teratur.

"Yeonie-ya, ayo main di luar seperti kemarin. Ayo main hujan-hujanan.."

Jungkook, bocah lima tahun yang baru saja masuk ke dalam kamar Seo Yeon lantas menghampiri tubuh kecil itu. Mengguncangnya perlahan sampai kedua kelopak mata Seo Yeon terbuka.

"Kookie.."

Kening Jungkook mengernyit. "Ada apa? Ayo jangan tidur terus. Ayo main di luar, Yeonie." Kembali Jungkook mengguncang tubuh Seo Yeon. Menarik selimut yang menutupi tubuh mungil gadis kecil itu.

"Kookie.. appo.." rengek Seo Yeon. Bibirnya pucatnya bergetar. Iris kecokelatannya tak secerah biasanya. Perlahan, air mata gadis itu menggenang, kemudian luruh begitu saja membasahi kedua pipi tembamnya. (Sakit)

Jungkook yang saat itu tak mengerti apa pun lantas ikut naik ke atas ranjang Seo Yeon. Lalu duduk di sebelahnya. "Apanya yang sakit, Yeonie?"

Seo Yeon bangun dari tidurnya, ia duduk dengan kaki di luruskan. "Kepalaku. Kepalaku sakit, Kookie.." ucap Seo Yeon sembari memegangi kepalanya. Tangisnya semakin menjadi. Menggema di dalam ruangan yang di dominasi karakter doraemon itu.

Sayangnya, rumah itu benar-benar sepi. Ayah Seo Yeon sedang bekerja, sementara ibunya membawa serta Seo Jin pergi ke mini market di persimpangan jalan. Hanya ada mereka berdua dan anak anjing yang berada di halaman belakang.

"Sangat sakit, ya? Ini pasti gara-gara hujan kemarin. Jung Hyun hyung bilang kalau kita tidak boleh main hujan-hujanan, tapi Kookie memaksa Yeonie ikut. Maafkan Kookie ya, Yeonie?" ucap Jungkook yang terdengar begitu polos. Bocah itu mendekat, memeluk tubuh mungil Seo Yeon dengan erat.

Tangis Seo Yeon semakin pecah. Sementara Jungkook mengusap-usap punggung Seo Yeon dengan lembut. Meniru apa yang biasa dilakukan ibunya kala ia sedang menangis. Diam-diam, air mata bocah laki-laki itu ikut menggenang karena melihat Seo Yeon menangis.

"Yeonie tunggu di sini sebentar ya. Biar Kookie panggilkan eomma dan hyung dulu, eoh?" ucap Jungkook setelah melepaskan pelukannya. Kedua ibu jari mungilnya terangkat. Mengusap jejak air mata di pipi Seo Yeon.

"Tidak mau! Kookie harus di sini. Temani Yeonie. Jangan pergi kemana-mana. Aku tidak mau sendirian!!"

"Sebentar saja, eoh? Hanya satu menit! Kookie janji!!"

Gadis kecil itu kembali terisak. Kali ini lebih hebat. "Tidak.. hikss.. aku tidak mau ditinggal.. hiks.. Kookie jahat.."

"Arraseo, arraseo, Kookie akan tetap di sini. Jadi kita menunggu ibumu pulang saja ya? Jangan nangis, Yeonie-ya.. Kookie minta maaf ya?" lagi-lagi Jungkook mengusap pipi serta kedua mata Seo Yeon dengan tangan mungilnya.

Perlahan, tangis Seo Yeon mereda. Gadis itu menatap Jungkook sepenuhnya. "Jangan tinggalkan aku ya, Kookie? Aku takut sendirian.."

"Iya.. Yeonie tidur saja, Kookie di sini."

Seo Yeon menggeleng samar. "Tidak mau. Nanti Kookie pergi."

"Tidak. Kookie akan tetap di sini. Di samping Yeonie sampai kepala Yeonie tidak sakit lagi. Kookie janji!" Jungkook tersenyum memamerkan gigi berlubangnya yang terlihat lucu. Mata bulatnya berbinar cerah. Menatap Seo Yeon dengan penuh kasih sayang.

I'm HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang