Happy reading
***
"Eonni, temani aku keluar sebentar!" bujuk sinb pada eonni nya.
"Dengan yerin eonni saja sinb, aku mengantuk" jawab yuju yang makin merapat pada selimut tebalnya.
"Tidak bisa!, aku sudah ada janji dengan tae oppa!" tolak yerin saat sinb akan bicara.
"Eonni... kalian jahat!" rengek sinb. "Bukankah hari ini jatah nya yerin eonni membawa pakaian kotor untuk dicuci?"
"Ne!, saat aku membawa pakaian kotor untuk dicuci, sekalian juga aku pergi bersama tae oppa, hari ini dia juga bertugas membawa pakaian kotor untuk dicuci!" papar yerin, membuat sinb melongo tak percaya.
Yerin yang sedari tadi menata rambutnya, tak melihat ekspresi kecewa dari sinb. "Eonni, sekali ini saja antar aku! Untuk jan..."
"Sinb-ya janji itu tidak boleh di ingkari kan?" ucap yerin dengan senyum mengembang.
'Sinb POV'
"Sinb-ya janji itu tidak boleh di ingkari kan?" ucap eonni dengan senyum mengembang.
Senyum apa itu?, dua eonni ku ini sangat tega dengan dongsaeng nya. Yang satu tidur, yang satu lagi ada janji. Lalu siapa yang akan menemani ku?.
Umji-ya
Aku segera keluar dari kamar, menuju kamar umji, sowon eonni dan eunha eonni.
Krekk...
"Umji-ya?" panggil ku saat membuka kamar mereka.
"Ne eonni, wae?" tanya umji yang duduk di samping sowon eonni yang tertidur. Kenapa mata sowon eonni bengkak? Apa dia habis menangis?.
Aku melangkah masuk kedalam kamar, kearah tempat tidur sowon eonni. "Ada apa dengan sowon eonni?" tanyaku pada umji.
"Gwenchana eonni. Sowon eonni hanya lelah!"
Apa iya?, apa ada hubungannya mata bengkak dengan lelah?
"Umji-ya bisa temani aku!, aku ingin bertemu dengan namjachingu ku sore ini di depan gerbang utama." jelasku padanya, semoga dia mau menemani ku.
Umji menganggukkan kepalanya setuju, ah... dongsaeng ku ini memang sangat baik. "Aku akan ambil jaket dulu eonni" ucapnya melangkah kearah ranjang nya sendiri mengambil jaket berwarna putih kesukaannya.
'Sinb POV end'
Jam menunjukkan pukul 3 sore langit pun sudah mulai terlihat orange, sinb dna umji baru saja keluar dari pagar gedung asrama, mereka terus berjalan sampai di halaman depan sekolah yang sangat luas.
"Umji-ya kau tunggu di sana saja ya!" ujar sinb menunjuk tempat di mana biasanya anak-nak selesai berolahraga di luar sekolah.
"Ne eonni!, tapi jangan lama-lama ya!"
"Ne, eonni tidak akan lama." "dah!..." sinb segera pergi meninggalkan umji, menuju gerbang utama sekolah, kemudian keluar melewati pintu kecil yang biasanya untuk murid jika butuh membeli sesuatu dari luar sekolah.
"Eonni, seperti sedang memanfaatkan aku!" celetuk umji tanpa dosa. Kemudia tidak lama dia menepuk mulutnya sendiri. "Umji, apa kau tidak waras?, eonni mu tidak seperti itu!"
Umji kemudian pergi menuju tempat istirahat anak olahraga.
'Umji POV'
Aku duduk dengan kaki menyilang di atas dingin nya lantai marmer ini. Langit masih berwarna keemasan, sudah jam berapa sekarang?.
Brugkh~
Aku menoleh ke belakang kaget. Apa ada orang di dalam ruangan itu?, jam segini?.
Mataku mulai mencari-cari siapa?, tapi tidak terlihat karena memang tidak ada lampu di dalam sana. "Mungkin kucing." pikir ku.
Brugkh~
Kembali aku menoleh ke arah belakangku, tidak apa pun, suaranya juga hilang lagi, apa itu hantu?, tapi mana mungkin?.
Karena aku penasaran aku berdiri dna melangkah masuk ke dalam ruangan itu. Tapi tidak ada siapa pun di sini.
Chakkaman!, itu apa?. Aku melihat seseorang dibalik tumpukan kardus di sudut ruangan.
Segera aku melangkah lebar untuk melihat apa yang terjadi. Aku sangat terkejut mendapati 2 orang namja yang tengah memegang perutnya menahan sakit, dan satu lagi berdiri di depan mereka. Bukannya dia...
Namja itu tiba-tiba menoleh kearah ku, sepertinya dia sadar aku di sini.
*BHUK
"AKHH!"
Aku kaget sampai berteriak keras salah satu dari dua namja itu memukul namja bermata dingin dengan sangat keras sampai dia terjatuh.
'apa yang harus aku lakukan?, ini harus dihentikan!' batinku terus berteriak mencari solusi. 'wah... terima kasih waktunya sangat pas!'
"YAKKK....." teriakku kesal. Membuat mereka semua menoleh. Aku mengisyaratkan namja bermata dingin itu untuk mendorong mereka ke arah pintu, dan dia pun paham lalu mendorong dua namja tadi.
Secepat kilat aku berlari menuju namja ber mata dingin itu yang beringsut dibalik tingginya tumpukan kardus, dengan sudut bibirnya yang berdarah, dan beberapa memar-memar lainnya.
Sunyi~~
Berarti rencanaku berhasil, aku terduduk mengatur napas ku yang ngos-ngosan.
"Bagaimana kau tau ada guru killer yang akan menuju kemari?" tanya namja bermata dingin itu padaku.
"Karena bayangannya terlihat."
"kau tau dari mana dia itu guru killer?, bisa saja tukang sapu, atau satpam." dia itu mau main tebak-tebakan denganku?.
"Karena jam segini biasanya guru killer akan mengecek semua tempat yang ada di gedung ini." paparku padanya, dia itu sok polos atau bagimana?. "Kau juga sudah tau itu guru killer kan?"
Bukannya dijawab namja itu malah berdiri dan pergi meninggalkanku yang masih duduk mengatur napas.
"BERHENTI!" "APA KAU SUDAH GILA?" makiku kesal. "KAU TIDAK BISA KELUAR SEKARANG GURU KILLER MASIH LUAR, KAU AKAN TERKENA MASALAH, AKU DNA EONNI KU PASTI JUGA AKAN DAPAT MASALAH!" kembali dia menatap ku tajam, sama sewaktu di kantin tadi. Tapi bukan itu fokusku, aku malah berfokus pada mata kanannya yang sedikit memar dengan warna keunguan.
'Umji POV end'
"Biar aku obati dulu lukanya!" ucap umji, dengan sedikit ragu
"Bukan urusanmu, naga!"
"Shireo!"
"Wae?"
"Aku Khawatir"
***
"Oppa bogoshipo!"
"Naddo bogoshipo"
"Oppa kenapa baru menemuiku?"
"Mianhae Chagiya"
***
Woah... part ini lumayan panjang. Disambung lain waktu ya. Akan terus update kok. Makasih yang sudah mau baca dan kasih vote.
Jangan lupa votenya lagi, kalau bisa sama comment ya, butuh kritik dan saran nih
Bye
KAMU SEDANG MEMBACA
High School (END)
Fiksi PenggemarMenceritakan tentang kisah cinta anggota BTS Dan anggota G-FRIEND di masa sekolah. Cerita pertama ku, dengan genre FF. Sinopsis ada dibagian awal.