"Karena aku adalah anakmu, Papa."
"Anakku? Aku tidak pernah ingat kalau aku punya Anak bodoh sepertimu, semua keturunanku harus berkualitas, karena itulah, kau tidak berguna untuk menjadi anakku, Zapar," kata Tuan Garelio dengan mendengus sebal. "Sekarang, angkatkan kakimu ke luar! Anak tidak berguna."
Zapar menundukkan kepalanya.
Ibunya yang melihat pertengkaran itu menangis di balik jendela, dia tidak tahan lagi memandang perpecahan yang terjadi di keluarga kecilnya.
"Kenapa kau melakukan hal keji seperti ini pada keluargamu sendiri, Papa? Bukankah aku ini darah dagingmu? Apa kau sama sekali tidak sayang pada Putramu sendiri? Aku selalu menahannya selama ini, semua yang kau lakukan pada keluargamu sendiri, itu sangat buruk, Papa! Kumohon! Satu kali ini saja! Aku ingin kau menjadi Ayah yang baik!"
Zapar menyerukan amarahnya yang selalu dia pendam dari dulu, meluapkan emosinya dengan suara yang begitu keras hingga ibunya mendengar dan kaget. Sementara Tuan Garelio malah mendengus jijik pada Zapar, seakan-akan semua yang dikatakan oleh anaknya adalah sampah.
"Kalau kau memaksa, baiklah, aku akan menjadi Ayah yang baik untukmu, Zapar," Tuan Garelio tersenyum licik dan tiba-tiba, dia menembakkan sebuah cahaya yang sama seperti sebelumnya pada Zapar dari ujung telunjuknya. Cahaya itu melesat dengan cepat sampai Zapar sendiri tidak bisa melihatnya. "Tapi setelah kau mati di depanku."
BLATS!
Dengan berlari kencang, Raiga yang masih mengamuk langsung melebarkan sayap birunya dan sampai di hadapan Zapar, kemudian lelaki itu menangkis cahaya dari Tuan Garelio menggunakan sayapnya. Membuat cahaya itu memantul-mantul ke setiap sudut ruangan dan melesat ke luar jendela.
"Jangan pernah kau melukai temanku lagi, keparat!" Raiga menggeram dengan suara yang menyeramkan, aura biru mulai menyelimuti tubuhnya. "Sekarang, kau harus menerima seranganku! MALAIKAT KEPARAT!"
Baru saja Raiga akan memberikan serangan pada Tuan Garelio, sebuah pukulan yang mengenai belakang lehernya membuat malaikat bersayap biru itu pingsan, dan tidak disangka-sangka kalau yang telah melakukan itu adalah Zapar.
"Kawan, sudah hentikan," ucap Zapar dengan menerima tubuh Raiga yang jatuh ke dadanya. "Biar aku yang mengurus sisanya." Zapar langsung melirik wajah ayahnya dengan tatapan menindas.
"Oho? Sepertinya akan menarik, kau mau menyelamatkan Nak Raiga, ya? Hatimu mulia sekali, Putraku. Tapi sayangnya, aku tidak tertarik padamu." Tuan Garelio terkekeh-kekeh melihat Zapar melakukan hal yang barusan.
Mata Zapar mengerling pada wajah Raiga yang ada di dadanya lalu beralih pada Yuna yang tergeletak tidak berdaya di lantai dengan darah berceceran dari mulutnya. Melihat kedua sahabatnya disiksa oleh ayah kandungnya sendiri, membuat urat-urat nadi di seluruh tubuh Zapar menonjol, menandakan kalau dia sedang sangat kesal saat ini.
"Puaskah kau," ucap Zapar dengan membaringkan tubuh Raiga di dekat Yuna. "Melakukan ini semua pada sahabat-sahabatku, Papa? Puaskah kau mengacak-acak hati mereka hingga tidak berdaya seperti ini, Papa? Aku tidak akan pernah memaafkanmu!"
Tuan Garelio tersenyum mendengarnya. "Jika kau bertanya begitu, tentu saja aku masih belum puas. Andai saja kau membawa lebih banyak teman-temanmu untuk datang ke sini, mungkin dengan itu, aku bisa merasa sedikit puas, Zapar."
SET! JELEGAR!
Zapar mengaktifkan sayap merahnya dan terbang melesat ke tempat ayahnya berdiri sampai dia menabrak tembok hingga hancur berkeping-keping, membuat ruangan di sebelah terlihat akibat dinding yang terbuka. Tubuh Zapar terlempar ke ruangan sebelah yang merupakan ruang dapur. Dia menjatuhkan beberapa benda di sana hingga bunyi 'klontrang' bergema dalam sesaat.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIGA ✓
FantasiaRaiga adalah seorang malaikat yang diturunkan dari Surga ke Bumi untuk melaksanakan tugasnya, yaitu membimbing para manusia ke jalan yang benar. Namun, ketika dia hidup di Bumi, Raiga bertemu dengan seorang gadis dan tiba-tiba melupakan tugas pentin...