04 | Him

29.9K 3.7K 255
                                    

Seo Yeon's POV

Aku membanting pintu dengan sedikit kesal.

Kemudian berjalan cepat sambil meniti anak tangga satu persatu.

"Noona, na baegopa," (Aku lapar)

Oh astaga Park Seo Jin, apa dia tidak bisa memasak makanannya sendiri?! Apa dia tidak sadar kalau noona nya ini sedang dalam suasana hati yang buruk?

"Noona," kali ini dia merengek.

Heol. Lihatlah kelakuan anak laki-laki tingkat akhir SMA itu.

Dia merengek layaknya anak TK yang tidak diberi mainan oleh Ibunya.

Aku hanya bisa mengehela nafas panjang sambil memutar tubuhku kembali. Kemudian turun lagi ke lantai bawah sampai aku bisa melihat wajah Seo Jin dengan senyum mengembang.

"Eiy, noona, wajahmu jelek sekali seperti benang kusut."

Aku meliriknya tajam sembari terus melangkah melewati tubuh jangkungnya.

"Diam atau kau tidak akan makan Seo Jin," desisku. Dua detik berikutnya dia meringsut ke meja makan sambil tersenyum lebar.

Tidak banyak yang aku masak, karena sejujurnya aku hanya memanaskannya saja.

Tadi Ibuku sempat masak dulu sebelum pergi ke rumah pamanku. Padahal aku mau ikut, hanya saja tadi aku lebih memilih menemani Jungkook.

Dan sialnya dia malah meninggalkanku.

Astaga aku mengingatnya lagi.

Oke, lupakan.

Sementara Ayahku belum pulang bekerja. Mungkin, Ayah akan menjemput Ibu dulu.

Jadi, ya.. tinggalah aku dan Seo Jin di rumah.

Aku menata makanan di atas meja. Tentu saja dibantu Seo Jin karena dia yang ingin makan.

"Mani mogo," tanganku mengelus puncak kepala Seo Jin sebelum melangkah pergi. (Makan yang banyak)

"Noona, an-mogo?" (Kau tidak makan?)

Aku menggeleng. "Oh ya, Seo Jin-ah," kakiku kembali melangkah mendekatinya. Dia mendengus sebal karena aku memanggilnya saat dia baru saja mau menyuap nasi. "Jangan biarkan Jungkook masuk, eoh? Tidak peduli apapun."

Seo Jin mengernyit. "Eiy, kalian bertengkar lagi?" Ia memasukan satu sendok nasi ke dalam mulutnya.

Bertengkar ya? Entahlah, aku sendiri tidak tahu. Yang pasti aku masih kesal dengannya.

"Pokoknya jangan biarkan dia masuk," ucapku sekali lagi.

Sementara Seo Jin, dia mengangguk-anggukan kepala sembari mengibaskan tangannya di udara. Menyuruhku pergi.

Benar-benar tidak tahu terima kasih.

Aku kembali menuju kamarku. Merebahkan tubuhku di atas kasur untuk lima detik sebelum bergegas mengambil baju, dan melesat ke kamar mandi di lantai bawah.

I'm HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang