Dalam kepalamu, terbangun khayal yang megah. Bertumpuk-tumpuk ide yang tak sempat kau tuang di atas meja. Kau simpan dalam hatimu, sediakan tempat seluas samudra. Kelak tak lagi satu-satu hal-hal yang kau pinta.
Entah, sejak kapan pula cukupmu menjadi serakah. Inginkan lebih, inginkan segalanya. Di bibirmu, tersungging kecewa.Tersembunyi dan tak akan kucari.
Badai di dadaku menggulung segala kemungkinan, yang kau tanam kemarin malam. Yang kerap kau siram dengan air hujan. Sebab biru ia mengelam, sebab merah ia lebam.
Maka terjadi, perjalananmu harus berhenti. Segala khawatir, telah takwir. Kupulangkan cinta pada pelukmu, yang menjadi rumah bagi jiwa yang remah.
Wonderland, 18 April 2017
Julie

KAMU SEDANG MEMBACA
JEJAK
PoesíaKumpulan sajak dan prosa tentang kehilangan, luka dan memulihkannya. Rasakanlah...