☆Chapter 10 : Canda dan Tawa (SEASON 1 END)☆

942 85 83
                                    

Hara mengajak Raiga dan yang lainnya untuk berkunjung ke tempat tinggalnya, tidak disangka, ternyata rumahnya begitu megah dan indah walaupun ada sedikit sampah di pinggiran, tapi itu tidak menutupi kemewahan dari tempat ini.

Namun, entah kenapa, ketika Hara mengetuk pintu, tiba-tiba saja seorang lelaki langsung mendobrak pintu tersebut hingga patah mengenai Hara, dan yang lebih anehnya lagi, sang lelaki itu menyebut Hara sebagai seorang pelayannya.

Lantas, apakah itu benar?

***

"Aw! Aw! Aw!" Hara langsung melemparkan kepingan-kepingan pintu yang mengenai tubuhnya ke sembarang arah, setelah itu dia menatap lelaki yang barusan menghancurkan pintu rumah tersebut. "Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan!? Kenapa kau menendang pintu hingga hancur berkeping-keping, Gallow?"

Gallow tersenyum, dia membungkukan badan terlebih dahulu. "Jangan menunjukkan sikap tak sopanmu padaku, wahai pelayanku, Hara Vity."

"Pelayan kau bilang?" Hara mulai memerah, rasanya seluruh darahnya sudah naik ke ubun-ubunnya bagaikan kembang api yang meledak-ledak di langit. "Aku ini kakak kandungmu, bodoh!"

Begitu ya, jadi Hara bukan pelayan di sini. Pikir Raiga dengan termenung.

"Hm?" Gallow memasang muka meledek. "Jangan mempermalukanku, aku ini majikanmu, Hara Vity."

Hara langsung masuk ke dalam rumah, melewati Gallow yang masih berdiri di sana. "Kalian semua, ayo ikuti aku! Jangan meladeni Adikku! Dia punya penyakit kejiwaan!"

Mendengarnya Gallow langsung terkejut.

Raiga, Yuna, Zapar dan Claudio menuruti perintah Hara, memasuki rumah tanpa menatap wajah Gallow.

***

"Tapi kan dia Adikmu?"

Setelah mereka semua dipersilakan masuk ke dalam kamar Hara, Yuna langsung berbicara kasar pada gadis berambut hitam itu dengan kesal.

"Aku tidak peduli, dia itu memang bocah aneh, sudahlah, lupakan dia, sekarang aku ingin Tuan Claudio berdiri di belakangku." perintah Hara pada Claudio dengan raut muka malas.

Mendengar itu, Claudio langsung mengangguk dan berdiri di belakang Hara. "Apa yang harus kulakukan di sini, Hara Vity?"

"Pijat pundakku! Cepat!"

Raiga benar-benar sudah tidak tahan melihat perlakuan Hara pada Malaikat Elit. "Hara, kurasa kau sudah keterlaluan," ucap Raiga dengan memasukkan tangannya ke saku celana, matanya menunjukkan amarah yang berkobar. "Berhentilah membuat Malaikat Elit terlihat rendah, kau seharusnya tahu itu, apa yang telah kau lakukan akan dipertanggung jawabkan di akhirat nanti, bodoh."

"Akhirat kau bilang?" Hara menahan tawanya. "Setelah kupikir-pikir, kau lumayan juga, bagaimana kalau kau juga memijat kakiku, Tuan Raiga?"

PLAK!

Sebuah tamparan telah melukai pipi Hara hingga dia terempas ke samping, dan tidak ada yang menduganya kalau yang telah menampar gadis penggila anjing adalah Yuna.

"Kau sudah kelewatan!" Yuna berdiri di hadapan Hara dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku akan membuatmu menyesal, manusia terkutuk!"

RAIGA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang