☆[S2] Chapter 20 : Lenyap (SEASON 2 END)☆

500 89 36
                                    

☆Picture : Chogo☆

"Berdasarkan pengamatanku, seharusnya seminggu yang lalu kau turun ke bumi bersama Melios, bukan? Lalu mengapa kau tak datang pada hari keberangkatanmu, Raiga?"

Saat ini, Raiga sedang diinterogasi di ruangan pribadi milik Pak Bravo, namun, bukan seorang guru yang menginterogasi Raiga, melainkan salah satu malaikat elit bernama Risa Minir. Alasan Raiga dibawa ke sana karena dugaan bahwa dia memiliki ciri-ciri yang sama dari malaikat pendendam yang sudah melegenda, semua orang di sekolahnya kini menganggap lelaki itu sebagai reinkarnasi malaikat pendendam, dan itu karena kesalahannya menunjukkan kilauan cahaya biru di dua bola matanya, itulah yang menyebabkan Melios memanggil Risa Minir, malaikat elit ke delapan, untuk mengurus masalah ini.

Tentu saja, seperti yang kita tahu, Raiga adalah sosok lelaki yang tidak suka berada dalam masalah karena dia sangat pemalas, bahkan, saat ini pun, ketika Risa Minir menginterogasinya, Raiga malah tertidur dengan posisi duduk di hadapan sang malaikat kedelapan, sungguh tidak sopan.

"Kau dengar aku, Raiga?" Beruntung, Risa Minir merupakan wanita yang penyabar, walaupun anak yang ditanyai tidak merespon, dia tetap menjaga suara lembutnya.

Raiga sedikit membuka matanya dan menguap selebar-lebarnya, lalu berkata, "Apa kau tidak lihat? Aku sedang tidur, setidaknya tunggulah sebentar lagi, lagi pula, untuk apa aku menjawab pertanyaan yang jelas tidak perlu kujawab? Itu hanya membuang-buang wak--"

SRET!

Risa, dengan menarik selebaran yang ada di payudaranya langsung ditunjukkan ke muka Raiga agar anak itu membaca sesuatu yang tertulis di sana. Baru saja mata Raiga melirik ke arah selebaran yang didekatkan ke mukanya membuat wajah anak itu terkejut setengah mati, melenyapkan muka lesu yang biasanya.

"Ap-Apa ini?" Raiga merebut kertas yang dipegang Risa dan membaca lebih detail sampai selesai, kemudian dia menatap wajah malaikat elit di hadapannya dengan kesal setelah membaca selebaran itu. "Kau akan melenyapkan orang-orang yang penting bagiku jika aku tidak mau menjawab pertanyaanmu? Bukankah itu sebuah ancaman? Kenapa kau melakukan hal yang mirip seperti Iblis, padahal kau seorang malaikat elit, Nona Risa?"

Risa Minir tersenyum ramah pada Raiga setelah anak itu membeberkan informasi yang ada di kertas miliknya. "Maaf, tapi tidak ada toleransi untuk seorang lelaki yang tertidur saat interogasi di mulai di hadapan malaikat elit sepertiku. Jadi, mari kita ulang kembali pertanyaan yang belum kau jawab, Raiga," ucap Risa dengan suara yang manis. "Mengapa kau tidak datang pada hari keberangkatanmu untuk bertugas di Bumi bersama Melios?"

Raiga menggertakkan giginya. "Saat itu, aku masih dirawat di rumah sakit karena mengalami kecelakaan." ungkap Raiga tanpa menjelaskan kecelakaan yang menimpanya pada Risa, tapi sayangnya, walaupun dia tidak memberitahu kecelakaan tersebut, wanita itu sudah mengetahuinya.

"Apa maksudmu," Risa tersenyum gemas. "Kecelakaan karena ikut campur pada masalah keluarga orang lain? Begitu?"

Raiga kaget mendengar sindiran itu, dia tidak percaya kalau wanita itu bisa tahu tentang sesuatu yang telah menimpanya. Sebenarnya, dari mana dia mengetahui itu semua?

"Kenapa kau bisa tahu?" tanya Raiga blak-blakan.

Risa menghela napasnya. "Insiden yang telah terjadi pada keluarga Turga Garelio Serro sudah diketahui oleh seluruh malaikat elit melalui pengintaian suci yang kami lakukan."

"Jadi begitu," Raiga menatap malas muka Risa. "Selain menjaga masyarakat, ternyata para malaikat elit juga suka mengintip, ya? Kurasa, itu adalah tindakan yang tidak sopan, karena aku yakin, kalian juga sering mengintip seseorang yang sedang mandi, 'kan? Mengerikan." Raiga mencoba mencairkan suasana dengan mengatakan hal itu, tapi sayang sekali, Risa tidak terpengaruh pada sindiran tersebut.

RAIGA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang