☆[S2] Chapter 14 : Musuh Raiga☆

494 76 95
                                    

☆Picture : ZAPAR☆

Raiga dan Yuna telah berhasil sampai di depan gerbang rumah Zapar, mereka lega, tapi, para penjaga yang menjaga rumah teman mereka terlalu banyak, membuat Raiga mual saking tidak pedulinya. Syukurnya, Yuna memiliki suatu cara untuk membuat mereka bisa masuk ke dalam kediaman Zapar.

☆☆☆

"Huh~ membosankan sekali," ucap seorang pria salah satu penjaga rumah Zapar yang sedang berdiri tegak di sisi sebelah kanan gerbang, dia terlihat lelah, buktinya, keringat manja telah mengucur ke lehernya seperti air terjun bidadari. "Andai saja dulu aku sekolah dengan benar, mungkin aku tidak akan berakhir menjadi seorang penjaga gerbang seperti ini, aku sangat menyesalinya."

Temannya yang ada di sisi gerbang bagian kiri malah menertawakan nasibnya. "Hehehe, aku tidak sangka kalau kau ternyata memiliki masa lalu yang kelam, hehehe!"

"Berisik kau!"

"Tapi, itu benar, kan? Heheh!"

"Padahal nasib kita sama, tapi mengapa kau berkata seolah-olah kau lebih baik dariku?"

"Itu jelas, karena--"

Tiba-tiba, Yuna datang di depan mereka, memotong pertengkaran para penjaga tampan itu, dia terlihat percaya diri sekali, membuat dua pria itu tidak mengerti apa yang membuat gadis mungil itu senyam-senyum sendiri.

"Maaf?" ucap Yuna dengan nada yang super seksi. "Apakah kalian pria tulen?"

Mendengar pertanyaan konyol Yuna, membuat muka para penjaga itu terkejut. "Tentu saja kami tulen, memangnya kenapa?"

"Yah ... umm ... anu, aku ingin meminta sesuatu pada kalian," Semakin lama, nada Yuna yang menggoda membuat selangkangan para penjaga itu bergetar. "Selama ini, aku ingin merasakan sensasi nikmatnya saat membuat ... bayi."

"ARGH! JANGAN! HENTIKAN!" Mereka, para penjaga yang mendengar rengekan Yuna langsung pingsan serentak karena tidak tahan mendengar suara desahan gadis itu.

Sementara Raiga sedang menunggu di balik pohon, dia sendiri sedang tidur dengan menampilkan pertunjukkan heboh di hidungnya, yaitu mengorok. Sadar aksinya membuahkan hasil, Yuna pun meloncat senang.

"Akhirnya, aku berhasil menyingkirkan dinding penghalang rumah Zapar, kalau begitu, aku harus cepat-cepat beritahu Raiga sebelum para penjaga bangun kembali!"

Yuna pun segera menemui Raiga, dia agak kesal melihat temannya malah enak-enakan ngorok di saat dirinya sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya di hadapan para penjaga.

"Raiga! Raiga! Ayo bangun, kita harus cepat masuk ke dalam gerbang sebelum mereka sadar kembali!" Yuna menggoyang-goyangkan hidung Raiga agar temannya itu bangun, beruntung, lelaki berambut putih itu langsung membuka matanya dan menguap lebar.

"Bagaimana?" tanya Raiga masih menguap. "Apa kau berhasil?"

"Pokoknya! Kita harus cepat!" Yuna langsung menarik hidung Raiga dan berlari untuk masuk ke dalam gerbang. Mereka melewati para penjaga yang tergelepar tak bernyawa di permukaan tanah karena desahan Yuna.

Raiga sendiri masih bingung mengapa Yuna bisa membuat para penjaga pingsan, tapi dia tidak peduli tentang itu, yang penting, intinya mereka telah berhasil melewati rintangan.

RAIGA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang